nilai yang baik dan salah satunya adalah nilai kesehatan. Kurangnya pengetahuan anak tentang infeksi cacingan merupakan faktor dasar seorang anak berperilaku. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahzumi 2000 bahwa terdapat penurunan kejadian infeksi cacingan pada anak sekolah dasar setelah diberikan pendidikan kesehatan.
Keadaan sanitasi yang belum memadai, keadaan sosial ekonomi yang masih rendah dan kebiasaan manusia mencemari lingkungan dengan tinjanya sendiri, didukung oleh
iklim yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan cacing merupakan beberapa faktor penyebab tingginya prevalensi infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah di
Indonesia Zit, 2000. Vince dalam Poespoprojo dan Sadjimin 2000 menyatakan bahwa infeksi cacingan
pada manusia dipengaruhi oleh perilaku, lingkungan tempat tinggal dan manipulasi terhadap lingkungan, misalnya tidak tersedianya air bersih dan tempat pembuangan faeces
yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai Hubungan Perilaku dan Higiene Siswa SD Negeri 030375 dengan Infeksi Kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun
2008.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui hubungan perilaku dan higiene siswa SD Negeri 030375 dengan infeksi kecacingan di Desa Juma
Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008.
1.3 Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku dan higiene siswa SD Negeri 030375 dengan infeksi kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten
Dairi Tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SD Negeri 030375 di
Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi tentang infeksi kecacingan.
2. Mengetahui higiene kebersihan kuku, kebersihan diri dan penggunaan alas kaki
siswa SD Negeri 030375 di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi tentang infeksi kecacingan.
3. Mengetahui siswa SD Negeri 030375 di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat
Nempu Kabupaten Dairi yang terinfeksi dan tidak terinfeksi kecacingan melalui pemeriksaan laboratorium.
4. Mengetahui hubungan perilaku pengetahuan,sikap dan tindakan siswa SD Negeri
030375 dengan infeksi kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi
5. Mengetahui hubungan higiene kebersihan kuku, kebersihan diri dan penggunaan alas
kaki siswa SD Negeri 030375 dengan infeksi kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi dalam mendukung
program pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai bahan masukan bagi anak sekolah sehingga mereka memperhatikan perilaku
dan higiene agar terhindar dari penyakit kecacingan. 3.
Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi dalam hal peningkatan pengetahuan siswa SD Negeri 030375 di desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu
Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
Notoatmodjo 1993, menyatakan perilaku manusia dapat dilihat dari 3 tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara rinci merupakan repleksi kejolak kejiwaan
seperti : pengetahuan, motivasi, persepsi sikap dan sebahagian yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, keyakinan, cara fisik dan sosial budaya
masyarakat. Menurut L Blum dalam buku Notoatmodjo 1993 disebut bahwa perilaku
seseorang terdiri dari 3 bagian yaitu kognitif, avektif dan fsikomotor. Kognitif dapat diukur dari pengetahuan avektif dari sikap atau tanggapan dan fsikomotor diukur melalui tindakan
praktek yang dilakukan. Perilaku dapat diukur dengan cara mengukur unsur-unsur perilaku dimana salah
satu adalah pengetahuan dengan cara memperoleh data atau informasi tentang indikator- indikator pengetahuan tersebut. Untuk dapat menentukan tingkat pengetahuan terhadap
sanitasi lingkungan dilakukan melalui wawancara, Notoatmodjo 2003. Perilaku sehat pada dasarnya adalah respons seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan Notoatmodjo 2003. Sebagai contoh perilaku yang berkaitan dengan
lingkungan, misalnya perilaku seseorang berhubungan dengan pembuangan kotor yang menyangkut dari segi-segi higiene, pemeliharaan, teknik dan penggunaannya.
Menurut Anwar 1983 perilaku sehat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti : 1.
Latar belakang seseorang yang meliputi norma-norma yang ada, kebiasaan, nilai budaya dan keadaan sosial ekonomi yang berlaku di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara