Pembentukan Opini Publik Opini Publik

memengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat dengan motif indoktrinasi ideologi. 46 Diantara bahasan yang menonjol dalam kajian komunikasi politik adalah menyangkut isi pesan. Bahasan ini sama pentingnya dari bahasan komunikator, media, khalayak dan efek komunikasi politik. Dalam beberapa literatur disebutkan, inti komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh. Urgensinya dalam suatu sistem politik tak diragukan lagi, karena komunikasi politik terjadi saat keseluruhan fungsi dari sistem politik lainya dijalankan. 47 Propaganda merupakan komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisir yang ingin menciptakan pastisipasi aktif maupun pasif dalam tindakan- tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu kelompok yang terorganisir. Komunikasi politik selalu bertujuan memengaruhi khalayak, atau dengan kata lain melakukan persuasi. Salah satu diantaranya propaganda. Propaganda merupakan salah satu bagian dari komunikasi politik secara luas. Apabila politik didefinisikan sebagai kegiatan manusia secara kolektif yang mengatur perilaku mereka di dalam situasi konflik sosial, maka komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang 46 Cangara, Komunikasi Politik : Konsep, Teori, dan Strategi, h. 332 47 Heryanto dan Farida. Komunikasi Politik, h. 110 dilakukan berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya aktual maupun potensial yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik. 48 Menurut Nimmo dalam Heryanto, dalam komunikasi politik ada tiga pendekatan kepada persuasi politik, yakni propaganda, periklanan dan retorika. Semuanya serupa dalam beberapa hal yakni bertujuan purposif, disengaja intensional dan melibatkan pengaruh; terdiri atas hubungan timbal balik antara orang-orang dan semuanya menghasilkan berbagai tingkat perubahan dalam persepsi, kepercayaan, nilai dan pengharapan pribadi. Tentu saja ketiganya juga memiliki kekhususan yang membedakan satu dengan lainnya. 49 Propaganda berfungsi membentuk persepsi, memanipulasi kognisi, dan mengarahkan perilaku khalayak sesuai kepentingan pihak yang memproduksi propaganda baik perorangan maupun kelompok. Membentuk persepsi dibangun melalui bahasa verbal dan visual seperti misalnya, simbol-simbol dalam sebuah poster, logo perusahaan rokok dalam event-event olahraga, dan atau slogan-slogan partai politik. Propaganda dapat didefinisikan sebagai sebuah proses komunikasi satu arah dan bersifat subjektif yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan persuasif untuk memengaruhi pendapat khalayak sasaran tanpa melahirkan sikap kritis. Dalam propaganda politik biasanya beroperasi melalui imbauan-imbauan khas jangka pendek. Biasanya melibatkan usaha-usaha pemerintah, partai atau golongan yang berpengaruh untuk mencapai tujuan strategis dan taktis. 48 Arief Adityawan S. “Propaganda Pemimpin Politik Indonesia : Mengupas Semiotika Orde Baru Soeharto ”. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia, 2008, h. 45 49 Heryanto dan Farida. Komunikasi Politik, h. 110 Menurut Qualter dalam Nurudin mengatakan bahwa propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa individu atau kelompok untuk membentuk, mengawasi atau mengubah sikap dari kelompok-kelompok lain dengan menggunakan media komunikasi dengan tujuan bahwa pada setiap situasi yang tersedia, reaksi dari mereka yang dipengaruhi akan seperti yang diinginkan oleh si propagandis. 50 Propaganda adalah salah satu strategi komunikasi yang cenderung berjalan satu arah dan instruksional. Artinya, Propaganda bertujuan memengaruhi khalayak sasaran untuk kepentingan tertentu tanpa harus membangkitkan daya kritis mereka. Itulah sebabnya mengapa citra negatif propaganda senantiasa dikaitkan dengan kegiatan komunikasi politik di negara-negara fasis dan totaliter. 51 Sedangkan Menurut Jacques Ellul sebagaimana yang dikutip Nimmo dalam Heryanto, propaganda sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan- tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi. 52 Propaganda sekarang merupakan bagian politik rutin yang normal dan dapat diterima, dan tidak hanya terbatas pada pesan-pesan yang dibuat selama perayaan politik, kampanye, krisis atau perang. Propaganda sendiri memiliki banyak tipe, 50 Nurudin. Komunikasi Propaganda, h. 9-10 51 Adityawan S. “Propaganda Pemimpin Politik Indonesia, h. 46