didepan. Hal tersebut secara tidak langsung mengajak pembaca foto untuk lebih memperhatikan pada unsur tertentu dalam foto tersebut. Untuk teknik
gerak atau moving, fotografer tidak terlalu memperlihatkannya karena objek yang bergerak hanya orang yang mengendarai motor dan objek tersebut
terlihat kecil. Angle atau sudut pandang yang digunakan adalah low angle, yaitu objek terlihat lebih besar dan tidak sejajar dengan pandangan mata
fotografer. Perlu diketahui bahwa pemilihan angle akan menentukan makna dari foto itu sendiri. Angle juga dapat memperlihatkan bagaimana sudut
pandang fotografer dalam menampilkan sebuah foto. Dalam foto ini pemilihan low angle memberi kesan bahwa objek yang ditampilkan lebih
mendominasi dibandingkan dengan unsur lainnya.
e. Aestheticism Komposisi
Dua buah patung yang menjadi foreground memperlihatkan bahwa kejadian bencana alam yang besar terjadi di daerah yang masih
mempertahankan kerajinan dari batu sebagai mata pencaharian warga sekitar. Selain itu pohon kelapa dan jalan yang tertutup abu vulkanik juga
menggambarkan bagaimana dampak yang ditimbulkan pada lingkungan sekitar bencana alam tersebut terjadi. Seorang pengendara sepeda motor
menjadi POI karena ia mengenakan jas hujan yang berwarna terang sehingga siapapun yang melihat foto ini langsung tertuju pada si pengendara motor
tersebut. Hal tersebut juga dapat menjadi nilai estetika karena berada diantara objek lain yang warnanya cenderung gelap.
f. Syntax
Dalam foto ini, syntax dibangun dari sudut pandang sebelah kanan karena yang menjadi objek berada di sebelah kanan foto. Pembaca foto
diajak untuk memaknai foto ini melalui sudut pandang yang berbeda . Dari berbagai aspek yang telah penulis amati, terdapat makna konotasi lain,
yaitu dari segi keagamaan. Di Indonesia sendiri, agama merupakan suatu hal yang menjadi hak setiap warganya. Dalam foto ini makna kontasinya terlihat dari simbol
agama yang sebenarnya merupakan hasil kerajinan dari masyarakat setempat. Simbol ini memperlihatkan bahwa bencana alam terjadi karena kehendak Tuhan. Sebagai
manusia kita harus menerima cobaan yang diberikan oleh Tuhan dengan selalu berusaha untuk menjalani hidup setelah bencana tersebut terjadi. Selain itu dalam foto
ini juga dapat dimaknai sebagai ajakan untuk instrospeksi diri sebagai manusia. Karena apabila perlakuan kita melanggar norma-norma, Tuhan tidak akan segan
memberi hukuman berupa bencana alam yang akan merugikan manusia itu sendiri.
3. Mitos
Dalam foto ini, mitos yang dikembangkan adalah bencana terjadi karena alam “marah” dengan manusia yang tidak mau menjaga kelestarian
lingkungan. Karena alam dan manusia hidup saling berdampingan. Itu terlihat dari dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut.
Jika dilihat dari patung yang tertutup abu vulkanik juga dapat dimaknai bahwa masyarakat setempat telah lalai dengan ajaran dan perintah
Tuhan. Karena patung tersebut dapat diartikan sebagai simbol agama. Tuhan