H :
1
= 0 dan H
1
: 
1
 0 Kriteria pengujian:
1  apabila  probabilitas  t-hitung ≥  α  5,  maka  Ho  diterima  dan  Ha  ditolak
sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas; 2  apabila  probabilitas  t-hitung
α  5,  maka  Ho  ditolak  dan  Ha  diterima, sehingga terjadi heteroskedastisitas.
3.5.3 Analisis Faktor
Analisis  yang  digunakan  untuk  hipotesis  kedua  yaitu  dengan menggunakan  analisis  faktor.  Analisis  faktor  merupakan  salah  satu  metode  yang
digunakan pada statistik multivariate. Tujuan utamanya adalah data reduction dan summarization  Hair  et  al,  1992.  Analisis  faktor  pada  prinsipnya  digunakan
untuk  mereduksi  data,  yaitu  proses  untuk  meringkas  sejumlah  variabel  menjadi lebih  sedikit  dan  menamakannya  sebagai  faktor  Santoso  dan  Fandy,  2004.
Jumlah  faktor  yang  akan  diuji  yaitu  sejumlah  Menurut  Santoso  2003  proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan interrelationship antar sejumlah
variabel-variabel  yang  saling  independen  satu  dengan  yang  lain  sehingga  bisa dibuat  satu  atau  beberapa  kumpulan  variabel  yang  lebih  sedikit  dari  jumlah
variabel awal. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam analis faktor: 1.  Menilai  mana  saja    variabel  yang  dianggap  layak  untuk  dimasukkan  dalam
analisis  selanjutnya.  Pengujian  ini  dilakukan  dengan  memasukkan  semua variabel  yang  ada,  kemudian  pada  variabel-variabel  tersebut  dikenakan
sejumlah  pengujian.  Kelayakan    tersebut  dilihat  dari  nilai  anti  image correlation,  jika  nilai  anti  image  correlation  lebih  besar  dari  0,5  maka
variabel  tersebut  dapat  diikutsertakan  dalam  model,  tetapi  jika  dibawah  0,5 maka harus dikeluarkan dari model. Pemilihan variabel ini dilakukan sampai
semua variabel memiliki nilai dari anti image correlation diatas 0,5. Nilai  KMO  Kaiser-Meyer-Olki
and Bartlett’s Test dapat dilihat dengan menyususn rumus dan hipotesis sebagai berikut:
 
 
 
j k
2 jk
j k
2 jk
j k
2 jk
p r
r KMO
r = korelasi antara dua variabel p = korelasi parsial
  H = sampel atribut variabel belum layak ntuk dianalisis lebih lanjut
  H
1
= sampel atribut variabel layak untuk dianalisis lebih lanjut Kriteria dalam melihat  nilai probabilitas tingkat signifikansi:
  Angka Sig  0,005 maka H diterima
 Angka Sig ≥ 0,05 maka H
ditolak Angka  MSA  Measurement  of  Sampling  Adequency  berkisar  antara  0  hingga
1, dengan rumus dan kriteria:
 
 
 
j k
2 jk
j k
2 jk
j k
2 jk
j
p r
r MSA
r = korelasi antara dua variabel p = korelasi parsial
 MSA  ≥  0,5  –  1,  atribut  variabel  dapat  diprediksi  tanpa  kesalahan  oleh
variabel lain dan dapat dianalisis lebih lanjut   MSA    0,5,  atribut  variabel  tidak  dapat  diprediksi  dan  tidak  dapat
dianalisis lebih lanjut Angka  MSA  pada  uji
KMO and Bartlett’s Test digunakan untuk menguji dan mengukur hubungan antar semua indikator yang digunakan.
2.  Melakukan  ekstraksi  terhadap  sekumpulan  variabel  yang  ada,  sehingga terbentuk  satu  atau  lebih  faktor.  Menggunakan  Metode  PCA  Principal
Component Analyze untuk menyederhanakan variabel yang diamati. Menurut Soemartini  2008,  PCA  merupakan  metode  yang  berfungsi  meminimumkan
masalah  multikolinearitas  tanpa  harus  mengeluarkan  variable  bebas  yang terlibat  hubungan  kolinear.  Tujuan  PCA  bertujuan  untuk  menyederhanakan
variabel  yang  diamati  dengan  menyusutkan  mereduksi  dimensinya.  Hal  ini