Sikap Tindakan Perilaku Pengetahuan, Sikap, Tindakan Responden Terhadap Infeksi Kecacingan

bodoh serta kurang gizi. Responden juga mengetahui cara mencegah kecacingan dengan baik bahwa mencegah dengan cara makan-makanan yang bersih, buang air besar di wc, cuci tangan pakai sabun dan memakai alas kaki saat keluar rumah dan sedikit yang mengetahui cara mencegah kecacingan dengan cara memakan makanan yang dimasak terlebih dahulu. Menurut Azwar, 1993, dalam prakteknya upaya higiene antara lain meminum air yang sudah direbus sampai mendidih dengan suhu 100ÂșC selama lima menit, mandi dua kali sehari agar badan selalu bersih dan segar, mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang makanan, mengambil makanan dengan memakai alat seperti sendok atau penjepit. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003

5.1.2. Sikap

Dengan adanya pengetahuan yang baik dari responden terhadap infeksi kecacingan, maka diharapkan dapat menimbulkan sikap yang baik pula, sehingga dapat mendorong responden untuk bertindak positif terhadap infeksi kecacingan. Hasil penelitian terhadap 74 orang reponden siswa SD Negeri 030375 di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi menunjukkan bahwa sikap para responden terhadap infeksi kecacingan lebih banyak pada kategori buruk yaitu ada sebanyak 47 orang 63,5 dan yang bersikap baik sebanyak 27 orang 36,5. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak semua responden setuju penyakit kecacingan dapat dihindari seperti infeksi kecacingan dapat merugikan dan infeksi kecacingan dapat dicegah namun ada responden yang setuju kalau Universitas Sumatera Utara penyakit kecacingan dapat dicegah seperti buang kotoron tidak sembarangan, cuci tangan pakai sabun setelah buang kotoran. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Indikator sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan antara lain Notoatmodjo, 2003 : a. Sikap terhadap sakit dan penyakit, adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan, cara pencegahan dan sebaginya. b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara berperilaku hidup sehat. c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan, adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan, misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan sebagainya .

5.1.3. Tindakan

Hasil penelitian terhadap 74 orang reponden siswa SD Negeri 030375 di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi menunjukkan bahwa tindakan responden terhadap infeksi kecacingan ada pada katagori buruk yaitu sebanyak 52 orang 70,3 dan tindakan yang baik sebanyak 22 orang 29,7. Berdasarkan data dari kuisoner bahwa kebanyakan responden tidak bertindak baik seperti mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, membuang kotoran di wc, mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, menggunting kuku dan membersihkannya tidak teratur minimal 1 kali seminggu dan memakai alas kaki saat keluar rumah. Universitas Sumatera Utara Kuku yang terawat dan bersih juga merupakan cerminan kepribadian seseorang. Kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat melekatnnya berbagai kotoran yang mengandung berbagai bahan dan mikroorganisme diantaranya bakteri dan telur cacing. Penularan cacingan diantaranya melalui tangan yang kotor. Kuku jari tangan yang kotor kemungkinan terselip telur cacing, yang akan tertelan ketika makan, hal ini diperparah lagi bila tidak terbiasa mencuci tangan memakai sabun sebelum makan, atau bahkan pada anak-anak yang menderita Oxuriasis akan mengalami auto infeksi ketika manghisap jari sewaktu tidur Luize, 2004 dan Onggowaluyo, 2002. Meskipun pengetahuan responden pada kategori baik namum belum tentu sejalan dengan tindakan yang baik pula, hal ini bisa terjadi kemungkinan disebabkan oleh daerah penelitian masih banyak tidak memiliki wc dan minimnya sumber air karena pada umumnya responden buang air besar di aliran air bahkan di pekarangan rumah penduduk. Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dalam kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak saniter akan mengakibatkan terkontaminasinya air tanah dan sumber-sumber air bersih. Kondisi ini mengakibatkan agen penyakit dapat berkembang biak dan menyebarkan infeksi terhadap manusia Kusnoputranto, 2000. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktek practice kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan overt behavior. Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan antara lain : a. Tindakan praktek sehubungan dengan penyakit. Universitas Sumatera Utara Tindakan atau perilaku ini mencakup : a pencegahan penyakit, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali, dan sebagainya, dan b penyembuhan penyakit, misalnya minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter dan sebagainya. b. Tindakan praktek pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Tindakan atau perilaku ini mencakup : mengkonsumsi makan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga secara teratur, dan sebagainya c. Tindakan praktek kesehatan lingkungan perilaku ini antara lain : membuang air besar di jamban WC, membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, masak dan sebagainya.

5.2. Higiene Perorangan Terhadap Infeksi Kecacingan

Dokumen yang terkait

Hubungan Higiene Perorangan dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dengan Terjadinya Infeksi Kecacingan Di SD Negeri 1 Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2003

7 48 76

Hubungan Perilaku tentang Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan pada Pengrajin Batu Bata di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

1 55 91

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008

0 29 94

Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga

5 31 138

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

1 9 148

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 16

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 7

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 33

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 5 5