Tahap Denotasi Analisis Foto IV

d. Photogenia Teknik Foto

Foto ini diambil dengan pencahayaan normal. Speed atau kecepatan rana yang digunakan pun diatas 1150 karena fotografer mengambil foto ini dalam keadaan berlari. Sedangkan untuk angel atau sudut pandang, digunakan teknik eye level atau sejajar dengan mata fotografer. Karena menggunakan speed yang tinggi, objek dalam foto ini pun terlihat membeku freezing padahal dalam kenyataannya, mereka sedang berlari. Hal itu terlihat dari debu sisa abu vulkanik di kaki-kaki mereka. Bukaan rana yang digunakan oleh fotografer adalah bukaan luas karena tidak ada objek atau gambar lain yang dibuat buram. Penulis melihat bahwa dengan menggunakan teknik bukaan luas, fotografer ingin memperlihatkan bagaimana kondisi kepanikan pada saat itu dengan tidak menghilangkan latar belakang yang ada.

e. Aestheticism Komposisi

Setelah diamati, komposisi dalam foto ini terlihat menarik walaupun pada kenyataannya fotografer tidak memikirkan komposisi karena sedang terburu-buru. Menurut penulis, dalam foto ini dituntut keprofesionalan seorang fotografer, apakah dia tetap ingin menyelamatkan diri sendiri tanpa mengabadikan moment tersebut atau tetap mengambil gambar untuk disampaikan kepada masyarakat apa yang sedang terjadi pada saat itu dengan tidak mengabaikan keselamatannya sendiri.

f. Syntax

Tanpa adanya caption pada foto IV ini, pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer dapat diterima oleh masyarakat. Penulis melihat bahwa fotografer ingin menunjukkan kepanikan yang terjadi saat wedus gembel kembali menerjang kawasan lereng Gunung Merapi. Objek yang berlari serta debu yang berada pada kaki-kaki tim penyelamat sudah menjelaskan hal tersebut. Selain itu walaupun sudah hancur dan tidak layak huni lagi, rumah-rumah yang menjadi latar belakang foto masih terancam serangan wedus gembel. Setelah dijelaskan dalam beberapa tahap, makna konotasi dalam foto ini yaitu mengenai kesigapan dan tanggungjawab. Melihat kerja keras tim penyelamat yang dibantu masyarakat setempat dalam proses evakuasi, kesigapan dan rasa tanggungjawab sangat diperlukan. Tim penyelamat beserta masyarakat setempat harus memiliki kesigapan dalam menghadapi sesuatu yang tidak terduga. Seperti wedus gembel yang kembali menerjang lereng Gunung Merapi secara tiba-tiba. Apabila tidak sigap, keselamatan mereka tidak akan terjamin. Selain kesigapan, rasa tanggungjawab juga diperlihatkan oleh tim penyelamat dan masyarakat lereng Gunung Merapi. Mereka tetap menjalankan tugasnya tanpa mendahulukan keselamatan diri sendiri walaupun bencana susulan sewaktu-waktu akan datang.

3. Mitos

Letusan Gunung Merapi yang terjadi tahun 2010 lalu ini memunculkan banyak mitos dikalangan masyarakat setempat. Mitos selalu

Dokumen yang terkait

Analisis semiotika makna toleransi beragama dalam pameran Foto Bianglala Xinjiang karya Ismar Patrizki

1 8 98

SKRIPSI Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

1 6 18

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 2 21

PENUTUP Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 4

BAB I PENDAHULUAN SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 2 20

PENUTUP SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 7 16

“FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” “FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” (Analisis Semiotik Foto-Foto Jurnalistik Tentang Bencana Alam Banjir Dalam Buku Mata Hati Kompas 1965-2007).

0 3 14

Seminar dan Pameran Foto Jurnalistik.

0 0 1

BENCANA ASAP DALAM ESAI FOTO (Studi Analisis Semiotika terhadap Makna Dampak Bencana Asap dalam Esai Foto Jurnalistik “Riau Lautan Asap” dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi September 2015).

0 0 15