bangunan pokok yang bersusun serta satu bubungan atau wuwung, tutup keong
dua buah.
4. Kampung Klabang Nyander
Bentuk bangunan ini merupakan bentuk bangunan kampung. Jumlah saka 16, 24 atau bisa juga lebih. Bentuk bangunan ini
membutuhkan pengeret sebanyak 4 atau 6 buah. Sedangkan dua atap terletak pada kedua belah sisinya dan satu bubungan atau wuwung dengan
dua tutup keong.
5. Kampung Lambang Teplok
Bentuk bangunan ini merupakan variasi lain bangunan kampung. Mempunyai renggangan antara atap brunjung, yaitu atap paling atas
dengan penanggap yang fungsinya seperti blandar. Akan tetapi keduanya dihubungkan dengan tiang utama yang jumlahnya 4, yang disebut saka
guru . Menggunakan saka 16, 24, yang ke empat buah saka di tengah
merupakan saka guru. Atap terdapat pada kedua belah sisinya dan bersusun dalam posisi merenggang. Artinya tidak dihubungkan rapat
antara atap bawah dengan atasnya. Memakai satu wuwung dan dua tutup keong
.
6. Kampung Lambang Teplok Semar Tinandhu
Bentuk bangunan ini merupakan bentuk bangunan lambang teplok, tetapi tiang penyangga brunjung di atas bertumpu di atas blandar atau
penanggap . Sedangkan blandar itu sendiri ditopang oleh tiang-tiang
penyangga yang ada di pinggir. Memakai saka sebanyak 12 buah.
7. Kampung Gajah Njerum
Merupakan bentuk variasi yang lain dari bentuk bangunan kampung
. Mempunyai bangunan emper tiga buah. Dua bangunan emper terletak di sebelah muka dan belakang. Satu terletak di sebelah salah satu
sisi samping. Menggunakan tiang atau saka sebanyak 20 atau 24 dan seterusnya dan satu wuwung serta dua tutup keong.
8. Kampung Cere Gencet
Merupakan bentuk bangunan gabungan antara dua bentuk bangunan kampung pacul gowang. Cara menggabungkannya dengan
menghubungkan pada bagian masing-masing yang tidak ber-emper. Dengan demikian dibutuhkan saluran air yang disebut talang.
Menggunakan saka sebanyak 20, 24 dan seterusnya. Sedangkan dua atap yang terdiri dari muka belakang bersusun dua pada sisi miring masing-
masing brunjungnya.
9. Kampung Semar Pinondhong
Bentuk bangunan yang disebut semar pinondhong ini berbeda dengan yang lain. Dalam bentuk ini hanya memakai saka yang berjajar di
tengah menurut panjangnya bangunan. Jumlah saka bisa empat atau 6 dan seterusnya. Kemudian atap terdapat pada ke dua belah sisi dan ditopang
oleh sebuah balok kayu yang dipasang dengan posisi horisontal pada tiang penyangga. Agar posisi atap tersebut tetap seimbang balok kayu yang
horisontal tersebut dipasang kayu penyiku. Bentuk bangunan ini memakai satu wuwung dan dua tutup keong.
10. Kampung Gotong Mayit
Merupakan bentuk bangunan rumah kampung bergandengan tiga buah pada sebuah blandar sesamanya.
11. Kampung Apitan
Bentuk bangunan ini merupakan rumah kampung ini hanya memakai saka empat buah dengan ander satu buah yang menopang bagian
rumah dan di tengah-tengah terdapat suwunan dan molo.
12. Kampung Gajah Ngombe