Barangsiapa Dihadapan orang yang belum dewasa seperti tersebut dalam ayat diatas :

46 Pasal 283 KUHP ini bertujuan untuk melindungi anak dibawah umur atau anak muda dari materi pornografi meteri yang melanggar kesopanan. Dalam Pasal 283 1 KUHP ditetapkan bahwa yang patut dilindungi itu adalah yang berusia dibawah umur 17 tahun. Di negara-negara lain, seperti misalnya di Belanda, Jerman, Dernmark, dan lain-lain menyatakan bahwa mereka yang belum cukup umur adalah yang berusia dibawah 16 tahun. Hal ini perlu dikji ulang, mengingat definisi anak sangat rancu dalam peraturan perundangan di Indonesia, sehingga perlu di definisikan mengenai siapa yang disebut sebagai anak. Pasal 283 bis “Jika tersalah melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam Pasal 282 dan 283 itu dalam pekerjaannya dan pada waktu melakukan kejahatan itu belum lagi liwat 2 tahun sesudah tetap hukumanya yang dahulu karena salah satu kejahatan yang tersebut, maka ia dapat dipecat dari menjalankan pekerjaannya. ” Pasal 283 bis mengatur mengenai pemberatan pidana karena mengulang kejahatan . syarat-syarat supaya dapat dilakukan pemberatan pidana berdasarkan Pasal 283 bis adalah: 1. Melakukan kejahatan yang diterangkan pasal 282 dan 283 dalam pekerjaannya. 2. Pada melakukan kejahatan itu belum lagi liwat 2 tahun sesudah tetap hukumanya yang dahulu karena salah satu kejahatan yang tersebut dalam pasal 282 dan 283. 47 Pengulangan kejahatan sebagaimana diatur dalam pasal 283 bis adalah dapat dipecat dari pekerjaanya. b. Delik Pornografi dalam buku III tentang Pelanggaran Selain diatur dalam Pasal 281,282, dan 283 yang terdapat dalam buku II KUHP tentang kejahatan, delik pornografi juga diatur dalam Pasal 532, 533, 534, dsebanyak-banyaknya 535 Buku III KUHP tentang pelanggaran. Pasal 532 KUHP Dengan kurungan selama-lamanya tiga hari atau benda sebanyak-banyaknya Rp. 225,-, dihukum: 1e. Barangsiapa di muka umum menyayikan lagu-lagu yang melanggar perasaan kesopanan; 2e. Barangsiapa di muka umum berpidato yang melanggar perasaan kesopanan; 3e. Barangsiapa di tempat yang dapat kelihatan dari jalan umum mengadakan tulisan atau gambar yang melanggar perasaan kesopanan. Dalam Pasal 532 KUHP ini, yang mengatur delik pornografi adalah Pasal 532 e. Pasal 532 1e dan 532 2e lebih mengatur mengenai pelnggaran kesusilaan di muka umum atau hampir sama dengan Pasal 281 KUHP. Alasan perbuatan pada Pasal 532 tersebut digolongkan sebagai pelanggaran, menurut A. Hamzah adalah: Sering nyanyian atau pidato tersebut dilakukan sebagai humor atau kenakalan; sedangkan perbuatan mencoret-coret tembok dan lain-lain seringkali merupakan perbuatan kenakalan remaja dan tidak ada kaitanya dengan keinginan mencari untung. 26 26 Andi Hamzah, “Pornografi Dalam Hukum Pidana: Suatu Studi Perbandingan”, Cet I, Jakarta: Bima Mulia, 1987, hal. 69 48 Pasal 533 KUHP Dengan hukuman kurangan selama-lamanya dua bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 3.000,-, dihukum: 1e. Barangsiapa pada tempat yang diperuntukkanbagi lalu lintas umum, mempertunjukan atau menempelkan sesuatu ulisan yang namanya kepalanya, sampulnya kulitnya atau isinya yang terbaca itu dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda, ataupun mempertunjukan atau menempelkan sesuatu gambar atau benda yang dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda; 2e. Barangsiapa pada tempat yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum memperdengrkan isi tulisan yang dpat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda; 3e. Barangsiapa dengan terng-terangan atau tidak dengan diminta untuk menawarkan sesuatu tulisan, gambar atau benda yang dapat menimbulkan nafsu birahi anak-anak muda, atau dengan terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tidak dengan diminta, menunjukkan bahwa tulisan, gambar, atau benda itu dapat diperoleh; 4e. Barangsiapa menawarkan, memberikn buat selama-lamanya atau buat sementara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan sesuatu tulisan, gambar, atau benda demikian kepada seorang yang belum dewasa di bawah umur 17 tahun; 5e. Barangsiapa memdengarkan isi tulisan demikian dimuka seorang yang belum dewasa di bawah umur 17 tahun. Pasal 533 KUHP tidak mengandung unsur “ melanggar kesopanan” atau “merusak kesusilaan”. Dalam Pasal 533 KUHP hanya dimuat unsur “yang dapat menimbulkan birahi anak- anak muda”. Andi Hamzah justru mempertanyakan pembedaan delik dalam Pasal 282 dan 533 KUHP, sebab menurutnya “membangkitkan nafsu birahi pada remaja” juga terletak dibidang kesusilaan. 27 Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah gambar, tulisan ataupun benda-benda tersebut dapat membangkitkan nafsu birahi para remaja, 27 Andi Hamzah, “Pornografi Dalam Hukum Pidana: Suatu Studi Perbandingan”, Cet I, Jakarta: Bima Mulia, 1987, hal. 64. 49 diserahkan kepada orang dewasa yang bertanggung jawaban masyarakat kepada anak-anak. 28 Pasal 533 KUHP ini bertujuan melindungi generasi muda dari dampak negatif pornografi. berdasarkan pendapat Tomschalken sebagaimana dikutip oleh Andi Hamzah, bahwa Pasal 533 KUHP mengenai perasaan pertanggungjawaban masyarakat kepada anak-anak. Pasal 534 KUHP Barangsiapa dengan terang-terangan melakukan sesuatu ikhtiar untuk mencegah hamil atau dengan diminta menawarkan ikhtiar demikian atau pertolongan pekerjaan untuk mencegah hamil itu, atau dengan terang-terangan menyiarkan sesuatu, tulisan, tidak dengan diminta menunjukkan, bahwa ikhtiar itu atau pertolongan itu boleh didapat, dihukum kurungan selama-lamanya dua bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 3.000,-. Unsur-unsur Pasal 534 KUHP 1. Barangsiapa 2. Dengan terang-terangan 3. Melakukan suatu ikhtiar untuk mencegah hamil 4. Dengan tidak diminta menawarkan ikhtiar demikian atau pertolongan pekerjaan mencegah hamil

