Variabel Penelitian Hipotesis Statistik

35 Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari 25 soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak termasuk kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna mengukur validitas dan reliabilitas.

1. Pegujian Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi tersebut. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus ”point biserial.”yaitu: 6 q p SD M M r t t p pbi   Keterangan : r pbi : Koefisien korelasi poin biserial M p : Mean skor pada tes yang memiliki jawaban benar M t : Mean skor total SD t : Standar deviasi dari skor total P : Proporsi peserta tes yang menjawab benar q : Proporsi peserta tes yang menjawab salah, q = 1 – p Berdasarkan uji tes dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, maka harga koefisien korelasi untuk n=30 dan α=5 adalah 0.27. Soal dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel yaitu jika r hitung ≥ 0.27. Dari uji coba tes sebanyak 25 soal dengan jumlah siswa sebanyak 30, diperoleh soal yang valid sebanyak 15 soal. 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 79. 36

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus spearman-brown, yaitu: 7 2 1 2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r   Keterangan : r 11 : Koefisien reliabilitas instrumen r 1212 : r xy yang disebutkan indeks korelasi antara dua belahan instrumen Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 8 a. Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar dari 0.70 berarti tes yang sedang diuji telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable b. Apabila r 11 lebih kecil dari 0.70 berarti bahwa tes yang sedang diuji belum memiliki reliabilitas yang tinggi unreliable Hasil analisis instrumen dengan metode ganjil-genap diperoleh reliabilitas tes sebesar 0.70. Hal ini berarti bahwa tes memiliki reliabilitas yang tinggi sebab r 11 sama dengan 0.70.

3. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal. 9 Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran yaitu : N B P  7 Ibid., h.93. 8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 209 9 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.208. 37 Keterangan : P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : Jumlah peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Keterangan 0.25 Sukarsulit 0.25 – 0.75 Cukupsedang 0.75 Mudah Dari uji coba tes sebanyak 25 soal, diperoleh 4 soal bersifat mudah, 15 soal bersifat cukupsedang dan 6 soal bersifat sulit.

4. Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dan membedakan siswa yang pandai tinggi prestasinya dengan siswa yang kurang pandai rendah prestasinya. 10 Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal yaitu : N B B D B A 5 .   Keterangan : D : Daya pembeda B A : Jumlah skor benar dari kelompok atas B B : Jumlah skor benar dari kelompok bawah N : Jumlah responden jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 10 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.213. 38 Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda 11 Rentang Keterangan 0.00-0.20 Jelek poor 0.21-0.40 Cukup satisfactory 0.41-0.70 Baik good 0.71-1.00 Baik sekali excellent -negatif Semuanya tidak baik Dari uji coba tes sebanyak 25 soal diperoleh 11 soal bersifat baik, 11 soal bersifat cukup, 2 soal bersifat jelek dan 1 soal bersifat drop tidak baik.

5. Uji Instrumen Lembar Observasi

Uji validitas ahli hanya digunakan untuk memvalidasi instrumen tes lembar observasi, dimana kisi-kisi atau butir instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada ahli bidang studi. Validitas yang dilakukan, yaitu validitas konsep dan validitas bahasa. Validitas konsep adalah kesesuaian anatara butir instrumen dengan konstruksi keterampilan proses dari objek yang dinilai sedangkan validitas bahasa adalah kesesuaian bahasa yang digunakan instrumen dalam indikator sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Kriteria keterlaksanaan model pada masing-masing tahap model pembelajaran adalah sebagai berikut: 12 Tabel 3.5. Kategori Keterlaksanaan Model No Kategori Keterlaksanaan Model Interpretasi 1. 0,0-24,9 Sangat Kurang

2. 25,0-37,5

Kurang 3. 37,6 – 62,5 Sedang

4. 62,6 – 87,5

Baik 5. 87,6 – 100 Sangat Baik Tabel 3.6. Uji Validitas Ahli 11 Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 218. 12 Usep Nuh, Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa, Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung : tidak diterbitkan, 2007, h. 52. 39 Kesesuaian Pertanyaan Baik Cukup Kurang Kesesuaian Konsep 1 Apakah indikator- indikator yang dipakai pada instrumen ini mewakili aspek keterampilan proses yang dipakai? 2 Apakah instrumen ini mencakup aspek keterampilan proses dari konsep suhu dan pengukuran? 3 Apakah butir penilaian yang digunakan instrumen ini memenuhi pencapaian indikator keterampilan proses? Kesesuaian bahasa 1 Apakah bahasa yang digunakan instrument ini sudah cukup jelas? 2 Apakah bahasa yang digunakan pada instrument ini sudah efektif? SARAN

