maka ibu akan senantiasa berupaya datang ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat berguna bagi anak-anak mereka, dan tentunya
bagi ibu itu sendiri.
5.7 Status Gizi Berdasarkan Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Di
pedesaan makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya balita kecil tidak
diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung Baliwati, 2004.
Gizi kurang atau gizi buruk pada balita dapat berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani dan kecerdasan mereka. Jika banyak jumlah balita yang
termasuk golongan ini masyarakat yang bersangkutan sulit sekali berkembang. Maka, jelas masalah gizi merupakan masalah bersama dan semua keluarga harus
bertindak atau berbuat sesuatu bagi perbaikan gizi Sayogya, 1994. Pengetahuan gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor, di samping pendidikan yang pernah
dijalani, faktor lingkungan sosial dan frekuensi kontak dengan media massa juga memengaruhi pengetahuan gizi. Salah satu sebab gangguan gizi adalah kurangnya
pengetahuan gizi atau kemauan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari Suhardjo, 1996.
Menurut hasil penelitian Devi 2010, bahwa faktor pengetahuan ibu dan sosial ekonomi keluarga berupa pendapatan memiliki pengaruh terhadap tindakan
ibu dalam pencegahan gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Amplas
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal 2008, yang menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga pendidikan, jenis
pekerjaan merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap status gizi anak balita dan pengetahuan merupakan variabel dari faktor budaya masyarakat yang
sangat berpengaruh dan paling dominan pengaruhnya terhadap status gizi balita balita di wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi dengan indikator BBU pada kategori kurang untuk pengetahuan baik ada sebanyak 1 orang 1,2,
pengetahuan cukup ada 2 orang 2,4 dan pengetahuan kurang ada sebanyak 2 orang 2,4. Pada kategori normal untuk yang pengetahuan baik ada sebanyak 6
orang 7,2, yang pengetahuan cukup sebanyak 28 orang 33,8 dan yang pengetahuan kurang ada sebanyak 44 orang 53,0. Status gizi dengan indikator
TBU pada kategori normal untuk pengetahuan baik ada sebanyak 6 orang 7,2, pengetahuan cukup ada 27 orang 32,5 dan pengetahuan kurang ada sebanyak
41 orang 49,5. Pada kategori pendek untuk yang pengetahuan baik ada sebanyak 1 orang 1,2, yang pengetahuan cukup sebanyak 3 orang 3,6 dan
yang pengetahuan kurang ada sebanyak 5 orang 6,0. Status gizi dengan indikator BBTB pada kategori kurang hanya ada pengetahuan kurang sebanyak 1
orang 1,2. Pada kategori kurus untuk yang pengetahuan baik ada sebanyak 1 orang 1,2, untuk pengetahuan kurang ada sebanyak 1 orang 1,2. Pada
kategori normal untuk yang pengetahuan baik ada sebanyak 6 orang 7,2, yang pengetahuan cukup sebanyak 30 orang 36,2 dan untuk pengetahuan kurang
sebanyak 44 orang 53,0.
Universitas Sumatera Utara
5.8 Status Gizi Berdasarkan Sikap