Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Model Teoritis Operasional Variabel

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kegiatan konseling terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah kegiatan konseling berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, dengan tujuan agar dapat menghasilkan uraian yang sistematis serta analisa yang objektif maka diperlukan pembatasan masalah yang menjadi fokus masalah. Berdasarkan hal tersebut, pembatasan masalah yang ditetapkan adalah : a. Penelitian ini bersifat korelasional. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan mencari hubungan antara kegiatan konseling dengan motivasi kerja karyawan di PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan. b. Penelitian difokuskan pada kegiatan konseling yang berlangsung di PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan. c. Objek penelitian adalah karyawan PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan. d. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2008, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Universitas Sumatera Utara I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan konseling di PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan. 2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pimpinan PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. 3. Untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan kegiatan konseling dengan motivasi kerja karyawan di PT. Indosat, Tbk. Medan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis. 3. Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat dan membangun bagi pihak perusahaan PT. Indosat, Tbk. Medan. Universitas Sumatera Utara

I.5. Kerangka Teori

Dalam suatu penelitian, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk mendorong pemecahan suatu masalah dengan jelas dan sistematis. Hal ini sangat berkaitan dengan pengertian teori yakni serangkaian asumsi, defenisi, dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dengan sistematis melalui cara perumusan hubungan antar konsep Singarimbun, 1995 : 57. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah, untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti Nawawi 1991: 39-40. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian tersebut antara lain adalah : Komunikasi, Komunikasi Interpersonal, Humas, Konseling dan Motivasi Kerja.

I.5.1. Komunikasi

Komunikasi merupakan pemberitahuan atau pertukaran pikiran, secara garis besarnya dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator penyebar pesan dan komunikan penerima pesan. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua pihak. Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. Dalam situasi tertentu pula komunikasi dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang, sehingga ada efek tertentu yang diharapakan. Universitas Sumatera Utara Komunikasi merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Komunikasi sangat diperlukan dalam rangka menjalin hubungan dengan sesama sehubungan dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi Cangara, 2002:20. Peran komunikasi itu penting bagi manusia dalam kehidupan sehari- harinya sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, proses interaksi saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasif dan informasi dan lain sebagainya. Dalam proses penyampaian informasipesan tersebut pada umumnya berlangsung dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama, dan pemakaian bahasa itu pengertiannya dapat bersifat konkrit atau abstrak. Bila dikaitkan dengan kegiatan konseling, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan messages demi tercapainya tujuan dan pengertian bersama dengan public sebagai khalayak sasarannya. Menurut Katz dan Robert Kahn, dua ahli psikologi bahwa komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Komunikasi memungkinkan seseorang untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasipesan dam manfaat makna saja. Universitas Sumatera Utara Artinya komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional yaitu berkaitan erat dimana orang berkomunikasi dengan pihak lainnya dalam upaya mempertukarkan suatu simbollambang dan membentuk suatu makna serta mengembangkan harapan-harapannya.

I.5.2. Komunikasi Interpersonal

Berbicara mengenai suatu organisasi, tidaklah terlepas dari karyawan yang berada di dalam organisasi tersebut. Apabila kita amati, komunikasi yang berlangsung sehari-hari dalam organisasi, kita akan melihat adanya proses komunikasi interpersonal di antara anggota-anggota organisasi dari tingkatan manajemen puncak top management hingga karyawan operasional di tingkat paling rendah. Meskipun komunikasi interpersonal juga berlangsung pada proses komunikasi tertulis, namun pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku anggota- anggota organisasi lebih terasa pada proses komunikasi tatap muka dibandingkan dengan komunikasi tertulis. Setelah mengetahui pentingnya komunikasi interpersonal dalam suatu organisasi maka perlu diketahui konsep dari komunikasi interpersonal berdasarkan Johari’s windows yang bermanfaat untuk memahami antarpribadi secara umum serta konsep penerapan analisa transaksional sebagai metode komunikasi interpersonal yang lebih operasional dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal dapat berlangsung antar dua orang yang sedang berdua-duaan, atau dua orang Universitas Sumatera Utara dalam suatu pertemuan. Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda. Masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, yaitu komunikasi diadik dan komunikasi triadik. Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara Cangara, 1995:32. Komunikasi triadik adalah komunikasi interpersonal yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi triadik lebih efektif, karena umpan balik yang berlangsung dapat diperoleh dari dua orang komunikan.

I.5.3. Humas

Hubungan masyarakat disebut juga public relations purel, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menanamkan pengertian guna memperoleh goodwill, kerjasama dan kepercayaan yang pada gilirannya mendapat dukungan dari pihak lain. Universitas Sumatera Utara Tujuan humas mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain yakni public umum, masyarakat, yaitu untuk menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan public di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik. Hubungan Masyarakat terbagi atas dua macam, yaitu Hubungan Masyarakat ke dalam Internal Humas dan Hubungan Masyarakat ke luar Eksternal Humas. Tujuan daripada Hubungan Masyarakat ke dalam internal humas ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para karyawan lembaga dan atau instansi yang bersangkutan. Tujuan ini dapat dicapai jika pimpinan memperhatikan kepentingan-kepentingan para karyawannya baik dalam segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun segi psikologisnya. Hubungan pimpinan dengan karyawan di lembaga hendaknya bersifat harmonis, saling mengerti, saling mempercayai dan saling menghargai. Pada hubungan masyarakat ke dalam, yang menjadi khalayaknya Widjaja, 1993:70 ialah Employee karyawan dan Stockholder pemegang saham. Dalam kaitan kedua macam khalayak ini dikenal hubungan-hubungan yang disebut sebagai Hubungan dengan karyawan employee relations dan hubungan dengan pemegang saham stockholder relations. Dengan memperhatikan hubungan dengan para karyawan lembagainstansi, melalui personal contact , maka akan dapat goodwill, pengertian bersama, dan saling mempercayai serta saling menghargai. Universitas Sumatera Utara Demikian pula halnya hubungan yang baik dengan para pemegang saham bagi perusahaan harus dijaga dan diciptakan dengan baik. Komunikasi dengan para pemegang saham ini dapat dilaksanakan oleh Public Relations Officer. Selain hubungan masyarakat ke dalam internal humas, hubungan masyarakat keluar eksternal humas juga turut menentukan keberhasilan kegiatan hubungan masyarakat suatu badan atau lembaga. Hubungan masyarakat keluar eksternal humas ini sama pentingnya dengan hubungan masyarakat ke dalam internal humas. Dalam hubungan masyarakat keluar ini, dikenal hubungan-hubungan sesuai dengan khalayak dari humas keluar. Khalayak dari eksternal humas ini antara lain : langganan, masyarakat sekeliling lembaga, pemerintah, pers dan sebagainya. Berdasarkan macam-macam khalayak ini, dikenal : customer relations, community relations, government relation, pers relations dan sebagainya Widjaya, 1993:73.

I.5.4. Konseling

Konseling counseling merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam human relations . Human relations merupakan salah satu program kerja internal humas yang dilakukan untuk meningkatkan hubungan manusiawi antara perusahaan dengan karyawan. Ditinjau dari segi komunikasi, konseling adalah komunikasi antar personal. Yang bertindak sebagai konselor counselor adalah manajer atau pemimpin kelompok karya kepala bagian, kepala seksi, supervisor, dsb. sedang konseli counselee-nya adalah karyawan yang menghadapi suatu masalah atau yang menderita frustasi. Universitas Sumatera Utara Tujuan konseling adalah membantu para karyawan memecahkan masalahnya sendiri, memecahkan masalah yang bersangkutan dengan karyawan, atau mengusahakan adanya suatu suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkin ada. Ini tidak berarti, konselor memeberikan arah yang khusus untuk dituruti oleh konseli. Konselor hanya memberikan nasehat. Konseli sendiri yang harus mengambil kesimpulan dan keputusan berdasarkan jalan yang dipilihnay sendiri. Jadi konselor membantu konseli memperoleh pengertian tentang masalahnya. Selama masalahnya itu belum dimengerti dengan jelas untuk dihadapinya dengan jujur, tidak akan dapat diambil langkah-langkah untuk memecahkannya. Aspek ini menyangkut perasaan. Konselor akan sukses, bila ia mengetahui “frame of reference” konseli. Dalam kegiatan human relations ada dua jenis konseli yang dapat dilakukan oleh seorang manajer atau pemimpin kelompok karya Effendy, 1993:83-84. Ini tergantung dari pendekatan approach yang dilakukan. Kedua jenis tersebut ialah konseling yang langsung terarah directive counseling dan konseling yang tak langsung terarah non-directive counseling. Konseling Terarah directive counseling Konseling jenis ini sering dinamakan juga the counselor-centered approach , yakni konseling yang pendekatannya terpusatkan kepada konselor. Dalam cara konseling seperti ini aktivitas yang utama terletak pada konselor. Pertama-tama konselor berusaha agar terjadi hubungan yang akrab, sehingga konseli menaruh kepercayaan kepadanya. Selanjutnya ia mengajukan pertanyaan- pertanyaan dalam rangka mengumpulkan informasi. Data yang ia peroleh, ia Universitas Sumatera Utara analisis untuk pada tahap berikutnya melakukan diagnosa; berusaha memahami masalah yang memberati konseli. Untuk mengetahui diagnosa yang tepat, konselor harus memahami fakta yang berhubungan dengan masalahnya itu. Jika konseli mengemukakan kesulitannya kepada konselor, maka konselor harus merasa pasti bahwa itulah masalah yang dihadapi konseli, yang menyebabkan konseli menderita frustasi, kecewa disebabkan tak dapat mengatasi kesulitannya. Konselor harus mengerti benar-benar mengenai data yang diperolehnya itu sehingga ia dapat melakukan interpretasi. Hanya bila ia mengerti dan dapat melakukan interpretasi, ia dapat memberikan nasehat-nasehat dan sugesti kepada konseli. Syarat sugesti ialah kepercayaan. Konseli akan kena sugesti, kalau ia menaruh kepercayaan kepada konselor; kalau konselor mempunyai kelebihan pangalaman dan pengetahuan dari konseli, dan bila tingkah laku konselor tidak tercela. Apabila konseli sudah bisa dikuasai untuk memecahkan masalahnya problem solving tidaklah akan sukar. Akan tetapi untuk sampai ke situ, konselor perlu memahami sedikit banyak psikologi, terutama psikologi tentang kepribadiannya psychology of personality. Konseling tak terarah non-directive counseling Konseling jenis ini disebut juga the counselee centered approach pendekatan yang terpusatkan kepada konseli. Jenis ini dapat digunakan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang psikologi. Dibandingkan dengan “counselor centered approach counseling” yang tradisional itu, “counselee centered approach counseling” lebih ampuh dalam membantu karyawan yang menderita frustasi. Universitas Sumatera Utara

