Status Gizi Berdasarkan Tindakan

mempunyai balita dengan gizi yang baik dan 43,5 dari ibu yang mempunyai sikap mendukung terhadap peningkatan status gizi mempunyai balita dengan status gizi kurang. Hasil penelitian Harahap 2014 mengenai pengaruh perilaku ibu terhadap kejadian bawah garis merah BGM pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi masih ditemukan ibu yang bersikap kurang sebesar 61,0. Berdasarkan hasil dilapangan ternyata ditemukan Sikap ibu tentang gizi menunjukkan bahwa ibu yang sangat setuju Universitas Sumatera Utara 72 tentang anak balita sangat rentan mengalami gizi buruk, maka ibu sebaiknya memperhatikan dan memantau terus tumbuh kembang dan kenaikan berat badan balita setiap bulannya ke posyandu sebesar 63,0, ibu yang setuju tentang membawa anak balita ke posyandu setiap bulannya merupakan salah satu cara mencegah agar anak balita tidak mengalami gizi buruk sebesar 51,0, sedangkan ibu yang tidak setuju tentang merawat dan memberi perhatian kepada anak balita merupakan pekerjaan yang sia – sia sebesar 31,0.

5.9 Status Gizi Berdasarkan Tindakan

Menurut pendapat Call dan Levinson yang menyatakan bahwa status gizi balita pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dimakan dan keadaan kesehatan balita. Kedua hal ini juga sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu dalam menjaga kebutuhan gizi anak serta kesehatannya. Hal ini sesuai dengan penilitian yang dilakukan oleh Mardiana 2006 mengenai hubungan perilaku gizi ibu dengan status gizi balita di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2005yang menyatakan bahwa hasil tabulasi silang Universitas Sumatera Utara antara tindakan gizi ibu dengan status gizi balita menunjukkan bahwa jumlah ibu yang tindakan gizinya baik dengan status gizi balita sebesar 65,6 sedangkan jumlah ibu yang tindakan gizinya kurang dengan status gizi balita kurang sebesar 26,1. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan gizi ibu dengan status gizi balita. Artinya, status gizi balita sangat dipengaruhi oleh tindakan ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi balita. Hasil tabulasi silang pada penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi dengan indikator BBU pada kategori kurang untuk tindakan baik ada sebanyak 3 orang 3,6 dan tindakan cukup ada 2 orang 2,4. Pada kategori normal untuk tindakan baik ada sebanyak 25 orang 30,1 dan yang tindakan cukup ada sebanyak 53 orang 63,9. Status gizi dengan indikator TBU pada kategori kurang untuk tindakan baik ada sebanyak 25 orang 30,1 dan tindakan cukup ada 49 orang 59,1. Pada kategori pendek untuk tindakan baik ada sebanyak 3 orang 3,6 dan yang tindakan cukup ada sebanyak 6 orang 7,2. Status gizi dengan indikator BBTB pada kategori kurang hanya ada tindakan yang cukup sebanyak 1 orang. Pada kategori kurus untuk tindakan baik ada sebanyak 1 orang dan untuk tindakan cukup ada sebanyak 1 orang juga. Pada kategori normal untuk yang tindakan baik ada sebanyak 27 orang 32,5 dan yang tindakan cukup ada sebanyak 53 orang 63,9. 6.0 Status Gizi Berdasarkan Umur Baduta Hasil tabulasi silang pada penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi dengan indikator BBU kurang terdapat pada baduta dengan umur 0-6 bulan Universitas Sumatera Utara sebanyak 1 orang 1,2, umur 7-12 bulan sebanyak 3 orang 3,6, 13-19 bulan sebanyak 1 orang 1,2. Status gizi dengan indikator BBU normal terdapat pada baduta dengan umur 0-6 bulan sebanyak 16 orang 19,3, umur 7-12 bulan sebanyak 25 orang 30,1 umur 13-19 bulan sebanyak 20 orang 24,1 dan umur 19 bulan sebanyak 17 orang 20,5. Status gizi dengan indikator TBU normal terdapat pada baduta dengan umur 0-6 bulan sebanyak 15 orang 18,1, umur 7-12 bulan sebanyak 20 orang 24,1, 13-19 bulan sebanyak 22 orang 26,5 dan pada umur 19 bulan sebanyak 17 orang 20,5. Status gizi dengan indikator TBU pendek terdapat pada baduta dengan umur 0-6 bulan sebanyak 2 orang 2,4, umur 7-12 bulan sebanyak 6 orang 7,2 dan pada umur 13-19 bulan sebanyak 1 orang 1,2. Status gizi dengan indikator BBTB kurang hanya terdapat pada baduta dengan umur 0-6 bulan sebanyak 1 orang 1,2. Status gizi dengan indikator BBTB kurus terdapat pada baduta dengan umur 7-12 bulan sebanyak 1 orang 1,2 dan pada umur 13-19 bulan sebanyak 1 orang 1,2. Status gizi dengan indikator BBTB normal terdapat pada baduta dengan umur 0-6 bulan sebanyak 16 orang 19,3, umur 7-12 bulan sebanyak 27 orang 32,5, umur 13-19 bulan sebanyak 20 orang 24,1 dan umur 19 bulan sebanyak 17 orang 20,5. Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama kematian terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak-anak yang meninggal karena penyakit infeksi biasanya didahului oleh keadaan gizi yang kurang. