akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha Notoatmodjo, 2007. Pernyataan diatas sama halnya dengan keadaan apabila anak balita yang
mengalami stunting, si ibu tidak akan melakukan tindakan apapun atau baduta tersebut tidak akan dibawa ke pelayanan kesehatan karena si ibu merasa baduta
tersebut tidak merasakan sakit dan keadaan tersebut tidak mengganggu aktivitas. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kesehatan belum merupakan prioritas
didalam kehidupan sebelum merasa sakit. Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom dan untuk kepentingan
pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu sebagai berikut :
2.1.1 Pengetahuan Ibu dalam Pemanfaatan KMS
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai berbagai hal. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Peningkatan
pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun ada hubungan positif antara keduanya dalam sejumlah penelitian. Pengetahuan
tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi
kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan
merupakan faktor penting dalam menghasilkan perubahan namun tidak memadai dalam perubahan perilaku kesehatan Azwar, 2002.
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Semenjak adanya sejarah kehidupan
manusia dibumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta- fakta ini disusun dan di simpulkan menjadi berbagai teori, sesuai dengan fakta
yang dikumpulkan tersebut. Teori-teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami gejala-gejala alam dalam kemasyarakatannya yang lain sejalan dengan
perkembangan kebudayaan umat manusia, teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya Notoatmodjo, 2010.
Penelitian yang dilakukan oleh Widaryati dan Maryatun 2012 di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Seragen menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dari 122 ibu balita mempunyai tingkat pengetahuan tinggi 27, pengetahuan sedang 53 dan pengetahuan rendah
20. Menurut kelengkapan Imunisasi Polio pada balita menunjukkan bahwa dari 122 ibu balita yang mengimunisasikan balitanya lengkap sebanyak 73 dan
yang tidak mengimunisasikan balitanya tidak lengkap sebanyak 27. Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Di pedesaan makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan
kebudayaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya balita kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak
diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung Baliwati, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Keikutsertaan ibu dalam pelayanan kesehatan dengan membawa anak ke pelayanan kesehatan dan bertanya pada pelayan kesehatan tentang tumbuh
kembang dalam KMS setelah melakukan penimbangan, imunisasi dan layanan kesehatan lainnya maka ibu akan lebih banyak mengetahui peningkatan atau
penurunan tentang tumbuh kembang badutanya, setelah pelayan kesehatan memperlihatkan hasil penimbangan dalam KMS dan mendengarkan penjelasan
pelayan kesehatan tentang tumbuh kembang baduta. Maka ibu akan lebih banyak mengetahui tentang manfaat KMS untuk tumbuh kembang badutanya.
Hal ini sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Maryunani 2010 yaitu dengan membaca garis perkembangan berat badan anak dari bulan ke bulan
berikutnya pada KMS, orang tua dan petugas kesehatan dapat menilai dan membuat
sesuatu untuk
berusaha memperbaiki
dan meningkatkan
perkembangan kesehatan anak. Hal ini sama halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2010 yang menekankan bahwa pengetahuan
adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan berperan besar terhadap seseorang melakukan tindakan, artinya
tingkat pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap kebutuhan badutanya. Ibu dengan tingkat pengetahuan rendah akan acuh tak acuh dengan kondisi
badutanya, sebaliknya ibu dengan pengetahuan lebih biasanya akan peduli terhadap kondisi badutanya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Sikap Ibu dalam Pemanfaatan KMS