51
B. Delik pornogrfi dalam Peraturan Perundang-Undangan di luar KUHP
Delik pornografi selain diatur dalam KUHP, juga diatur dalam peraturan perundang-undangan di luar KUHP. Peraturan perundangn-undangan di luar
KUHP yang mengatur ketentuan pidana mengenai delik pornografi, antara lain: 1.
UU No. 8 tahun 1982 tentang perfilman 2.
UU No. 27 tahun 1997 tantang Penyiaran 3.
UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
1. Delik Pornografi dalam UU No. 8 tahun 1982 tentang Perfilman
Dalam Pasal 1 1 UU No. 8 tahun 1992, disebutkan definisi film, sebagai berikut:
“Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandang-dengar
yang dibuat
berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis,
dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.” Lebih lanjut dijelaskan dalam Pasal 1 2 UU No. 8 tahun 1982, bahwa
perfilman adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuuatan, jasa, teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukkan, dan atau
penayangan film.
52
UU No. 8 tahun 1982 tentang perfilman ini bertujuan untuk mengarahkan perfilman di Indonesia kepada:
a. Pelestarian dan pengembangan nilai budaya bangsa;
b. Pembangunan watak dan kepribadian bangsa serta peningkatan harkat dan
martabat manusia; c.
Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa; d.
Peningkatan kecerdasan bangsa; e.
Pengembangan potensi kreatif di bidang perfilman; f.
Keserasian dan keseimbangan di antara berbagai kegiatan dan jenis usaha perfilman;
g. Terpeliharanya ketertiban umum dan rasa kesusilaan;
h. Penyajian hiburan yang sehat sesuai dengan norma-norma kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dengan tetap berpedoman pada asas usaha bersama dan kekeluargaan, asas adil dan merata, asas
perikehidupan dalam keseimbangan, dan asas kepercayaan pada diri sendiri.
Untuk mencapai arah dan tujuan perfilman Indonesia, maka dalam UU No. 8 tahun 1982 terdapat ketentuan Pidana yang diatur dalam Bab X tentang
ketentuan Pidana, yaitu dalam Pasal 40, 41, 42, 43, 44. Ketentuan Pidana dalam UU No. 8 tahun 1982 mengatur mengenai
censorship. Pasal-pasal dalam UU No. 8 tahun 1982 yang berkaitan dengan sensor, yang juga terkait dengan pornografi: