Deskripsi Informan Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam membina masalah Pekerja Seks Komersil (PSK) di Tangerang Selatan

Selatan, Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, serta Pemerintah Daerah Tangerang Selatan.

4. Informan 4 Aparat Pemerintah

Informan 4 dalam penelitian ini berinisial GR. Beliau adalah pegawai pemerintah daerah Tangerang Selatan Kecamatan Setu. Beliau adalah petugas yang ditunjuk oleh pihak perintah daerah Tangerang Selatan Kecamatan Setu untuk bertanggung jawab atas pendataan terhadap penduduk di wilayah Kecamatan Setu. Selain itu GR juga bertanggung jawab untuk melakukan berbagai komunikasi dengan berbagai kalangan masyarakat termasuk pekerja sosial masyarakat dalam melakukan hubungan masyarakat.

B. Temuan Tentang Peran Fasilitatif, Edukasional, Representasinoal, dan

Teksnis Pekerja Sosial Masyarakat Tangerang Selatan 1. Peran Fasilitatif Pekerja Sosial Masyarakat menjalankan peran fasilitatifnya dalam memberi dukungan Support, membentuk consensus bulding consesuss, fasilitasi kelompok group facilitatiaon, dan mengorganisir organizing, dilakukan dengan cara membentuk kelompok dampingan yang terdiri dari 20 orang pada masing-masing kelompok. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Aan Sunarya sebagai berikut: “kalau urusan organisir sama fasilitasi kelompok kita biasanya buat kolompok dampingan, nanti kelompok dampingannya dipimpin orang dari PSM. Nah, dikelompok ini baru kita biasanya kasih mereka arahan…” 3 “…arahannya seperti kita tanya apa aja masalah mereka, atau kebutuhan mereka apa aja. Kadang ada aja yang cerita tentang pekerjaan dia”. 4 Hal serupa juga dinyatakan oleh AM, salah seorang pekerja seks komersil di wilayah Tangerang Selatan yang menyatakan, “sebenarnya kadang saya juga sering curhat curahan hati berbagi cerita ama orang PSM, soalnya mereka kadang tanya- tanya masalah kita kalau lagi kerja”. 5 Sedangkan untuk peran animasi sosial, mediasi dan negoisasi, serta pemanfaatan sumberdaya, peneliti tidak menemukan peran ini dilaksanakan secara maksimal oleh para pekerja sosial masyarakat Tangerang Selatan. Hal ini menurut Aan Sunarya lebih dikarenakan sikap apatis masyarakat setempat terhadap praktek prostitusi yang ada di lingkungan mereka. Lebih lanjut Aan Sunarya justru lebih berharap dengan keberadaan lebaga pendidikan islami yang baru didirikan didekat tempat prostitusi. 3 Wawancara dengan Aan Sunarya Tanggal 25 Juni 2014. 4 Wawancara dengan Aan Sunarya Tanggal 25 Juni 2014. 5 Wawancara dengan AM tanggal 22 Juni 2014

2. Peran Edukasional

Pekerja sosial masyarakat Tangerang Selatan melaksanakan peran menyampaikan informasi informing dan pelatihan training dilakukan dengan memberikan berbagai penyuluhan terkait penyampaian terhadap penyakit menular seksual dan pelatihan terkait penggunaan alat kontrasepsi. Seperti dalam kegiatan yang diselenggarakan pada 23 September 2013: Gambar 4.1 Pekerja Sosial Masyarakat Tangerang Selatan memberikan penyuluhan kepada para pekerja seks komersil dan masyarakat sekitar Hal ini dipertegas dengan pernyataan yang disampaikan oleh AM, “kadang sering juga bang, orang PSM ajak kita kumpul buat dapat arahan gitu”. 6 6 Wawancara dengan AM tanggal 20 Juni 2014 Sementara untuk peran melakukan konfrontasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat, peneliti tidak menemukan kegiatan yang dilaksanakan pekerja sosial masyarakat guna mendukung peran tersebut.

3. Peran Representasional

Sementara untuk peran representasional, peneliti tidak melihat peran mencari sumberdaya, advokasi, dan pemanfaatan media, dimaksimalkan oleh para pekerja sosial masyarakat Tangerang Selatan kepada para pekerja seks komersil. Namun, untuk peran hubungan masyarakat dan mengembangkan jaringan, peneliti melihat para pekerja sosial masyarakat Tangerang Selatan sangat memanfaatkan peran ini. Hal ini terlihat dalam keterlibatan secara aktif para pekerja sosial masyarakat Tangerang Selatan dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, seperti kegiatan gathering yang dilaksanakan pemerintah daerah Tangerang Selatan pada 28 Agustus 2014