Delik Pornografi dalam UU No. 8 tahun 1982 tentang Perfilman

52 UU No. 8 tahun 1982 tentang perfilman ini bertujuan untuk mengarahkan perfilman di Indonesia kepada: a. Pelestarian dan pengembangan nilai budaya bangsa; b. Pembangunan watak dan kepribadian bangsa serta peningkatan harkat dan martabat manusia; c. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa; d. Peningkatan kecerdasan bangsa; e. Pengembangan potensi kreatif di bidang perfilman; f. Keserasian dan keseimbangan di antara berbagai kegiatan dan jenis usaha perfilman; g. Terpeliharanya ketertiban umum dan rasa kesusilaan; h. Penyajian hiburan yang sehat sesuai dengan norma-norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dengan tetap berpedoman pada asas usaha bersama dan kekeluargaan, asas adil dan merata, asas perikehidupan dalam keseimbangan, dan asas kepercayaan pada diri sendiri. Untuk mencapai arah dan tujuan perfilman Indonesia, maka dalam UU No. 8 tahun 1982 terdapat ketentuan Pidana yang diatur dalam Bab X tentang ketentuan Pidana, yaitu dalam Pasal 40, 41, 42, 43, 44. Ketentuan Pidana dalam UU No. 8 tahun 1982 mengatur mengenai censorship. Pasal-pasal dalam UU No. 8 tahun 1982 yang berkaitan dengan sensor, yang juga terkait dengan pornografi: 53 Pasal 40 UU No. 8 tahun 1982 tentang Perfilman Dipidana penjara paling lama 5 lima tahun dan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah: a. Barang siapa dengan sengaja mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan dan atau menayangkan film dan atau reklame film yang ditolak oleh lembaga sensor film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 6; atau b. Barang siapa dengan sengaja mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan dan atau menayangkan potongan film dan atau suara tertentu yang ditolak oleh lembaga sensor film sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 6; atau c. Barang siapa dengan sengaja mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan dan atau menayangkan film yang tidak disensor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 1. Pasal 41 UU No. 8 tahun 1982 tentang Perfilman 1. Dipidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan atau denda paling banyak Rp. 40.000.000,00 empat puluh juta rupiah: 1 Barang siapa melakukan usaha perfilman tanpa izin usaha perfilman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1, Pasal 7, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 24, dan Pasal 27; atau 2 Barang siapa mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan atau menayangkan reklame film yang tidak disensor sebagimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 1; atau 3 Barang siapa melakukan kerjasama dengan perusahaan perfilman asing tanpa izin sebagimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 1 4. Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditambah sepertiga jika perusahaan perfilman yang tidak memilki izin usaha perfilman, mengedarkan, mengekspor, mempertunjukkan, dan atau menayangkan film dan atau reklame film yang tidak memilki tanda lulus sensor.

2. Delik Pornografi dalam UU No. 24 tahun 1997 tentang Penyiaran

Dalam Pasal 1 1 UU No.24 tahun 1997, definisi penyiaran adalah sebagai berikut: “Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana tansmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik , kabel, serat optik, dan atau media lainnya untuk dapat diterima oleh masyarakat dengan pesawat penerima siaran radio dan atau pesawat penerima siaran televisi, atau perangkat elektronik lainnya dengan tau tanpa alat bantu. ” 54 KEJAHATAN Pasal 64 Dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun atau denda paling banyak Rp. 700.000.000,-, tujuh ratus juta rupiah: a. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan melalui radio,televisi atau media elekronik lainnya hal-hal yang bersifat menghasut, mempertentangkan, dan atau bertentangan dengan ajaran, atau merendahkan martabat manusia dan budaya bangsa, atau memuat hal-hal yang patut dapat diduga mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, sebagai yang dimaksud dalam pasal 32 ayat 9; atau b. Barangsiapa dengan sengja menyiarkan rekaman musik dan lagu dengan lirik yang mengungkapkan pornografi dan hal-hal yang bersifat menghasut, mempertentangkan, danatau bertentangan dengan ajaran agama, atau merendahkan martabat manusia dan budaya bangsa atau memuat hal-hal yang patut dapat diduga mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 37 2 huruf b. = Pasal 65 Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan hal-hal yang bersifat sadisme, pornografi, dan atau bersifat perjudian, sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 7, dipidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan atau paling banyak Rp. 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah. PELANGGARAN Pasal 74 Barangsiapa menyiarkan iklan niaga, sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 2 huruf b, huruf c, dan huruf d, dipidana dengan pidan kurangan paling lama 9 sembilan bulan atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah. Pasal 42 2 Siaran iklan niaga dilarang memuat: