tidak berbatasan dengan pawon dibuat melengkung keluar, tidak berdiri lurus sebagaimana layaknya sebuah bangunan, hal ini dimaksudkan agar
pemilik rumah banyak rezekinya.
3. Pawon
Pawon artinya adalah dapur. Rumah tinggal tradisional Kudus pada umumnya memiliki pawon berukuran besar, sehingga dapat dibagi
menjadi dua, yaitu pawon alit kecil berfungsi sebagai tempat memasak dan ruang makan dan pawon ageng besar berfungsi sebagai ruang
keluarga, yang pada awalnya juga untuk menerima tamu perempuan. Pada bagian atas, biasanya juga difungsikan sebagai gudang, tempat menyimpan
beras atau lumbung padi dan tanaman ladang. Letak pawon dapat berada di kanan atau di kiri, berhimpit dengan bangunan rumah inti dengan
struktur dan konstruksi atap yang berbeda, pada umumnya berbentuk atap kampung
atau ada juga yang disebut bentuk kampung gajah ngombe. Pada kenyataannya, anggota keluarga Kudus Kulon melakukan aktifitas sehari-
hari sebagian besar di pawon. Selain adanya pintu yang menghubungkan dengan jagasatru dan senthong, di bagian depan pawon juga terdapat
sebuah pintu yang fungsinya untuk aktifitas keluar masuk. Bahan lantainya terbuat dari tanah liat yang sudah dicetak dan dibakar batu bata atau
hanya berupa tanah saja, namun semakin berkembangnya waktu dan perubahan pandangan dari pemilik rumah, bahan lantai sudah berganti
dengan ubin tegel atau keramik. Ketinggian lantai pawon lebih rendah dari lantai jagasatru atau minimal setara.
Bangunan sumur kamar mandi WC, tidak seperti pada rumah tradisional di Jawa pada umumnya, fasilitas bangunan kamar mandi atau
pakiwan , rumah adat Kudus memiliki bentuk dan penempatan tersendiri
berupa bangunan tembok dengan atap pada kamar mandi berbentuk atap kampung
atau panggang pe. Dahulu, kamar mandi hanya dibatasi oleh dinding-dinding setinggi sedikit di atas orang dewasa, dengan sebuah pintu di
sebelah timur, tanpa penutup atap. Jika ada orang yang mempergunakan kamar mandi, maka dia menaruh kainnya di atas tembok sebagai
“pemberitahuan” bahwa kamar mandi sedang dipakai. Bangunan atau yang biasa disebut sebagai bangunan kamar mandi adalah sebagai simbol
agar manusia membersihkan diri baik fisik maupun rohani. Tanaman di sekeliling pakiwan, misalnya : pohon belimbing yang melambangkan 5 rukun
Islam, pandan wangi sebagai simbol rejeki yang harum halal dan baik, bunga melati yang melambangkan keharuman, perilaku baik dan berbudi luhur, serta
kesucian abadi. Fasilitas halaman atau pekarangan yang ada merupakan ruang terbuka
yang ditanami dengan berbagai tanaman hiasan dan tanaman produktif buah- buahan berupa mangga ataupun jambu. Bentuk dasar halaman pada umumnya
memiliki bentuk empat persegi panjang. Fasilitas lain yang berkenaan dengan segi keamanan adalah pagar
keliling rumah yang terbuat dari bangunan tembok yang dilengkapi dengan pintu masuk halaman baik dari arah muka ataupun dari samping rumah. Pintu
masuk ke pekarangan rumah agak kecil dan pada umumnya tidak tembus
pandang, tetapi ada juga yang bagian atasnya tembus pandang berjeruji besi. Di bagian atas atau samping pintu luar disediakan bel untuk menyatakan
permisi masuk atau kulonuwun kepada pemilik rumah.
C. Komponen Pendukung Bangunan Pada Setiap Bagian Rumah