I.5.5. Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata Latin, Motivus. Artinya sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Kartono, 1994:147. Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Motivasi bekerja itu tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis saja bentuk uang, sebab banyak orang dengan suka hati bekerja terus sekalipun ia tidak memerlukan lagi benda-benda materil sedikit pun juga walaupun keluarganya sudah terjamin, namun seorang dengan ikhlas meneruskan pekerjaannya. Sebab ganjaran dari bekerja yaitu nilai sosial, dalam bentuk penghargaan, respek dan kekaguman kawan-kawannya terhadap dirinya Anorogo, 1993 : 32. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang penting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan ketrampilan karyawan tidak ada artinya lagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja keras. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang mampu untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, bagi orang-orang yang tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut, tidak perlu dimotivasi Muchadarsyah, Universitas Sumatera Utara 2000:134-135. Orang-orang mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari. Kebutuhan setiap orang adalah sama misalnya setiap orang butuh makan dan minum tetapi keinginan dari setiap orang tidak sama karena dipengaruhi oleh selera kebiasaan dan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja Anorogo, 1992:56-58 yaitu : 1. Pekerjaan yang menarik Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan pekerjaan yang tidak ia senangi. Demikian pulaapabila kita akan memberikan tugas pada seseorang, maka alangkah baiknya bila kita mengetahui apakah orang tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang akan kita berikan. Hal ini dilakukan agar kita mendapatkan suatu hasil yang lebih memuaskan. 2. Upah yang baik. Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik. 3. Lingkungan atau suasana kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, baik pada para pekerja, pimpinan ataupun pada hasil pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara 4. Pengembangan karir Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan prestasi kerja bawahannya. Bagi karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan diberikan penghargaan, berupa promosi untuk pengembangan karirnya. Hal ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1995:40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995 :57. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

I.6.1. Variabel Bebas X

Variabel Bebas adalah sejumlah gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor atau unsur lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel terikat tidak akan ada atau Universitas Sumatera Utara tidak muncul. Selanjutnya apabila variabel ini berubah maka muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul Nawawi, 1995 : 56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kegiatan Konseling.

I.6.2. Variabel Terikat Y

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel lain Nawawi, 1995 :57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Kerja..

I.7. Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan di bentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Variabel Antara Z Karakteristik Responden Variabel Bebas X Kegiatan Konseling Variabel Terikat Y Motivasi Kerja Universitas Sumatera Utara

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka untuk lebih memudahkan dalam penelitian, perlu dibuat operasional variabel-variabel terkait sebagai berikut : Tabel 1.1 Operasional Variabel No. Variabel Teoritis Operasional Variabel 1. Variabel Bebas X Kegiatan Konseling 1. Konseling terarah directive counseling 2. Konseling tak terarah non-directive counseling 2. Variabel Terikat Y Motivasi Kerja 1. Pekerjaan yang menarik 2. Upah yang baik 3. Lingkungan atau suasana kerja yang baik 4. Pengembangan karir 3. Variabel Antara Z Karakteristik Responden 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Masa kerja 5. Jabatan Universitas Sumatera Utara

I.9. Defenisi Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Peranan Analisis Strenghts Weakness Opportunities Threats (Swot) Pada PT. Indosat,TBK Jl. Perintis Kemerdekaan 39 Medan

8 141 66

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.

17 121 80

Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Oriflame Medan

14 127 155

Budaya Komunikasi Di Organisasi Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Budaya Komunikasi Di Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan)

0 45 209

Internal Public Relations Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)

7 65 92

Kegiatan Employee Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Kegiatan Employee Relations dan Kepuasan Kerja Karyawan di PT. CIMB NIAGA Tbk Jl. Pemuda No. 14 Medan)

3 48 87

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 26

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 3

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 1 11