104
a. Berbuat ihsan kepada kedua orang tua
Terdapat tiga ayat Makiyyah yang mengharuskan berbuat ihsan kepada kedua orang tua, dan dua ayat Madaniyyah yang
menyinggungnya disertai keharusan berbuat ihsan kepada pihak-pihak lain.
Pertama, Dua ayat Makkiyyah menetapkan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua ibu-bapak dan beberapa etika berkomunikasi
dengan keduanya, yakni surah Al-Isrā`17 : 23. Sedangkan surah Al- Ahqāf 46 : 15 di samping memuat kewajiban berbuat baik kepada kedua
orang tua, juga menuturkan latar belakangnya. Kedua; Satu ayat Makkiyyah, yakni surah Al-An’ām6 : 151,
selain berisikan perintah berbuat ihsan kepada kedua orang tua juga larangan membunuh anak sendiri. Orang tua bertanggungjawab terhadap
anak yang dilahirkan. Di antara pesan ayat-ayat Makkiyyah yang memiliki relevansi
secara fungsional dengan persoalan ketuhanan dan akhlak adalah pola hubungan yang etis antara anak dan kedua orang tuanya dengan berbuat
ihsan. Sejarah kehidupan bangsa Arab Jahiliyyah banyak diwarnai tradisi kekerasan, mereka disebut ahl al-jilāfah pelaku kekerasan, anak-anak
tidak menghargai dan menghormati kedua orang tua, terutama ketika keduanya telah berusia lanjut.
472
Sedangkan orang tua membunuh anak- anaknya. Kehadiran Al-Qur`an memberikan pesan terhadap mereka
supaya berbuat ihsan kepada keduanya, dan kedua orang tua dilarang membunuh anak-anak mereka disebabkan oleh rasa takut akan
kemiskinan.
473
Ketiga; Dua ayat yang tergolong ke dalam kelompok Madaniyyah, Al-Baqarah2 : 83 dan Al-Nisā`4 : 36 menerangkan
kewajiban berbuat ihsan kepada kedua orang tua dan kepada orang lain, seperti kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, dan berkata baik kepada
sesama manusia. Ayat yang disebut terakhir memuat lebih banyak pihak yang selayaknya disikapi dengan ihsan, semacam tetangga dekat,
tetangga jauh, teman sejawat, ibn sabīl,
474
dan hamba sahaya.
472
Ibn ‘Āshūr, Al-Taḥrīr wa Al-Tanwīr, Jilid 4, Juz 8, 158.
473
Al-Alūsiy, Rūh al-Ma’ānī, Jilid 4, juz 8, 297.
474
Ibn sabīl ialah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal. Al-Ṭabariy, Jāmi’ Al-Bayān, Jilid 4, 86. Termasuk Ibn sabīl anak yang tidak
diketahui ibu-bapaknya. Dewan Penterjemah, Al-Qurān dan Terjemahnya Madinah Munawwarah, Majma’ Al-Mālik Fahd li Ṭibā’at Al-Muṣhaf Al-Sharīf, t.t, Catatan Kaki
No. 295, 124. Selanjutnya disebut, Dewan Penterjemah, Al-Qurān.
105 Ayat-ayat periode Madinah yang pesannya menekankan kepada
persoalan hukum dan kemasyarakatan menjadikan jangkauan dan objek pesan kedua ayat tersebut meluas hingga mencakup komunitas manusia,
baik yang memiliki hubungan kekerabatan karena hubungan darah dan perkawanan karena aktivitas dan profesi maupun karena hubungan
sesama keturunan Nabi Adam as. Pesan berbuat ihsannya meliputi juga hingga yang sederhana, ucapan yang baik yang menjadi representasi
akhlak terpuji.
475
Hal ini bukan semata-mata sebagai keharusan yang hukumnya wajib dan menjadi rutinitas. Akan tetapi bertujuan
membangun pola hubungan sosial yang harmoni
476
seperti telah terwujud dalam kehidupan Nabi saw dan para sahabatnya, mereka saling mencintai
dan menyayangi.
477
Pola pergaulan kemasyarakatan tersebut merupakan peristiwa sejarah yang menjadi percontohan untuk dapat diwujudkan kembali pada
masyarakat muslim masa kini sebagai model kehidupan sosial yang ideal masyarakat madani.
b. Menyangkut pembayaran diyat ganti rugi atau tebusan.