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat memudahkan dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh. Bila jumlah asupan Universitas Sumatera Utara zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan, maka disebut gizi seimbang atau gizi baik. Bila jumlah asupan zat gizi kurang dari yang dibutuhkan disebut gizi kurang. Dalam keadaan gizi baik dan sehat atau bebas dari penyakit, pertumbuhan seorang anak akan normal, sebaliknya bila dalam keadaan gizi tidak seimbang, pertumbuhan seorang anak akan terganggu, misalnya anak tersebut akan kurus, pendek atau gemuk Depkes Rl, 2002. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kausari 2012 mengenai Gambaran Status Gizi dan Faktor Lingkungan pada Balita yang Menderita ISPa di Puskesmas Polonia Kota Medan Tahun 2012 menunjukkan bahwa pada indeks TBU anak balita yang berstatus gizi normal sebanyak 47,5. Dilanjutkan 35,0 balita dengan status gizi pendek dan 17,5 sangat pendek. Berdasarkan indeks BBTB status gizinya kurus 15,0 dan sangat kurus terdapat 15,0. Namun ada juga 1 anak balita yang berstatus gizi gemuk 2,5. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan pada tabel 4.10 adalah BBU, sebagian besar dalam kategori normal yaitu pada kelompok umur 37-59 bulan terdapat 55,5 , sedangkan kelompok umur 12-36 bulan 53,9 dalam kategori normal. Pada tabel 4.11 TBU dimana sebagian besar dalam kelompok umur 12-36 bulan berada dalam kategori normal yaitu 58,4 dan kelompok umur 37-59 bulan juga berada dalam kategori normal yaitu 39,2. Untuk pengukuran status gizi BBTB pada tabel 4.12 kelompok umur 12-36 bulan sebagian besar dalam kategori normal yaitu 58,3 dan kelompok umur 37-59 bulan berada dalam kategori normal 75,0. Berdasarkan penelitian yang juga dilakukan oleh Mariana 2012 mengenai Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Universitas Sumatera Utara Anak Usia Dini PAUD Kasih Ibu di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 dengan hasil tabulasi silang antara umur dengan status gizi anak pada indikator BBU dalam kategori normal sebanyak 2 orang 100,0 pada umur 1-3 tahun. Sedangkan pada umur 4-6 tahun status gizi anak dalam kategori normal sebesar 36 orang 83,7. Namun terdapat juga 7 orang 16,3 termasuk dalam kategori kurang. Status gizi anak pada indikator TBU yang mengikuti PAUD Kasih Ibu dalam kategori normal sebanyak 2 orang 100,0 pada umur 1-3 tahun dan yang termasuk kategori pendek pada umur 4-6 tahun sebesar 7 orang 21,2. Status gizi anak pada indikator BBTB yang mengikuti PAUD Kasih Ibu dalam kategori normal sebesar 2 orang 100,0 pada umur 1-3 tahun. Sedangkan status gizi anak dalam kategori kurus sebanyak 3 orang 7 pada umur 4-6 tahun. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan mengenai perilaku ibu dalam pemanfaatan KMS dan status gizi baduta di wilayah kerja Puskesmas Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebahagian besar ibu baduta yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lawe Perbunga adalah berpengetahuan kurang, dan sebahagian besar ibu baduta yang memiliki sikap yang cukup, sedangkan berdasarkan tindakan ibu sebahagia ibu baduta memiliki tindakan yang cukup. 2. Status gizi baduta berdasarkan indikator BBU yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lawe Perbunga yang terbanyak adalah baduta dengan status gizi normal. Status gizi berdasarkan indikator TBU yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lawe Perbunga yang terbanyak adalah baduta dengan status gizi normal. Status gizi berdasarkan indikator BBTB yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lawe Perbunga yang terbanyak adalah baduta dengan status gizi normal. Berdasarkan menurut umur baduta masih dijumpai baduta yang mengalami status gizi kurang yang berada pada usia 0-6 bulan sebanyak 1 baduta, 7-12 bulan sebanyak 3 baduta dan 13-19 sebanyak 1 baduta. Baduta yang pendek berada pada umur 0-6 bulan 2 baduta, 7-12 sebanyak 6 baduta dan 13-19 sebanyak 1 baduta. Baduta yang sangat kurus ada 1 baduta yaitu Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 67 103

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013

0 56 91

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU GEOGRAFI SMA DI KECAMATAN BABUL MAKMUR KABUPATEN ACEH TENGGARA.

2 13 19

A. Pengetahuan - Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS dan Status Gizi Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS - Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS dan Status Gizi Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS dan Status Gizi Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Perbunga Kecamatan Babul Makmur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015

0 0 9

GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM PEMANFAATAN KMS DAN STATUS GIZI BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAWE PERBUNGA KECAMATAN BABUL MAKMUR KABUPATENACEH TENGGARA TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 16

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 3 23

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

0 1 16

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013

0 0 14