Photogenia Teknik Foto Aestheticism Komposisi

belanja demi terhindar dari abu vulkanik pasca terjadinya letusan. Kesederhanaan merupakan hal sudah sangat sulit ditemukan pada masyarakat masa kini. Namun, hal itu tidak terjadi pada masyarakat Yogyakarta khususnya yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Walaupun sedang ditimpa musibah, mereka tetap dapat menjalani hidupnya dengan penuh kesederhaan. Selain itu jika dilihat dari unsur lainnya, yaitu seorang wanita berkerudung yang dibuat blur oleh fotografer menunjukkan bahwa siapapun dapat menjadi korban dari bencana tersebut tidak memandang apakah dia orang yang beragama ataupun tidak.

3. Mitos

Letusan Gunung Merapi bukan kali itu saja terjadi, sebelumnya Gunung yang terletak di daerah Sleman, Yogyakarta pernah memuntahkan lahar panasnya pada tahun 2006. Namun, letusan yang terjadi tahun 2010 ini adalah letusan yang memiliki dampak yang sangat besar bagi masyarakat setempat. Mitos yang dapat diangkat dari foto hampir sama dengan makna konotasi yang telah disebutkan sebelumnya, namun memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Seorang wanita berkerudung yang menjadi salah satu unsur dalam foto tersebut dapat disimbolkan sebagai seorang yang beragama. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa bencana alam yang terjadi tidak memandang siapa yang akan menjadi korban. Walaupun sebagai orang yang beragam, wanita tersebut tetap menjadi korban dari ganasnya letusan Gunung Merapi. Bukan karena ia melanggar aturan yang berlaku, namun sebagai ujian agar lebih bersyukur dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mitos dapat diartikan sebagai unsur penting yang membentuk sebuah ideologi atau pemahaman yang telah tertanam dalam suatu masyarakat. Hal tersebut yang menyebabkan mengapa mitos merupakan bagian penting dari sebuah ideologi.

C. Analisis Foto III

1. Tahap Denotasi

Makna denotasi yang terlihat pada foto ini adalah sekumpulan petugas penyelamat yang terdiri dari aparat Negara yang dibantu masyarakat setempat sedang mengevakuasi salah satu korban meninggal. Rumah-rumah yang menjadi latar belakang dalam foto ini terlihat sudah tidak layak huni karena tertutup abu vulkanik atau yang sering masyarakat lereng Gunung Merapi sebut wedus gembel. Selain itu di sebelah kiri foto terdapat bangkai mobil dan hewan ternak yang tidak luput dari bencana yang memakan cukup

Dokumen yang terkait

Analisis semiotika makna toleransi beragama dalam pameran Foto Bianglala Xinjiang karya Ismar Patrizki

1 8 98

SKRIPSI Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

1 6 18

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 2 21

PENUTUP Analisis Semiotika terhadap Foto Kemal Jufri “Wrath of The Fire Mountain” dalam World Press Photo 2011.

0 3 4

BAB I PENDAHULUAN SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 2 20

PENUTUP SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 7 16

“FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” “FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM BANJIR” (Analisis Semiotik Foto-Foto Jurnalistik Tentang Bencana Alam Banjir Dalam Buku Mata Hati Kompas 1965-2007).

0 3 14

Seminar dan Pameran Foto Jurnalistik.

0 0 1

BENCANA ASAP DALAM ESAI FOTO (Studi Analisis Semiotika terhadap Makna Dampak Bencana Asap dalam Esai Foto Jurnalistik “Riau Lautan Asap” dalam Majalah National Geographic Indonesia edisi September 2015).

0 0 15