15
mengenai perspektif perlindungan perempuan dalam memandang permasalahan pornografi.
Bab III Pada bab ini menjelaskan mengenai delik pornografi dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dan Hukum Pidana Islam Bab IV
Pada bab ini merupakan pembahasan pokok penelitian mengenai tinjauan
putusan delik
pornografi Perkara
Pidana No.
918PidB2003PN.Jak.Sel. Bab V
Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam skripsi sebagaimana telah diuraikan dalam bab
sebelumnya. Sebagai akhir dari bab ini akan disampaikan beberapa saran sebagai hasil pemikiran mengenai pokok-pokok permasalahan
yang dipilih dalam skripsi ini.
16
BAB II PORNOGRAFI DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN
TERHADAP PEREMPUAN
A. Definisi Pornografi
Pornografi dianggap sebagai kejahatan di berbagai negara. Namun, sampai saat ini, definisi hukum legal definition masih saja menjadi bahan
perdebatan. Merumuskan definisi hukum dari pornografi adalah suatu yang tidak mudah. Nampak jelas para pelaku industri pornografi dan konsumennya tidak
mempunyai kesulitan dalam memahami apa yang dimaksudkan dengan istilah pornografi ini.
Industri pornografi dapat berjalan dan berkembang menjadi besar sebab para pelaku industri pornografi memiliki pengetahuan mengenai komoditi yang
mengasilkan keuntungan besar ini. Namun, dalam prakteknya tetap sulit untuk merumuskan suatu definisi hukum legal definition dari pornografi. Hal ini
dikarenakan perbedaan pandangan berbagai pihak mengenai batasan-batasan pornografi.
Istilah pornografi sangat populer dalam diskursus publik di Indonesia. Namun, makna ini dipahami berbeda oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu,
agar lebih memahami makna istilah pornografi ini, perlu kita perhatikan difenisi- definisi yang terdapat dalam kamus peraturan perundang-undangan, dan referensi
lainnnya
17
Dalam kamus besar Indonesia, pornografi didefinisikan sebagai berikut
1
: 1.
Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi;
2. Bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang unruk
membangkitkan nafsu berahi dalam seks. Istilah Porngrafi sebenarnya berasal dari bahasa yunani, yaitu porni
2
yang artiny pelacur dan graphain artinya menulis. Dalam perkembangan selanjutnya, makna dasar kata pornografi ini
menjadi berkurang relevansinya. Istilah bahasa Yunani tersebut maknanya telaah meluas dan berbagai pihak telah menafsirkannya secara berbeda-beda.
Batasannya pornografi terus mengalami peubahan seiring dengan pergeseran nilai-nili dalam masyarakat dan perkembangan maateri pornogrfi itu sendiri.
Akan tetaapi, pornografi terkait dengan masalah seksualitas. Sejauh apapun istilah pornografi ini. Materi pornografi pasti mengungkapkan perilaku seksual, baik itu
dalam tulisan, gambar, film, daan media lainnya. Pornografi seringkali dipertentangkan dengan seni art. Dalam hal ini,
erotisme dianggap sebagai istilah yang berbeda dari istilah pornografi. Istilah erotisme berasal dari kata Yunani, Eros, yaitu nama dewa cinta, putera aphrodite.
Padanan kata ini dalam bahasa inggris adalah Eroticsm atau dalam kata benda adalah Erotica. Menurut Benny Hoed, erotisme tidak mempunyai makna dasar
1
Kamus Besar Indonesia; 1992
2
Dalam beberapa literatur, istilah Yunani porni ini juga sering kali dituliskan porne,namun maknannya sama saja.