Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

adanya tulisan. Karena masyarakat juga membutuhkan informasi secara visual yang menampilkan gambar tanpa adanya rekayasa. Bencana yang terjadi beberapa tahun belakangan menjadi sebuah informasi yang dicari oleh masyarakat Indonesia. Informasi tersebut tidak hanya didapat dari tulisan dari media massa, seperti media cetak, tetapi sebuah gambar atau foto-foto menjadi hal menarik untuk dilihat masyarakat agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi secara visual tanpa harus menginterpreasikannya dari tulisan. Melalui sebuah pameran yang bertajuk Aftermath: Indonesia in Midst of Catastrophes, seorang pewarta foto bertaraf internasional, Kemal Jufri memberikan gambaran mengenai bencana yang terjadi di Indonesia tersebut. Kemal ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui foto- fotonya yang ia tampilkan dalam pameran. Pewarta foto yang pernah bekerja di Agence France Press AFP ini, tidak hanya menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat saja, tetapi ia juga ingin membantu para korban yang tertimpa bencana tersebut dengan menggalang dana dari hasil penjualan foto-fotonya. Pameran yang diselenggarakan di Galeri Salihara tersebut menampilkan bagaimana bencana itu terjadi dan apa yang akibat yang ditimbulkan serta kehidupan masyarakat sekitar setelahnya. Kemal ingin memperlihatkan bagaimana manusia-manusia yang menjadi korban dari “ganasnya” bencana alam dapat melewari masa perih yang sarat akan keputus-asaan. Foto-fotonya juga menggambarkan bagaimana kisah-kisah perih perjuangan hidup manusia. Foto seri yang terdapat dalam Pameran Aftermath mengenai bencana Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta mendapatkan penghargaan tertinggi bagi pewarta foto, yaitu World Press Photo 2 nd prize stories dalam kategori People in The News tahun 2011 yang diselenggarakan di Amsterdam, Belanda. Melalui foto ini, Kemal menggambarkan dampak letusan Gunung Merapi yang terjadi di kota pendidikan tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “ANALISIS SEMIOTIKA FOTO TERHADAP KARYA KEMAL JUFRI PADA PAMERAN AFTERMATH: INDONESIA IN MIDST OF CATASTROPHES TAHUN 2012”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah dan lebih mudah maka penulisan ini difokuskan pada foto seri karya Kemal Jufri yang menerima penghargaan paling bergengsi di dunia yaitu World Press Photo tahun 2011 pada kategori People in The News Photo yang bercerita tentang manusia atau masyarakat dalam suatu berita. Penulis hanya mengambil lima dari 12 foto seri karena menurut penulis kelima foto tersebut sudah mewakili apa yang ingin disampaikan oleh fotografer.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apa makna konotasi dalam lima foto karya Kemal Jufri yang mendapatkan penghargaan People in The News pada World Press Photo 2011? b. Apa makna denotasi dalam lima foto karya Kemal Jufri yang mendapatkan penghargaan People in The News pada World Press Photo 2011? c. Apa makna mitos dalam lima foto karya Kemal Jufri yang mendapatkan penghargaan People in The News pada World Press Photo 2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna konotasi dalam lima foto karya Kemal Jufri yang mendapatkan penghargaan People in The News pada World Press Photo 2011. 2. Untuk mengetahui makna denotasi dalam lima foto karya Kemal Jufri yang mendapatkan penghargaan People in The News pada World Press Photo 2011. 3. Untuk mengetahui makna mitos dalam lima foto karya Kemal Jufri yang mendapatkan penghargaan People in The News pada World Press Photo 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai kajian tentang teori yang diangkat dari penelitian ini, yaitu semiotika terutama pada fotografi jurnalistik.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk pencinta fotografi sebagai referensi atau panduan studi serta memberi wawasan mengenai fotografi terutama fotografi jurnalistik dalam menghasilkan sebuah karya.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis, yang menafsirkan makna dan bersifat subjektif. Data yang diambil merupakan sesuatu yang menjadi perasaan serta keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakan dengan penafsiran atau konstruksi makna. Paradigma ini memandangan realitas sosial bukan berdasarkan sesuatu yang natural, tetapi terbentuk dari sebuah hasil konstruksi. Selain itu paradigma konstruktivis menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam komunikasi serta hubungan sosial. Penulis menggunakan paradigma

Dokumen yang terkait

Analisis semiotika makna toleransi beragama dalam pameran Foto Bianglala Xinjiang karya Ismar Patrizki

1 8 98

SKRIPSI Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

1 6 18

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 2 21

PENUTUP Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 4

BAB I PENDAHULUAN SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 2 20

PENUTUP SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 7 16

“FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” “FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” (Analisis Semiotik Foto-Foto Jurnalistik Tentang Bencana Alam Banjir Dalam Buku Mata Hati Kompas 1965-2007).

0 3 14

Seminar dan Pameran Foto Jurnalistik.

0 0 1

BENCANA ASAP DALAM ESAI FOTO (Studi Analisis Semiotika terhadap Makna Dampak Bencana Asap dalam Esai Foto Jurnalistik “Riau Lautan Asap” dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi September 2015).

0 0 15