BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu melihat hubungan perilaku dan higiene siswa SD Negeri 030375 dengan infeksi
kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi tahun 2008.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 030375 Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi, hal ini berdasarkan survey prevalensi
kecacingan yang dilaksanakan oleh BTKL Medan pada anak sekolah dasar dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan perilaku dan higiene dengan infeksi
kecacingan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April - Mei 2008.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV dan V SD Negeri 030375 Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi yaitu sebanyak 74
orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah seluruh populasi total sampling yaitu 74 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung pada anak sekolah dasar untuk mengetahui perilaku dan higiene serta hasil infeksi kecacingan
diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium di UPT Puskesmas Buntu Raja Kabupaten Dairi.
3.4.2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari UPT Puskesmas Buntu Raja yaitu data 10 penyakit terbesar, SD Negeri 0340375, dan studi kepustakaan yang mendukung untuk penelitian ini.
3.4.3. Metode Pemeriksaan Faeces
Sebelum pemeriksaan faeces dilakukan terlebih dahulu pot faeces dibagikan kepada responden sehari sebelum dilakukan pemeriksaan kemudian pagi harinya dikumpulkan
kembali lalu faeces tersebut dibawa ke Laboratorium ke Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi. Metode yang di gunakan memeriksa faeces untuk
menentukan seseorang terinfeksi kecacingan atau tidak digunakan dengan metode Kato Katz. Prosedur metode kato katz adalah sebagai berikut, Prasetyo,1995 :
1. Bahan-bahan yang diperlukan : - Larutan gliserin hijau malikat
- 100 bagian aquadest - 100 bagian gliserin
- Larutan fenol 66 - Larutan hijau malkis 3
2. Alat-alat : - Kaca benda
Universitas Sumatera Utara
- Lembar selopan 2-5 x 3 cm - Kertas saring
- Batang aplikator lidi 3. Cara Kerja :
- Rendam lembar selofon dalam larutan gliserin hijau malikat selama lebih 24 jam - Ambil faeces dengan aplikator dalam larutan 50-60 mg sebesar kacang
- Letakkan diatas kaca benda benda kemudian tutup dengan selofan yang sudah direndam dan tekan selopan dengan kaca benda.
- Keringkan larutan yang berlebihan dengan kertas saring - Diamkan sediaan selama 1 jam pada suhu kamar
- Periksa di atas mikroskop 4. Interprestasi :
- Positif infeksi kecacingan : Bila didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium ada telur cacing di dalam faeces.
- Negatif infeksi kecacingan : Bila tidak didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium ada telur cacing di dalam faeces.
3.5. Defenisi Operasional
1. Higiene adalah kebersihan pada siswa sekolah dasar yang teridiri dari a. Kebersihan kuku tidak panjang,bersih dan tidak dalam keadaan kotor.
b. Kebersihan diri menjaga kebersihan pakaian, mencuci tangan sebelum makan,mencuci tangan dengan sabun setelah BAB, frekuensi mandi.
c. Frekuensi mandi minimal 2 kali sehari
Universitas Sumatera Utara
2. Infeksi kecacingan adalah berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode Kato Katz untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing dalam
faeces yaitu : - Positif infeksi kecacingan : Bila didapatkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium ada telur cacing di dalam faeces. - Negatif infeksi kecacingan : Bila tidak didapatkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium ada telur cacing di dalam faeces. 3. Perilaku adalah aktifitas siswa yang erat kaitannya dengan infeksi kecacingan yang
meliputi : - Pengetahuan adalah kemampuan siswa tentang infeksi kecacingan.
- Sikap adalah tanggapan atau persepsi siswa terhadap infeksi kecacingan. - Tindakan adalah bentuk perbuatan atau aktifitas nyata dari siswa terhadap infeksi
kecacingan
3.6. Aspek Pengukuran
1. Aspek pengukuran adalah mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan siswa berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan infeksi kecacingan, higiene dengan
menggunakan skala Guttman, Sugiyono, 2002.
a. Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi nilai skor. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai nilai 1 dengan kriteria :
- Jawaban benar = 1
- Jawaban salah = 0
Berdasarkan jumlah nilai tersebut, pengetahuan diklasifikasikan dalam 2 kategori
Universitas Sumatera Utara
a. Baik, jika jawaban benar responden
≥ 75 apabila responden menjawab pertanyaan benar 13 - 17
b. Buruk, jika jawaban benar responden 75 apabila responden apabila
responden menjawab pertanyaan 1 – 12.
b. Sikap