Objektivasi Konstruksi Realitas Sosial
hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksikan realitas.
24
Dalam hal ini Hamad berpendapat segala sesuatu yang berkaitan dengan politik, baik dari
segi kegiatan politik, iklan politik yang dilihat khalayak, maupun program politik di masa kampanye dari suatu partai tertentu, merupakan hasil dari pembentukan
konstruksi realitas atas kejadian yang telah dilaporkan oleh media massa. Berbicara mengenai konstruksi atas realitas tentu erat kaitannya dengan media
massa sebagai agen konstruksi yang sangat besar penyebarannya, terlebih dalam konstruksi yang di bangun di bumbui dengan kepentingan politik tertentu, baik dari
partai politik maupun aktor politik. Masing-masing media tentu mempunyai batasan dan aturan dalam mengkonstruksi suatu realitas politik yang sedang terjadi dalam
proses pembentukan konstruksi. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi
cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang
bermakna. Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan constructed reality dalam bentuk wacana yang bermakna.
25
Salah satu faktor yang memberi pengaruh signifikan terhadap proses pembuatan atau pengkonstruksian realitas politik hingga jenis opini yang terbentuk
adalah sistem media massa dimana sebuah media menjalankan operasi jurnalistiknya. Konstruksi realitas politik yang dibentuk oleh sebuah media pertama-tama
24
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa : Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, Jakarta : Granit, 2004, h. 11
25
Ibid, h. 11 –12
dipengaruhi oleh kehidupan sistem politik.
26
Sistem politik di sini diartikan sebagai sistem pemerintahan dari Negara tersebut, serta peran Negara dalam mengatur media
massa. Media massa memiliki kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi sistem
politik sehingga hubungan antara keduanya biasanya ditandai oleh dua hal. Pertama, bentuk dan kebijakan politik sebuah negara menentukan pola operasi media massa di
negara itu, mulai dari kepemilikan, tampilan isi, hingga pengawasannya, sistem media massa yang berlaku di sebuah negara menjadi cerminan sistem politik atau
rezim negara itu. Kedua, media massa sering menjadi media komunikasi politik terutama oleh para penguasa. Setiap kekuatan politik sedapat mungkin memakai
media massa untuk melancarkan hajat politiknya.
27
Penempatan pers sebagai pilar keempat karena pers memiliki peran untuk membentuk pendapat umum, sekaligus sebagai ruang publik public sphere yang
menyediakan tempat kepada anggota masyarakat untuk berimprovisasi dalam penyampaian pikiran dan pendapat.
28