37
Sianturi menjelaskan pengertian kesusilaaan, sebagai berikut: “yang dimksud kesusilaan adalah dalam arti yang bukan hanya
menyangkut soal kebirahin atau sex saja. Akan tetapi mempunyai kebiasaan hidup yang pantas dan berahlak dalam suatu kelompok masyarakat tertentu
yang sesuai dengan sifat msyarakat yang bersangkutan.”
14
Pengertian yang diberikan oleh Sianturi ini lebih jelas, namun sulit dipahami. Akan tetapi, ada suatu titik temu dari pendapat R. Soesilo dan
Sianturi, yaitu bahwa kedua pendapat itu melihat kesusilaan sebagai suatu hal yang berhubungan dengan nafsu kelamin dan seksualitas.
Demikianlah KUHP telah menggolongkan delik pornografi sebagai delik kesusilaan, dimana permasalahan pornografi lebih dilihat sebagai
persoalan moralitas.
3. Perumusan Pasal-Pasal KUHP yang Mengatur Delik Pornografi
a. Delik Pornografi dalam Buku II KUHP tentang Kejahatan
Andi Hamzah menyatakan bahwa di dalam buku II KUHP Bab XIV terdapat pasal-psal yang langsung dan tidak langsung terkait dengan
delik pornografi.
15
disebutkan oleh Andi Hamzah bahwa pasal 282 dan pasal 283 KUHP adalah pasal-pasal yang lansung terkait dengan
14
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perempun, cet.4, Jakarta: ALUMNI AHAEM-PETEHAEM, 1996, hal. 26
15
Andi Hamzah, “Pornografi Dalam Hukum Pidana: Suatu Studi Perbandingan”, Cet I, Jakarta: Bima Mulia, 1987, hal. 32
38
pornografi.
16
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Tindak-Tindak Pidana Tetentu di Indonesia, memsukkan Pasal 282 dan 283 KUHP dalam
pembahsannya di sub bab pornografi.
17
Untuk lebih memahami pasal 281,282,283 KUHP, berikut ini adalah perumusan Pasal-Pasal KUHP itu dan pembahasannya:
Pasal 281 KUHP
Di hukum penjara selama-selamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- :
1e. Barangsiapa sengaja merusak kesopanan di muka umum; 2e. Barangsiapa sengaja merusak kesopanan dimuka orng lain, yang hadir
tidak karena kemauannya sendiri.
Unsur-unsur Pasal 281 1 KUHP : Barangsiapa :
Setiap orang d apat dikenai Pasal ini. Unsur “barangsiapa”
menerangkan bahwa semua orang yang terbukti memenuhi semua unsur dari Pasal 281 1 KUHP, maka ia dapat dipandang sebagai dader atau
pelaku dari tindak pidana yang diancam Pasal 281 1 ini.
Dalam perkembangan ilmu hukum pidana, terdapat teori yang menjelasan mengenai gradasi “kesengajaan”, sebagaimana diuraikan oleh
Sianturi sebagai berikut
18
:
16
Andi Hamzah, “Pornografi Dalam Hukum Pidana: Suatu Studi Perbandingan”, Cet I, Jakarta: Bima Mulia, 1987, hal. 32
17
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, edisi kedua, bandung: PT Eresco,1989, hal. 112-114.
18
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perempun, cet.4, Jakarta: ALUMNI AHAEM-PETEHAEM, 1996, hal.170-178