Lantai Langit-Langit Ceiling Dinding Pintu

pandang, tetapi ada juga yang bagian atasnya tembus pandang berjeruji besi. Di bagian atas atau samping pintu luar disediakan bel untuk menyatakan permisi masuk atau kulonuwun kepada pemilik rumah.

C. Komponen Pendukung Bangunan Pada Setiap Bagian Rumah

Rumah adat Kudus memiliki keunikan tersendiri dalam pembangunannya, karena didasarkan atas dasar-dasar filosofis dan misinya dalam setiap bagian ruangan. Para pemilik bangunan rumah Kudus memiliki maksud agar keturunannya dapat memahami dan mau menjalankan apa yang terkandung dalam setiap unsur-unsur simbolik yang terwujud pada setiap komponen pendukung bangunan rumah adat tradisional Kudus.

1. Lantai

Salah satu ciri khas rumah Kudus adalah rumah berbancik duwur atau berlantai tinggi. Peletakan lantai ruangan di dalam rumah disusun secara hirarki ke dalam lima jenjang. Jenjang bagian pertama hingga ketiga berupa undak-undakan lantai pada teras depan rumah. Jenjang keempat adalah letak lantai pada ruang jagasatru dan ruangan pawon. Jenjang terakhir yang paling tinggi adalah lantai ruang gedhongan yang merupakan jenjang kelima dan yang terakhir. Bagi warga masyarakat pemilik rumah yang bersangkutan kelima jenjang tersebut merupakan simbol dari Rukun Islam. Secara umum, kelima jenjang lantai tersebut mengandung pesan bahwa penghuni rumah harus berdiri kokoh di atas dasar lima hal tersebut jika ingin memperoleh predikat sebagai orang yang bertaqwa.

2. Langit-Langit Ceiling

Pada umumnya rumah tradisional di jawa tidak mempunyai langit langit, sehingga rusuk atap dan genteng tampak nyata seutuhnya. Ruang tanpa ceiling memiliki segi positif dan negatif. Positif, karena tanpa ceiling menjadikan aliran udara lebih cepat dan ruangan tidak terasa panas. Negatif, karena tanpa ceiling, kotoran dari atap bisa langsung jatuh kedalam ruangan.

3. Dinding

Keistemewaan rumah tradisional dikudus terlihat pada dindingnya yang dipenuhi ornamen berupa ukir ukiran dalam berbagai motif, bagian dinding depan terbuat dari kayu jati dan pada dinding bagian belakang rumah sengaja dibuat seolah olah mengelembung. Secara simbolik pengelembungan dinding menggambarkan kemakmuran, seperti halnya simbol perut buncit yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.

4. Pintu

Pintu rumah sebanyak 4 lembar yaitu pintu depan, pintu tengah,pintu menuju ke ruang dapur dan pintu menuju ke kamar mandi. Pintu utama dibagian depan terdiri dari 2 lapis yaitu pintu sorong dan pintu utama. Pintu yang di tengah berdaun pintu dua dilengkapi dengan kunci gembok di bagian dalam, pintu ini jarang dibuka, disebut pula pintu inep. Pintu di sebelah kanan dan kiri pintu inep ditutup dengan perantaraan pintu sorong, yaitu di sebelah luar disebut pintu kere dan di sebelah dalam berupa pintu berpanil. Berarti ada 4 buah pintu sorong di rumah inti.

5. Jendela