demikian, kekhasan
wawancara mendalam
adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.
9
2 Sumber data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara
tidak langsung dari objek yang diteliti yang merupakan data penunjang penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber untuk
melengkapi penelitian.
10
Data sekunder merupakan data yang memang sudah ada yang didapatkan dari instansi tertentu yaitu
kantor PSM jika datanya masih relevan dengan fokus penelitian. Sebagai kelengkapan dari observasi dan wawancara mendalam
yang telah dilakukan, peneliti mencari dan membaca buku-buku hasil penelitian atau literatur apa pun yang masih relevan dengan
fokus penelitian yang bisa membantu agar data yang di dapatkan lebih lengkap.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh secara sitematis, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
11
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kualitatif. Cara ini dimaksudkan dengan menghubung-hubungkan
9
Rony Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Jurimeter Jakarta: Ghalis, 1994, h. 57.
10
Opcit
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan RD Bandung: Alfabeta, 2008
h. 355
berbagai keterangan yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung kemudian ditarik makna dari keterkaitan hubungan antar
berbagai makna yang ada.
G. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti melakukan survei di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa literatur yang terkait dengan persoalan ini,
yakni skripsi: 1.
Hasil penelitian Fazra Raissa Wulandari, dengan judul Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha Bersama dalam pemberdayaan
keluarga miskin di desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur Tangeran
g. Pembahasan dalam skripsi tersebut menjelaskan bahwa peran pendampingan sangat diperlukan agar KUBE dapat berjalan dan
berkembang dengan ditampilkannya pendamping. Kesejahteraan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
2. Hasil penelitian Lilik Jatmiko, dengan judul Kinerja Pekerja Sosial
Dalam Meningkatkan Spiritualitas Kalayan di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Yogyakarta
. Pembahasan dalam skripsi tersebut adalah menerapkan salah satu Program yang harus dilaksanakan oleh Pekerja
Sosial di PSKW yaitu program Spiritualitas yang diberikan kepada orang yang menerima pelayanan dipanti kalayan. Pengembangan Masyarakat
Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 3.
Hasil penelitian Jajuli, dengan judul Motivasi dan Dampak Psikologis
Pekerja Seks Komersial Studi Kasus terhadap PSK di Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah
. Pembahasan dalam skripsi tersebut tentang berbagai motif serta dampak psikologis PSK di Gunung Kemukus Sragen
Jawa Tengah. Bimbingan Konseling, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010
Penulis menyadari bahwa literatur tersebut merupakan sumber inspirasi dalam menyusun skripsi ini. Berbeda dengan karya ilmiah yang
menjadi gagasan tersebut, skripsi ini lebih objektif menekankan pada peran Pekerja Sosial Masyarakat dalam pembinaan Pekerja Seks di Tangerang
Selatan.
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima 5 bab dan setiap bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan
uraiannya, yaitu :
BAB I :
Dalam bab ini penulis membahas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II :
Di dalam bab ini penulis membahas Landasan Teori yang meliputi : Pengertian Peran, Pengertian Pekerja Sosial, Prinsip Dasar Pekerja
Sosial, Pengertian Pekerja Seks Komersial, Penyebab Pekerja Seks dari Perspektif Politik, Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi, Klasifikasi Pekerja Seks
Komersial, Faktor yang Memungkinkan Penyebab Terjerumusnya Wanita Menjadi Pekerja Seks Komersial,
BAB III :
Pada bab ini penulis mencoba menjelaskan tentang : Sejarah Kota Tangerang Selatan, Profil Tangerang Selatan, Sejarah Pekerja Sosial
Masyarakat Tangerang Selatan, Profil Pekerja Sosial Masyarakat Tangerang Selatan, Struktur PSM Kota Tangerang Selatan, Maksud, Tujuan, Kedudukan
Tugas dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat, Pekerja Seks Komersial Tangerang Selatan.
BAB IV : Pada bab ini penulis mencoba memberikan temuan dan analisis
terhadap penelitian yang dilakukan dengan membandingkannya antara teori dan hasil penelitian.
BAB V :
Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan atas hasil penelitian dengan memberikan sumbangsih berupa saran-saran yang mungkin
bermanfaat untuk civitas akademika Universitas Islam Negeri Jakarta.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Peranan Pekerja Sosial Masyarakat
1. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat
Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah seseorang sebagai warga masyarakat yang mempunyai jiwa
pengabdian sosial, kemauan, dan kemampuan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, serta telah mengikuti bimbingan atau pelatihan di
bidang kesejahteraan sosial.
1
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya
.
Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan
profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktek
pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
2
2. Pengertian Peran
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di
1
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 01 Tahun 2012. Bab I Pasal 1
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 Ayat 4