Pegujian Validitas Instrumen Instrumen Penelitian

37 Keterangan : P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : Jumlah peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Keterangan 0.25 Sukarsulit 0.25 – 0.75 Cukupsedang 0.75 Mudah Dari uji coba tes sebanyak 25 soal, diperoleh 4 soal bersifat mudah, 15 soal bersifat cukupsedang dan 6 soal bersifat sulit.

4. Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dan membedakan siswa yang pandai tinggi prestasinya dengan siswa yang kurang pandai rendah prestasinya. 10 Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal yaitu : N B B D B A 5 .   Keterangan : D : Daya pembeda B A : Jumlah skor benar dari kelompok atas B B : Jumlah skor benar dari kelompok bawah N : Jumlah responden jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 10 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.213. 38 Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda 11 Rentang Keterangan 0.00-0.20 Jelek poor 0.21-0.40 Cukup satisfactory 0.41-0.70 Baik good 0.71-1.00 Baik sekali excellent -negatif Semuanya tidak baik Dari uji coba tes sebanyak 25 soal diperoleh 11 soal bersifat baik, 11 soal bersifat cukup, 2 soal bersifat jelek dan 1 soal bersifat drop tidak baik.

5. Uji Instrumen Lembar Observasi

Uji validitas ahli hanya digunakan untuk memvalidasi instrumen tes lembar observasi, dimana kisi-kisi atau butir instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada ahli bidang studi. Validitas yang dilakukan, yaitu validitas konsep dan validitas bahasa. Validitas konsep adalah kesesuaian anatara butir instrumen dengan konstruksi keterampilan proses dari objek yang dinilai sedangkan validitas bahasa adalah kesesuaian bahasa yang digunakan instrumen dalam indikator sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Kriteria keterlaksanaan model pada masing-masing tahap model pembelajaran adalah sebagai berikut: 12 Tabel 3.5. Kategori Keterlaksanaan Model No Kategori Keterlaksanaan Model Interpretasi 1. 0,0-24,9 Sangat Kurang

2. 25,0-37,5

Kurang 3. 37,6 – 62,5 Sedang

4. 62,6 – 87,5

Baik 5. 87,6 – 100 Sangat Baik Tabel 3.6. Uji Validitas Ahli 11 Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 218. 12 Usep Nuh, Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa, Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung : tidak diterbitkan, 2007, h. 52.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

9 160 169

Tingkat disiplin kerja guru di MTs.Soebono Mantofani Jombang Ciputat

0 15 78

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas balajar siswa di MTS Soebono Mantofani Jombang-Ciputat

0 11 106

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11