persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan yang baik seperi posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter
dan rumah sakit. Semakin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta semakin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana
kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, semakin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
2.4 Hubungan Perilaku Pemanfaatan KMS dan Status Gizi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martinigsih Petolawa dan Chaeruddin 2012 menunjukkan bahwa dari 75 responden terdapat 21
responden dengan baik memanfaatkan KMS, yang baik tumbuh kembang balitanya sebanyak 5 responden 6,7 dan kurang tumbuh kembang balitanya
sebanyak 16 responden 21,3. Terdapat 54 responden 72 dengan kurangnya memanfaatkan KMS, yang baik tumbuh kembang balitanya sebanyak 18
responden 24 dan yang kurang baik tumbuh kembang balitanya sebanyak 36 responden 48.
Menurut Azwar 1996, pemanfaatan KMS seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budayadan sosial ekonomi orang tersebut. Bila tingkat
pendidikan, sosial budayadan sosial ekonomi baik, maka secara relatif pemanfaatan pelayanan kesehatan akan tinggi. Pemanfaatan KMS melibatkan
berbagai informasi, antara lain: status kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik, informasi hasil penimbangan berat badan yang naik dan
yang turun. Informasi mengenai imunisasi yang sudah diberikan dan informasi tumbuh kembang balita.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Katz 1960 dalam Notoatmodjo 2007 mengemukakan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan yang bersangkutan. Katz berasumsi
bahwa ibu dapat bertindak positif terhadap pemanfaatan KMS karena ibu dapat merasakan manfaat KMS dengan mengetahui pertumbuhan dan kesehatan
balitanya dengan cepat. Sebaliknya bila menurut ibu KMS tidak bermanfaat untuk pertumbuhan dan kesehatan balitanya maka ibu akan bertindak negatif.
Pemantauan pertumbuhan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan teratur, dengan adanya kegiatan ini setiap ada gangguan
keseimbangan gizi pada seorang anak dapat diketahui secara dini melalui perubahan pertumbuhannya. Jika gangguan gizi dapat diketahui secara dini maka
tindakanpenanggulangannya dapat dilakukan dengan segera, sehingga keadaan gizi yang memburuk dapat dicegah. Hasil penimbangan anak setiap bulan secara
tetap dan teratur yang tercatat pada KMS dapat memberikan informasi apakah pertumbuhan anak mengalami kenaikan atau menurun. KMS tersebut dapat
beguna apabila penimbangan dan deteksi tumbuh-kembang balita dilakukan setiap bulan. Kemudian semua kolom isian, keadaan kesehatan dan gizi anak diisi
dengan benar oleh petugas kesehatan. Sedangkan orangtua diharapkan selalu memperhatikan catatan-catatan pada KMS, setiap ada gangguan pertumbuhan
anak, maka harus dilaporkan kepada kader maupun petugas kesehatan dan mereka mencari penyebabnya kemudian melakukan tindakan yang sesuai, seperti
penyuluhan gizi dalam bentuk konseling yang dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep