Delik Pornografi dalam Buku II KUHP tentang Kejahatan

38 pornografi. 16 Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Tindak-Tindak Pidana Tetentu di Indonesia, memsukkan Pasal 282 dan 283 KUHP dalam pembahsannya di sub bab pornografi. 17 Untuk lebih memahami pasal 281,282,283 KUHP, berikut ini adalah perumusan Pasal-Pasal KUHP itu dan pembahasannya: Pasal 281 KUHP Di hukum penjara selama-selamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- : 1e. Barangsiapa sengaja merusak kesopanan di muka umum; 2e. Barangsiapa sengaja merusak kesopanan dimuka orng lain, yang hadir tidak karena kemauannya sendiri. Unsur-unsur Pasal 281 1 KUHP : Barangsiapa : Setiap orang d apat dikenai Pasal ini. Unsur “barangsiapa” menerangkan bahwa semua orang yang terbukti memenuhi semua unsur dari Pasal 281 1 KUHP, maka ia dapat dipandang sebagai dader atau pelaku dari tindak pidana yang diancam Pasal 281 1 ini. Dalam perkembangan ilmu hukum pidana, terdapat teori yang menjelasan mengenai gradasi “kesengajaan”, sebagaimana diuraikan oleh Sianturi sebagai berikut 18 : 16 Andi Hamzah, “Pornografi Dalam Hukum Pidana: Suatu Studi Perbandingan”, Cet I, Jakarta: Bima Mulia, 1987, hal. 32 17 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, edisi kedua, bandung: PT Eresco,1989, hal. 112-114. 18 S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perempun, cet.4, Jakarta: ALUMNI AHAEM-PETEHAEM, 1996, hal.170-178 39 a. Kesengajaan sebagai maksud oorgmerk : Kesengajaan sebagai maksud berarti, terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu yang sesuai dengan perumusan-perumusan undang-undang hukum pidana, adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dan pengetahuan dari pelaku. Contoh: dalam delik material, misalnya menghilangkan jiwa orang lain seperti tersebut dalam pasal 338 KUHP, matinya seorang tersebut adalah merupakan perwujudan dari mksud dan tujuan dari pelaku. 19 b. Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan Yang menjadi pokok dari gradasi kesengajaan ini adalah seberapa jauh pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan atau akibat yang merupakan salah satu unsur dari pada suatu delik yang telah terjadi. Dalam hal ini yang termasuk tindakan atau akibat-akibat yang pastiharus terjadi c. Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan Kesengajaan dengan kesadaran kemungkinan ini disebut juga dengan kesadaran bersyarat. Sering sukar memperbedakan dengan kealpaan culpa . Dalam kesengajaan kemungkinan ini, yang menjadi sandaran adalah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat terlarang beserta tindakan atau akibat lainnya yang mungkin akan terjadi. Termasuk juga dalam jenis kesengajaan ini, kesadaran pelaku mengenai 19 Contoh ilustrasi; misalnya seseorang menghujamkan pisau ke dada seseorng lain dengan tujuan bahwa jantung seseorng lain itu tertusuk dan supaya hilang nyawanya meninggal. 40 kemungkinannya suatu tindakan dan akibat setelah melalui beberapa syarat- syarat tertentu. Jadi harus dibuktikan untuk unsur sengaja ini adalah apakah sipetindak mengetahui ia telah melanggar kesusilaan, dan menyadari bahwa dengan berbuat begitu ada orang lain yang melihatnya kemudian tersinggung perasaan malunya. Jika sama sekali ia tidak mengetahuinya dan ia tidak berkehendak melnggar kesusilaan, maka ia tidak akan melakukan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam pasal KUHP. Merusak kesusilaan disini adalah perbuatan yang melanggar kesoponan dibidang kesusilaan yang berhubungan dengan kelammin danatau bagian badan tertentu lainnya yang pada umumnya dapat menimbulkan perasaan malu, perasaan jijik atau terangsangnya nafsu birahi orng lain. Yang dimaksud di muka umum adalah di suatu tempat dimana umum dapat mendatangi tempat itu atau di suatu tempat yang dapat dilihat, didengar atau disaksikan oleh umum yang berada di tempat itu atau di tempat lainnya. Rumusan Pasal 281 KUHP mengatur mengenai perbuatan melanggar kesusilaan atau perbuatan cabul di muka umum. Menurut penulis, pasal 281 KUHP tidak dapat dikatakan sebagai Pasal yang mengatur delik pornografi secara langsung khusus, sebab Pasal ini tidak menyebutkanmengatur dalam rumusannya mengenai atau tulisan, gambar, dan barang graphos, graphein secara langsung. 41 Pasal 281 KUHP tidak mengatur delik pornografi secara langsung. Akan tetapi, pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa Pasal 281 KUHP adalah delik yang mengatur pornografi secara umum lex generalis atau Pasal 282 adalah delik yang mengatur secara khusus lex specilis adalah pendapat-pendapat yang benar. Untuk memahami hubungan antara Pasal 281 dan Pasal terlebih dahulu perlu untuk membahas unsur-unsur dalam Pasal 282 KUHP, yaitu: 1 Barang siapa yang menyiarkan, mempertontonkan atau menempelkan dengan berterang-terangan suatu tulisan yang diketahui isinya atau suatu gambar atau barang yang dikenalnya melanggar perasaan kesusilaan, maupun membuat, membantu masuk, mengirimkan langsung membawa keluar atau menyidiakan tulisan, gambar atau barang untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan sehingga kelihatan orang banyak, ataupun dengan menyiarkan sesuatu surat, gambar, atau barang itu boleh didapat, dihukum penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 45.000,- empat puluh lima ribu rupiah. 2 Barang siapa menyiarkan, mempertontonkan atau menempelkan dengan berterang-terangan sesuatu tulisan, gambar atau barang yang melanggar perasaan kesusilaan, maupun membawa masuk, mengirimkan terus, membawa keluar atau menyediakan surat atau gambar atau barang itu untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempelkan, sehingga kelihatan oleh orang banyak ataupun dengan berterang-terngan atau dengan menyiarkan bahwa tulisan, gambar atau barang itu boleh didapat di hukum penjara selama- lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 45.000 empat puluh lima ribu rupiah, jika ia ada alasan yang sungguh-sungguh untuk menduga, bahwa tulisan, gambar atau barang itu melanggar perasaan kesusilaan. 3 Jika melakukan kegiatan yang diterangkan dalam ayat pertama itu dijadikan suatu pencarian atau kebiasaan, oleh tersalah, dapat dijadikan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 75.000,- tujuh puluh lima ribu rupiah. Unsur-unsur tindak pidana yang tercantum baik pada ayat 1 maupun ayat 2 dalam pasal ini adalah: 42 1 Menyiarkan, mempertontonkan atau menempelkan dengan terang-terangan tulisan yang diketahui isinya, gambar atau barang yang dikenalnya yang melanggar perasaan kesusilaan. 2 Membuat, membawa masuk, mengirimkan langsung, membawa keluar atau menyediakan tulisan dan sebagainya, untuk diserahkan, dipertontonkan atau ditempelkan dengan terang-terangan. 3 Dengan terang-terangn atau dengan menyiarkan suatu tulisan dengan tidak diminta atau menunjukkan, bahwa tulisan dan sebagainya itu boleh didapat. Bedanya ayat 1 dan ayat 2 adalah pada ayat 1 orang yang berbuat harus “mengetahui” bahwa isi tulisan dan sebagainya itu melanggar perasaan kesusilaan, sedangkan pada ayat 2 orang itu tidak perlu mengetahuinya, cukup apabila padanya ada alasan yang sungguh-sungguh untuk menduga, bahwa tulisan dan sebagainya itu melanggar perasaan kesusilaan. Perbedaan utama antara Pasal 281 dan 282 bahwa sesuatu yang melanggar kesusilaan itu tidak secara langsung orangnya yang melanggar itu dilihat, melainkan hanya berupa tulisan, gambar atau denda. Karena itulah tindak pidana ini disebut sebagai pornografi. Sedangkan Pasal 282 ayat 3 menitikberatkan bahwa perbuatan melawan hukum yang tersebut pada Pasal 282 ayat 1 sudah menjadi mata pencarian penghasilan kehidupannya atau telah dilakukan berulang-ulang sebagai suatu kebiasaan, meskipun perbuatannya itu tidaklah menjadi mata pencarian kehidupannya, perbuatannya itu tidak terlepas dari proses penuntutan pidana. 43 Pasal 283 KUHP 1 Dengan hukum penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyak Rp. 9000,- dihukum barang siapa menawarkan, menyerahkan buat selama-lamanya atau buat sementara waktu, menyampaikan ditangan atau mempertunjukan kepada orng yang belum dewasa yang diketahuainya atau patut disangkanya bahwa orang itu belum cukup umurnya 17 tahun sesuatu tulisan, suatu gambar atau suatu barang yang menyinggung perasaan kesopanan, atau sesuatu cara yang dipergunakan untuk mencegah atau mengganggu hamil, jika isi surat itu diketahuinya atau jika gambar, barang dan cara itu di ketahuinya. 2 Dengan hukuman serupa itu juga dihukum barangsiapa dihadapan seseorang yang belum dewasa seperti tersebut dalam ayat diatas memperdengarkan isi surat atau tulisan yang melanggar perasaan kesopanan. 3 Dengan hukuman penjara selama-lamanya empat bulan atau kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 9000,- dihukum barangsiapa menawarkan, menyerahkan, buat selama-lamanya atau buat sementara waktu, menyampaikan ditangan atau memperlihatkan kepada seorang yang belum dewasa sebagai tersebut dalam ayat pertama, sesuatu surat tulisan suatu gambar atau suatu barang yang melanggar kesopanan, demikian pula memperdengarkan dihadapan seorng yang belum dewasa sebagai tersebut dalam ayat pertama, isi surat yang menyinggung perasaan kesopanan, jika ia ada alasan yang cukup untuk menyangka, bahwa tulisan, gambar atau barang itu melanggar perasaan kesopanan atau cara itu ialah cara untuk mencegah atau mengganggu hamil. Unsur-unsur Pasal 283 1 KUHP

1 Barangsiapa

20 2 Menawarkan : unsur ini cukup jelas. 3 Memberikan untuk seterusnya maupun untuk sementara : Lamintang menyatakan bahwa unsur ini dapat dengan ditafsirkan melalui tata 20 Lihat penjelasan di skripsi ini,hal. 39 44 bahasa. 21 Peulis menafsirkan unsur ini sebagai “memberikan” atau “meminjamkan”. 4 Menyampaikan di tangan atau mempertunjukkan : unsur ini cukup jelas. 5 Tulisan, gambar, atau barang yang menyinggung perasaan kesopanan dimaksud adalah tulisan, gambar, dan barang yang berisi mengenai hal-hal yang berkenan dengan kehidupan seksual yang menurut pendapat umum di Indonesia dianggap “cabul”. 6 Alat untuk mencegah atau menggugurkan kandungan dimaksud dengan alat untuk mencegah kehamilan itu ialah alat yang menurut sifatnya memang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tersebut. 7 Pada seorang yang belum dewasa, atau patut disangkanya bahwa orang itu belum cukup umurnya 17 tahun: unsur ini cukup jelas dan dengan mudah dipahami. 8 Kalau isi surat ini diketahuinya atau jika gambar, barang, dan cara itu diketahuinya: Menurut I. N. Suwandha, unsur ini merupakan syarat bagi dapat dipidananya pelaku yang telah melakukan tindak pidana-tindak pidana seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 283 1 KUHP, yang apabila syarat tersebut ternyata tidak dapat dibuktikan, akan menyebabkan Hakim memberikan putusan bebas bagi pelaku. 21 Lamintang, Delik-Delik Khusus:Tindak Pidana-Tindak Pidana-Tindak Pidana melanggar norma-Norma Kesusilaan Dan Norma-Norma kepatutan, cet.1, Bandung:Mandar Maju,1990,hal.71. 45 Menurut Lamintang, unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 283 1, yaitu “yang diketahuinya” dan “yang patut disangka” menandakan bahwa tindak pidana yang diatur dalam pasal 283 1 KUHP merupakan suatu tindak pidana yang mempunyai unsur subjektif pro parte dolus pro parte culpa. Penjelasan Pasal 283 2 KUHP

1. Barangsiapa

22

2. Dihadapan orang yang belum dewasa seperti tersebut dalam ayat diatas :

Unsur ini cukup jelas. 3. Memperdengarkan isi surat tulisan yang melanggar perasaan kesopanan : Menurut Lamintang, unsur ini diterjemhkan dari kata-kata “ten gehore brengen”, yang arti sebenarnya adalah “membuat orang mendengar”. 23 sehingga lebih lanjut dijelaskan oleh Lamintang bahwa kata- kata ““ten gehore brengen” ini hanya tepat jika diartikan sebagai “membacakan” atau “membicarakan”. 24 Namun demikian, patut juga diperhatikan mengenai kemungkinan perbuatan melanggar kesusilaankesopanan itu. Dilakukan dengan “ memperdengarkan suatu rekaman”, sehingga unsur ini perlu diterjemahkan sebagai “mendengarkan” 25 22 Lihat penjelasan di skripsi ini,hal. 39 23 Lamintang, Delik-Delik Khusus:Tindak Pidana-Tindak Pidana-Tindak Pidana melanggar norma-Norma Kesusilaan Dan Norma-Norma kepatutan, cet.1, Bandung:Mandar Maju,1990,hal. 73- 74. 24 Lamintang, Delik-Delik Khusus:Tindak Pidana-Tindak Pidana-Tindak Pidana melanggar norma-Norma Kesusilaan Dan Norma-Norma kepatutan, cet.1, Bandung:Mandar Maju,1990,hal. 75. 25 Lamintang, Delik-Delik Khusus:Tindak Pidana-Tindak Pidana-Tindak Pidana melanggar norma-Norma Kesusilaan Dan Norma-Norma kepatutan, cet.1, Bandung:Mandar Maju,1990,hal. 75. 46 Pasal 283 KUHP ini bertujuan untuk melindungi anak dibawah umur atau anak muda dari materi pornografi meteri yang melanggar kesopanan. Dalam Pasal 283 1 KUHP ditetapkan bahwa yang patut dilindungi itu adalah yang berusia dibawah umur 17 tahun. Di negara-negara lain, seperti misalnya di Belanda, Jerman, Dernmark, dan lain-lain menyatakan bahwa mereka yang belum cukup umur adalah yang berusia dibawah 16 tahun. Hal ini perlu dikji ulang, mengingat definisi anak sangat rancu dalam peraturan perundangan di Indonesia, sehingga perlu di definisikan mengenai siapa yang disebut sebagai anak. Pasal 283 bis “Jika tersalah melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam Pasal 282 dan 283 itu dalam pekerjaannya dan pada waktu melakukan kejahatan itu belum lagi liwat 2 tahun sesudah tetap hukumanya yang dahulu karena salah satu kejahatan yang tersebut, maka ia dapat dipecat dari menjalankan pekerjaannya. ” Pasal 283 bis mengatur mengenai pemberatan pidana karena mengulang kejahatan . syarat-syarat supaya dapat dilakukan pemberatan pidana berdasarkan Pasal 283 bis adalah: 1. Melakukan kejahatan yang diterangkan pasal 282 dan 283 dalam pekerjaannya. 2. Pada melakukan kejahatan itu belum lagi liwat 2 tahun sesudah tetap hukumanya yang dahulu karena salah satu kejahatan yang tersebut dalam pasal 282 dan 283.