b. Komponen norma subyektif Komponen yang bersifat eksternal ini mempunyai pengaruh terhadap
perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengkalikan nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi untuk menyetujui
atributnya. Kepercayaan normatif mengandung kuatnya keyakinan terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek.
Sedangkan motivasi menyetujui menyangkut sikapnya terhadap atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.
Menurut Sutisna 2002, teori Fishbein menjelaskan tentang pembentukan sikap sebagai tanggapan atas nilai-nilai. Model Fishbein memungkinkan
pedagang mendiagnosis kekuatan dan kelemahan merek produk mereka secara relative dibandingkan dengan merek produk pesaing dengan menentukan
bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek produk pada atribut-atribut penting.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kebutuhan pangan merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Pangan merupakan hal yang sangat penting untuk tubuh
manusia, baik untuk berkembang dan mencapai suatu kepuasan. Ketersediaan pangan di Indonesia saat ini masih belum sesuai dengan kondisi permintaan
konsumen yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kaarbohidrat merupakan jenis pangan yang diutamakan oleh konsumen di Indonesia, akan
tetapi kebutuhan karbohidrat tidak mampu mencukupi apa yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein juga merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein
sendiri merupakan zat yang mampu menghasilkan energi. Kebutuhan protein dalam tubuh manusia setiap hari dengan berat badan 70 kg sebesar 0,8
– 1 gram. Salah satu protein yang banyak dikonsumsi yaitu protein hewani yang
berasal dari hewan. Sektor peternakan merupakan penghasil pangan hewani yang banyak mengandung protein. Hasil olahan dari subsektor peternakan merupakan
salah satu sumber pangan yang menghasilkan banyak jenis makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Salah satu sumber protein yang diminati yaitu daging.
Daging merupakan salah satu kebutuhan pangan pokok yang memiliki gizi cukup tinggi untuk dikonsumsi. Gizi tersebut terdiri dari lemak dan protein yang
merupakan penunjang gizi tubuh manusia. Selain itu daging sapi merupakan sumber protein hewani yang mengandung gizi lebih baik dibandingkan dengan
sumber protein nabati, karena daging sapi mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dan seimbang serta lebih mudah dicerna.
Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra penghasil daging sapi di Provinsi Jawa Timur. Konsumsi daging masyarakat Jember meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data BPS Jember 2013 konsumsi daging sapi meningkat dari 3,75 - 5,9 dalam periode 5 tahun. Sedangkan untuk jumlah produksi
daging sapi di Kabupaten Jember peningkatan dalam 5 periode sebesar 0,09 –
19,2. Hal tersebut menunjukkan terjadinya perubahan atau dinamika terhadap konsumsi daging sapi di Kabupaten Jember.
Dinamika tingkat konsumsi daging sapi menunjukkanbahwa terjadi peningkatan kebutuhan konsumen yang semakin tinggi terhadap daging sapi.Hal
ini tampaknya mengubah dinamika penduduk akan kesadaran terhadap gizi baik yang diperlukan oleh tubuh. Peningkatan konsumsi daging sapi di Kabupaten
Jember juga tidak lepas dari dinamika pendapatan per kapita penduduk di Kabupaten Jember
Permintaan daging sapi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dianggap mampu mempengaruhi permintaan daging sapi di Kabupaten Jember, variabel-
variabel tersebut seperti dibawah ini:
Tingkat pendapatan akan mempengaruhi pembelian konsumen terhadap
daging sapi. Semakin baik tingkat perekonomian konsumen, maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan kualitas daging sapi yang baik. Konsumen
yang memiliki tingkat pendapatan tinggi cenderung membeli daging sapi yang berkualitas.
Harga daging sapi. Harga merupakan suatu tingkat daya beli masyarakat
yang harus dibayar untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan. Makin