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, maka dilakukan penelitian. Data penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan tujuan supaya hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji 40 hipotesis. Pengolahan dan penganalisasian data penelitian menggunakan statistik. Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a Mencari skor terbesar dan terkecil b Mencari nilai rentangan R R = skor terbesar – skor terkecil c Mencari banyaknya kelas BK BK= 1 + 3,3 log N Rumus Sturgess d Mencari nilai panjang kelas i BK R i  e Membuat tabulasi dengan tabel penolong No Kelas Interval f Nilai Tengah X 1 X 1 2 f X 1 f X 1 2 Jumlah - -   1 X f   2 1 fX f Mencari nilai rata-rata mean n X f X    1 g Mencari simpangan baku Standard Deviasi   1 2 1 2 1              n n fX fX S   f 41 h Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: 1 Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor – skor kanan kelas interval ditambah 0,5. 2 Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: S X Kelas Batas Z    3 Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. 4 Mencari luas setiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka- angka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu pula seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan angka pada baris berikutnya. 5 Mencari frekuensi yang diharapkan fe dengan cara mengalikan luas setiap interval dengan jumlah responden. i Mencari Chi – Kuadrat hitung χ 2 j Membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n – 1, dengan kriteria: Jika χ 2 hitung  χ 2 tabel, artinya distribusi data tidak normal dan Jika χ 2 hitung  χ 2 tabel, artinya data distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan rumus:      i i E E O X 2 1 2 42 2 2 2 1 S S F  Dimana : F = Uji Fisher S 1 = Varian terbesar S 2 = Varian terkecil Apabila F hitung F tabel , maka H diterima, berarti data berasal dari data yang homogen. Dan apabila F hitung F tabel , maka H ditolak, berarti data tidak berasal dari data yang homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar fisika siswa. Uji hipotesis ini dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Karena data homogen dan berdistribusi normal maka uji yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus ”t” test. ”t” test adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 13 Adapun rumus dari ”t” test adalah: 2 1 2 1 1 1 n n dsg X X t    , dengan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1       n n S n S n dsg Keterangan: X 1 : Rata-rata kelompok eksperimen X 2 : Rata-rata kelompok kontrol n 1 : Jumlah sampel pada kelompok eksperimen n 2 : Jumlah sampel pada kelompok kontrol S 1 2 : Varians kelompok eksperimen 13 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007, h.278. 43 S 2 2 : Varians kelompok kontrol Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5  = 0,05, dengan derajat kebebasan sebesar n 1 + n 2 – 2. Apabila harga t hasil perhitungan lebih kecil dari harga t tabel , maka H diterima. Sebaliknya jika harga perhitungan lebih besar atau sama dengan harga t tabel , berarti H ditolak.

H. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut: H : µ 1 = µ 2 H a : µ 1 µ 2 Keterangan : H = Hipotesis nihil atau hipotesis nol H a = Hipotesis alternatif µ 1 = Rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen µ 2 = Rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, interpretasi data dan pembahasan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah data yang terkumpul dari tes yang diberikan kepada siswa-siswi MTs Soebono Mantofani berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest diberikan sebelum treatment dilakukan, pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan posttest diberikan setelah treatment dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar fisika siswa dalam memahami konsep suhu dan pengukuran. Adapun deskripsi data pretest dan posttest kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan berupa pendekatan keterampilan proses sains. Sedangkan kelompok kontrol tanpa menggunakan pendekatan keterampilan proses sains yaitu dengan menggunakan pendekatan konvensional. Instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar fisika melalui tes hasil belajar sebanyak 15 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis.

A. Hasil Penelitian 1. Hasil

Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Hasil pretest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 20, nilai rata-rata mean sebesar 43.07, dan standar deviasi SD sebesar 9.85. Sedangkan hasil pretest kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 67 dan nilai terendah 20, nilai rata-rata mean sebesar 49.63, dan standar deviasi SD sebesar 10.49. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 45 Tabel 4.1. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Nilai Terendah 20 20 Nilai Tertinggi 60 67 Rata-rata Mean 43.07 49.63 Standar Deviasi SD 9.85 10.49 Adapun hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram batang berikut: Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Dari diagram batang di atas terlihat bahwa pada kelompok kontrol nilai rentang kelas 20-27 merupakan nilai terendah yang diperoleh siswa kelompok kontrol pada frekuensi absolut banyaknya siswa yang mendapat nilai pada interval tersebut adalah 1 orang atau sebesar 3.3. Sedangkan nilai rentang kelas 36-43 merupakan nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelompok kontrol adalah 8 orang atau sebesar 26.67. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 - 27 28 - 35 36 - 43 44 - 51 52 - 59 60 - 67 R e n ta n g K e la s J u m la h S is w a Eksperim en Kontrol 46 Pada kelompok eksperimen nilai rentang kelas 20-27 merupakan nilai terendah yang diperoleh siswa kelompok eksperimen pada frekuensi absolut banyaknya siswa yang mendapat nilai pada interval tersebut adalah 1 orang atau sebesar 3.3. sedangkan nilai rentang kelas 52-59 merupakan nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelompok eksperimen adalah 8 orang atau sebesar 26.67.

2. Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Hasil posttest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 53, nilai rata-rata mean sebesar 70.70, dan standar deviasi SD sebesar 8.45. Sedangkan hasil posttest kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 60, nilai rata-rata mean sebesar 77.90, dan standar deviasi SD sebesar 6.99. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Nilai Terendah 53 60 Nilai Tertinggi 87 93 Rata-rata Mean 70.70 77.90 Standar Deviasi SD 8.45 6.99

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

9 160 169

Tingkat disiplin kerja guru di MTs.Soebono Mantofani Jombang Ciputat

0 15 78

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas balajar siswa di MTS Soebono Mantofani Jombang-Ciputat

0 11 106

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11