PENDAHULUAN Komunikasi Politik Di Media Massa : Studi Analisis Wacana Terhadap Pemberitaan Partai Nasdem Di Harian Media Indonesia

realitas sosial tersebut namun, kebenaran dalam realitas sosial itu bergantung pada siapa individu yang melihat realitas tersebut. Pada kenyataannya realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalamnya maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara obyektif. Individu mengkonstruksi realitas sosial, dan merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya. 2 Morissan berpendapat teori konstruksi sosial realitas merupakan ide atau prinsip utama dari kelompok pemikiran atau tradisi kultural. Ide ini menyatakan bahwa dunia sosial tercipta karena adanya wujud interaksi antara manusia. Cara bagaimana kita berkomunikasi sepanjang waktu mewujudkan pengertian kita mengenai pengalaman, termasuk ide kita mengenai diri kita sebagai manusia dan sebagai komunikator. 3 Menurut Morissan dengan adanya interaksi simbolik antar individu, dunia sosial akan tercipta dengan prinsip utama dari kelompok pemikir maupun budaya yang sudah menjadi tradisi pada individu tersebut, dengan berinteraksi satu sama lain individu dapat memahami dirinya sendiri dan memberikan stimulus terhadap dirinya sehingga akan timbul respon terhadap dunia sosialnya. 2 Ibid, h. 12-13 3 Morissan, M.A, dkk., Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 134-135 Teori konstruksi sosial realitas berpandangan bahwa masyarakat yang memiliki kesamaan budaya akan memiliki peraturan makna yang berlangsung terus- menerus. Secara umum, setiap hal akan memiliki makna yang sama bagi orang-orang yang memiliki kultur yang sama. 4 Latar belakang kesamaan budaya memang akan berdampak pada kesamaan makna terhadap suatu realitas jika masing-masing individu itu berasal dari daerah yang sama namun, realitas yang terkonstruk dari latar belakang tersebut hanya berlaku untuk sebagian individu, tidak menyeluruh seperti konstruksi yang di buat oleh media massa. Istilah konstruksi atas realitas sosial social construction of reality menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Sosial Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge 1966. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif. 5 Interaksi dan tindakan yang dilakukan individu dalam proses sosial akan memunculkan pengetahuan sosial, pengetahuan terhadap realitas yang mereka ciptakan dan dialami secara subjektif pada akhirnya menimbulkan kesamaan pandangan yang telah mapan terpola sehingga melahirkan konsensus makna. Morissan menambahkan, Berger dan Luckmann menyebut tanda larangan itu memiliki simbol makna objektif karena orang kerap menginterpretasikan secara biasa-biasa saja namun, ada beberapa hal lainnya yang merupakan makna subjektif, 4 Ibid, h. 135 5 Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 13