Keberadaan Muḥsin KEBERADAAN DAN TANGGUNG JAWAB MUḤSIN

223

BAB V KEBERADAAN DAN TANGGUNG JAWAB MUḤSIN

Bagian ini merupakan ruang yang akan diuraikan di dalamnya beberapa materi sebagai kajian untuk mengkaji persinggungannya dengan konsep pribadi aktual yang ditawarkan oleh pakar psikologi humanistik seperti Maslow, sehingga semakin terbukti kedekatan antara keduanya dan kelebihan pribadi muḥsin dalam perspektif Al-Qur`an dibandingkan dengannya. Adapun materi tersebut difokuskan kepada dua hal sebagai berikut:

A. Keberadaan Muḥsin

Keberadaan muḥsin secara sepintas telah disinggung pada pembahasan di atas. Namun belum spesifik sebagaimana data-data yang didapatkan dalam Al-Qur`an dan ditafasirkan oleh pakar tafsir. Keberadaannya tidak kurang dari dua hal, yaitu: Pertama; Sebagai faktor penentu yang bergandengan dengan faktor mu’min dan muslim dalam konteks keberagamaan seseorang. Kedua; Sebagai predikat bagi rasul. Pembahasan mengenai dua keberadaan muḥsin ini untuk membuktikan keunggulan tentang konsep manusia ideal yang ditawarkan Al-Qur`an yang dapat mengkritisi sekaligus mengisi secara signifikan kekosongan kajian pakar psikologi Humanistik atau Transpersonal, 989 terutama Maslow yang tidak mengkaitkan pencapaian aktualisasi diri seseorang dengan agama yang dipeluknya, 990 serta tidak menjangkau 989 Aliran psikologi Transpersonal lahir sebagai kelanjutan dari psikologi Humanistik. Kelahirannya diprakarsai oleh tokoh-tokoh psikologi yang prihatin terhadap kondisi masyarakat Barat modern yang waktu itu hidup kaya dengan materi, tetapi miskin spiritual. Antony Sutich 1907-1976 M misalnya yang mendirikan The Journal of Humanistic Psychology dan salah seorang tokoh pendiri psikologi Transpersonal dalam menyikapi kondisi tersebut mengumpulkan tokoh-tokoh yang memiliki paham yang sama di rumahnya di California guna membahas secara informal topik-topik yang pada waktu itu tidak diperhatikan dalam psikologi Humanistik dan gerakan potensi manusia. Abraham Harold Maslow 1908-1970 M dan Victor Frankl 1905-1997 M yang hadir dalam pertemuan tersebut mengusulkan istilah Transpersonal bagi gerakan psikologi yang tengah mereka rintis. E. Capriles, Beyond Mīnd; Steps to a Metatranspersonal Psychology Honolulu, HI, The International Journal of Transpersonal Studies, 19, 2000, 163-164. 990 Frank G. Goble, The Third Force, The Psychology of Abraham Maslow New York, N.Y, Washington Square Press, 1971, 43. Selanjutnya disebut Goble, The Third Force. 223 224 lebih jauh personifikasi sosok pribadi aktual seperti nabi yang menjadi pribadi ideal yang hakiki, melainkan keterwakilannya terbatas dilekatkan kepada tokoh-tokoh publik atau historis seperti Abraham Lincoln, Thomas Jefferson, Albert Einstens, Elleanor Roosevelt, Jane Addams, William Jams, Albert Schweitzer, Aldous Hoxley, Benedict de Spinoza, dan lain-lain. 991 Kejelasan keduanya terlihat pada pembahasan berikut ini.

a. Muḥsin Penentu Keagamaan