5.2 Status Gizi Baduta
Status gizi balita diperoleh dengan membandingkan berat badan balita Terhadap umurnya BBU, tinggi badan menurut umurnya TBU dan berat
badan menurut tinggi badan BBTB. Hasil perbandingan ini dikategorikan sesuai dengan tabel buku rujukan penilaian status gizi melalui penilaian nilai Z-score
sesuai buku rujukan WHO-Anthro 2005. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa status gizi baduta
berdasarkan indikator BBU dalam penetian ini adalah dari 83 baduta didapat yang terbanyak adalah normal sebanyak 78 orang 94,0 dan status gizi kurang
sebanyak 5 orang 6,0. Status gizi baduta berdasarkan indikator TBU yang terbanyak adalah normal sebanyak 74 orang 89,2 dan status gizi pendek
sebanyak 9 orang 10,8. Status gizi baduta berdasarkan indikator BBTB yang terbanyak adalah normal sebanyak 88 orang 94,0, status gizi kurus sebanyak 2
orang 2,4 dan yang paling sedikit adalah status gizi kurang sebanyak 1 orang 1,2.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Situmorang 2014, mengenai hubungan perilaku ibu dan penggunaan KMS dengan status gizi balita
di Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru yang menyatakan bahwa dari 86 orang balita terdapat 62 orang 72,1 balita dengan status gizi baik, 11 orang
12,8 dengan status gizi kurang, 7 orang 8,1 balita dengan status gizi lebih, dan 6 orang 7,0 balita dengan status gizi buruk. Data ini menunjukkan bahwa
sebagian besar balita telah memiliki status gizi yang baik. Penelitian mengenai konsumsi pangan dan status gizi anak peserta program pendidikan anak usia dini
Universitas Sumatera Utara
PAUD Kasih Ibu di desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara tahun 2012 telah dilakukan oleh Mariana 2012 yang menyatakan bahwa
anak yang mempunyai status gizi berdasarkan indeks BBU yaitu berat badan kurang sebanyak 15,5. Berdasarkan indeks TBU terdapat anak berbadan
pendek 15,5, demikian juga dengan indeks BBTB juga masih mempunyai status gizi kurus 6,7.
5.3 Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu