Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

9 2. Bagaimana pornografi dilihat dalam perspektif perlindungan terhadap perempuan? 3. Bagaimana yurisprudensi Indonesia mengenai kasus pornografi, dilihat dari perspektif perlindungan terhadap perempuan? Sehubungan dengan perumusan masalah di atas ada beberapa hal yang perlu diberikan batasan atau penjelasan. Penelitian hanya terbatas pada tindak pidana kesusilaan sebagaimana diatur dalam KUHP Pasal 281, 282, 283, dan pasal-pasal di luar KUHP dan Buku III KUHP pelanggaran tentang kesopanan yang masing-masing permasalahannya diuraikan dalam penulisan skripsi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui batasan dan ruang lingkup pornografi menurut hukum Islam dan hukum positif, b. Mengetahui dan memahami perspektif perlindungan terhadap perempuan dalam memandang permasalahan pornografi, c. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan hukum pidana di Indonesia yang mengatur delik pornografi. d. Memberikan kesimpulan dan saran mengenai hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut dalam regulasi terhadap delik pornografi di masa mendatang. 10 2. Manfaat Penelitian a. Hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan studi Hukum Pidana Islam mengenai Hukum Pidana Positif khususnya mengenai batasan pornografi dalam KUHP. b. Hasil peneliatian ini juga sangat penting untuk keperluan membuktikan skripsi bahwa hukum pidana Islam dapat diimplementasikan dalam Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila UUD 1945. c. Hasil penelitian ini berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum dan para penegak hukum pada khususnya, atas hasil analisis mengenai penegakkan hukum pidana terhadap pelanggaran pornografi oleh aparat hukum dengan berpedoman kepada ketentuan Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP yaitu pasal 281, Pasal 282, Pasal 283, dan buku III Pelanggaran tentang kesopanan. d. Hasil penelitian ini bergun bagi Pemerintah pada umumnya dan khususnya bagi aparat penegak hukum dapat lebih meningkatkan pengawasan masalah pornografi terhadap perempuan, di samping itu pula melindungi masyarakat pada umumnya dan hukum remaja pada khususnya agar tidak terjerumus ke dalam perilaku moral yang kekurangan baik.