5. Atau dengan terang-terangan menyiarkan sesuatu, tulisan, tidak dengan

diminta menunjukkan, bahwa ikhtiar itu atau pertolongan itu boleh didapatkan 28 Andi Hamzah, “Pornografi Dalam Hukum Pidana: Suatu Studi Perbandingan”, Cet I, Jakarta: Bima Mulia, 1987, hal. 63. 50

6. Dihukum kurungan selama-lamanya dua bulan atau denda sebanyak-

banyaknya Rp. 3.000,-. Pasal 534 KUHP mengatur delik kesusilaan yang berkaitan dengan alat pencegah kehamilan atau upaya mencegah kehamilan. Untuk menghindari hukuman bagi petugas-petugas penyeluhan keluarga berencana KB, maka jaksa agung mengeluarkan surat Edaran N B-0714- 351976 yang menyatakan bahwa, jika terjadi pelanggaran terhadap Pasal 283 dan 534 KUHP, yang dilakukan oleh petugas keluarga berencana dan perbuatannya tersebut dilakukan dalam rangka menjalankan tugasnya, maka hal tersebut merupakan perkecualian yang harus dikesampingkan. Pasal 535 KUHP Barangsiapa dengan terang-terangan mempertunjukkan ikhtiar untuk menggugurkan hamil, atau dengan dengan terang-terangan atau dengan tidak diminta menawarkan ikhtiar demikian atau pertolongan pekerjaan untuk menggugurkan hamil, atau menunjukkan, bahwa ikhtiar atau pertolongan itu boleh didapat, dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-sebanyaknya Rp. 4.500,-. Pasal 534 dn 535 KUHP ini isinya hampir sama, perbedaannya terletak pada obyek yang dipertunjukkannya atau yang ditawarkannya. Kalau pada Pasal 534 KUHP yang dipertunjukkan adalah sarana untuk mencegah kehamilan, sedang pasal 535 KUHP adalah sarana untuk menggugurkan kandungan. Menggugurkan kandungan bukan merupakan proyek keluarga berencana. Menggugurkan kandungan bukan merupakan proyek keluarga berencana, sehingga tidak ada dasar pemaaf meskipun yang melakukan hal itu adalah petugas.