ANALISA DATA PENUTUP Komunikasi Politik Di Media Massa : Studi Analisis Wacana Terhadap Pemberitaan Partai Nasdem Di Harian Media Indonesia
Teori konstruksi sosial realitas berpandangan bahwa masyarakat yang memiliki kesamaan budaya akan memiliki peraturan makna yang berlangsung terus-
menerus. Secara umum, setiap hal akan memiliki makna yang sama bagi orang-orang yang memiliki kultur yang sama.
4
Latar belakang kesamaan budaya memang akan berdampak pada kesamaan makna terhadap suatu realitas jika masing-masing
individu itu berasal dari daerah yang sama namun, realitas yang terkonstruk dari latar belakang tersebut hanya berlaku untuk sebagian individu, tidak menyeluruh seperti
konstruksi yang di buat oleh media massa. Istilah konstruksi atas realitas sosial social construction of reality menjadi
terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Sosial Construction of Reality: A Treatise in the
Sociological of Knowledge 1966. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas
yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
5
Interaksi dan tindakan yang dilakukan individu dalam proses sosial akan memunculkan pengetahuan sosial, pengetahuan terhadap realitas yang mereka
ciptakan dan dialami secara subjektif pada akhirnya menimbulkan kesamaan pandangan yang telah mapan terpola sehingga melahirkan konsensus makna.
Morissan menambahkan, Berger dan Luckmann menyebut tanda larangan itu memiliki simbol makna objektif karena orang kerap menginterpretasikan secara
biasa-biasa saja namun, ada beberapa hal lainnya yang merupakan makna subjektif,
4
Ibid, h. 135
5
Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 13
hal ini disebut dengan tanda. Dalam teori konstruksi realitas, mobil adalah lambang simbol mobilitas, namun mobil merek-merek tertentu, seperti Cadillac atau
Mercedez Benz merupakan tanda kemakmuran atau kesuksesan.
6
Pada dasarnya tanda maupun simbol sama-sama bernegosiasi terhadap makna namun, negosiasi tanda berlangsung lebih kompleks, sedangkan simbol negosiasinya
lebih umum. Jika seseorang yang memiliki mobil itu disimbolkan dengan kalangan menengah ke atas, maka mobil-mobil dengan merek high class menjadikan seseorang
itu ditandai sebagai pembeda dari kalangan menengah ke atas. Berger dan Luckmann dalam Bungin mengatakan institusi masyarakat tercipta
dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara objektif, namun pada kenyataan
semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses interaksi.
7
Penerimaan makna simbolik merupakan hasil dari negosiasi antara peserta komunikasi dalam proses interaksi, dalam proses ini objektivitas makna bisa terjadi
melalui penegasan atau penyampaian berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain atau institusi sosial, baik media maupun institusi pemerintah yang memiliki definisi
subjektif yang sama. Dalam proses selanjutnya, proses dialektika antara individu menciptakan
suatu tatanan masyarakat maupun sebaliknya masyarakat menciptakan individu, proses dialektika ini terjadi melalui tahap-tahap seperti, eksternalisasi, objektivikasi,
6
Morissan, Teori Komunikasi Massa, h. 135
7
Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 15