Tipologi Propaganda Propaganda Politik

Contoh lain misalnya propaganda ini dijalankan lewat orang atau sekelompok orang yang menjadi pimpinan di sebuah organisasi. 6. Propaganda Horizontal Propaganda ini berlangsung lebih banyak di antara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok. Artinya, propaganda ini lebih banyak menggunakan komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi, ketimbang melalui komunikasi massa. Berbeda dengan jenis propaganda vertikal yang sifatnya masif dan linear. Propaganda horizontal lebih tertarik mengembangkan jejaring sesama teman, kolega dan sejumlah organisasi lainnya. 57

b. Teknik-teknik Propaganda

Ada beberapa macam teknik penipuan yang biasa dilakukan melalui propaganda yang perlu diwaspadai seseorang, antara lain sebagai berikut: 58 1. Memberi julukan name calling Cara ini digunakan untuk menjelek-jelekan seseorang dengan memberi gelaran yang lucu atau sinis sehingga orang yang dipengaruhinya benar-benar yakin. Teknik name calling atau pemanggilan nama julukan dilakukan untuk mengasosiasikan seseorang atau gagasan dengan simbol tertentu. Nama atau julukan tersebut dalam lingkungan tertentu selalu diberi makna dan 57 Heryanto dan Farida. Komunikasi Politik, h. 120 58 Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, h. 334-336 berkonotasi negatif. Misalnya, para pengkritik rezim Orde Baru Soeharto senantiasa diberi cap “anti-Pancasila” atau “Komunis”. 59 2. Gemerlap glittering generalities Propaganda yang dimaksud di sini ialah propaganda yang menggunakan kata-kata bombastis sehingga orang tanpa sadar mengikutinya. Misalnya “Mohon maaf kepada warga Jakarta atas kemacetan lalu lintas karena simpatisan partai X yang telah membludak”, padahal di Jakarta bisa dikatakan tiada hari tanpa macet. 60 3. Pengalihan transfer Pengalihan ialah teknik propaganda yang dilakukan dengan cara pengalihan pada objek lain. Misalnya larangan iklan rokok untuk media televisi, diganti dengan berbagai macam sponsor untuk kegiatan sosial, seperti seminar, lomba olah raga, tetapi secara tersirat mengandung propaganda rokok, karena memasang logo perusahaan yang memproduksinya. 61 Contoh lain misalnya, menyandingkan gambar wajah Presiden Soeharto di antara gambar wajah Panglima Besar Soedirman dengan gambar wajah mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Itu dilakukan agar nilai-nilai luhur kedua tokoh tersebut dapat “berpindah” ke citra Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Nasional. 62 59 Adityawan S. Propaganda Pemimpin Politik Indonesia, h. 47 60 Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, h. 335 61 Ibid, h. 336 62 Adityawan S. Propaganda Pemimpin Politik Indonesia, h. 48 4. Pengakuan testimonial Pengakuan ialah teknik propaganda yang memakai nama orang-orang terkenal seperti bintang film dan olahragawan, meskipun sebenarnya yang bersangkutan tidak memakainya. Misalnya “Minuman suplemen A adalah minuman para juara”. 63 5. Flain Folks Cara ini sering dipakai oleh para politisi untuk memengaruhi orang banyak. Misalnya, meskipun ia sudah menjadi orang penting, tampak ia seperti orang kebanyakan, merakyat, dan sederhana hidupnya bersahaja. 6. Pengikut bandwagon Teknik propaganda ini ditujukan kepada orang-orang yang berpengaruh seperti kepala kantor, pemimpin partai, kepala desa. Maksudnya kalau orang itu menjadi anggota, anggota lainnya yang lebih rendah status sosialnya akan mengikuti atasannya. 64 7. Memakai fakta card stacking Card stacking adalah teknik propaganda yang memanfaatkan berbagai “pengelabuan” untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau organisasi. Misalnya, mengangkat dan menekan isu yang lebih menguntungkan atau sebaliknya mengambangkan dan mengaburkan isu yang dianggap merugikan 63 Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, h. 335 64 Ibid, h. 336 dengan memunculkan isu baru. Dengan alat itu citra seseorang akan terlihat lebih memesona daripada kenyataan sesungguhnya. 65 Cara ini digunakan untuk mencoba mengemukakan fakta untuk meyakinkan orang lain. Misalnya melalui contoh-contoh, tetapi di balik itu ia menutupi kekurangannya. Cangara menyebutkan dua tambahan teknik dalam propaganda yaitu : 8. Kecurigaan yang penuh emosi emotional stereotype Kecurigaan ini ialah teknik propaganda untuk menumbuhkan rasa curiga yang penuh emosi. Misalnya “ia memperoleh nilai baik karena ia meniru pekerjaan Anda”, atau memberi penanaman kepercayaan yang bersifat negatif karena stereotipe, misalnya etnis, agama, dan keturunan. 9. Retorika Retorika ialah teknik yang digunakan dengan memilih kata-kata yang bisa menarik seseorang sehingga orang itu bisa menuruti kehendaknya.

C. Media Massa Sebagai Agen Komunikasi Politik

Hubungan antara media dan politik sudah berlangsung sejak lama, jauh sebelum ilmu politik menemukan jati dirinya sebagai ilmu yang berdiri sendiri dari filsafat. Karena hubungan yang begitu erat antara media dengan politik, kini media massa memainkan peranan yang sangat penting dalam proses politik, media menjadi 65 Adityawan S. Propaganda Pemimpin Politik Indonesia, h. 48