Mitos Analisis Foto IV

1. Tahap Denotasi

Jika dilihat dari foto ke V ini makna denotasinya adalah ibu-ibu yang sedang menangis, salah satunya terlihat menggendong seorang anak kecil. Pakaian yang mereka gunakan menunjukkan bahwa mereka adalah sekumpulan masyarakat pedesaan. Dibelakang mereka juga terlihat sebuah bangunan yang dijadikan sebagai tempat pengungsian.

2. Tahap Konotasi

a. Trick Effect Memanipulasi Foto

Seperti foto-foto sebelumnya, foto ini pun tidak menggunakan manipulasi secara berlebihan. Foto ini juga merupakan salah satu foto dari rangkaian foto seri yang mendapat penghargaan dari WPP dalam kategori People in The News.

b. Pose

Dalam foto ini jelas terlihat bahwa ekspresi objek yang merupakan sekumpulan ibu-ibu sangat ditonjolkan oleh fotografer. Gaya dan posisi objek pun mendukung ekspresi ibu-ibu tersebut, dimana seorang ibu yang menggendong anak kecil terlihat memegang kepalanya seolah tidak percaya dengan apa yang sedang ia alami, dan berusaha pasrah menghadapi cobaan hidup. Posisi mereka terlihat sedang berkumpul di suatu tempat.

c. Objek

Objek dalam foto ini adalah sekumpulan ibu-ibu yang menjadi pengungsi bencana Gunung Merapi. Penulis melihat bahwa dalam foto ini, fotografer tidak memasukkan objek lain karena fokus pada sekumpulan ibu-ibu tersebut. d. Photogenia Teknik Foto Teknik dalam foto ini memperlihatkan bahwa fotografer ingin memfokuskan pada ekspresi para pengungsi. Angel yang diambil pun tidak terlalu ekstrim, yaitu eye level. Seperti pada foto II, pemilihan angle tersebut tidak memiliki makna khusus. Foto yang diambil diluar ruangan tersebut memperlihatkan teknik pencahayaan normal, namun sedikit gelap karena fotografer ingin memberikan kesan yang lebih mendalam.

e. Aestheticism Komposisi

Pengambilan foto yang cenderung close up ini memperlihatkan bahwa fotografer ingin menyampaikan bagaimana penderitaan yang dialami oleh para korban terutama ibu-ibu dengan terfokus pada ekspresi wajah mereka lebih dekat. Baju-baju yang mereka gunakan pun menggambarkan kondisi kekurangan yang sedang mereka alami.

f. Syntax

Fotografer membuat para penikmat foto dapat memahami apa yang ingin disampaikan melalui foto ini tanpa harus melihat caption atau keterangan foto. Fotografer ingin menyampaikan bagaimana para pengungsi merasa sedih karena harus berpindah tempat pengungsian karena tempat sebelumnya sudah tidak aman lagi. Kita dapat memahami tersebut karena fotografer berhasil menyampaikan pesan dengan menonjolkan ekspresi para pengungsi tanpa keterangan foto. Penulis

Dokumen yang terkait

Analisis semiotika makna toleransi beragama dalam pameran Foto Bianglala Xinjiang karya Ismar Patrizki

1 8 98

SKRIPSI Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

1 6 18

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 2 21

PENUTUP Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 4

BAB I PENDAHULUAN SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 2 20

PENUTUP SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 7 16

“FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” “FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” (Analisis Semiotik Foto-Foto Jurnalistik Tentang Bencana Alam Banjir Dalam Buku Mata Hati Kompas 1965-2007).

0 3 14

Seminar dan Pameran Foto Jurnalistik.

0 0 1

BENCANA ASAP DALAM ESAI FOTO (Studi Analisis Semiotika terhadap Makna Dampak Bencana Asap dalam Esai Foto Jurnalistik “Riau Lautan Asap” dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi September 2015).

0 0 15