9. Segera mengobati penyakit cacing sampai tuntas.
10. Penyakit cacing berasal dari telur cacing yang tertelan, bukan karena makan ikan. Telur
cacing tertelan akibat kebersihan diri dan lingkungan yang kurang baik. 11.
Biasakan makan daging yang sudah benar-benar matang dan bukan yang mentah atau setengan matang.
12. Biasakan berjalan kaki ke mana-mana beralas kaki.
13. Biasakan makan lalap mentah yang sudah dicuci bersih dengan air yang mengalir.
14. Obat cacing hanya diberikan kepada orang yang benar-benar mengidap penyakit cacing
Nadesul, 1997.
2.6. Dampak Infeksi Cacingan 2.6.1. Dampak Terhadap Status Kesehatan
Manusia merupakan hospes beberapa nematode usus. Sebagian besar daripada nematode ini menyebabkan dampak kesehatan masyarakat di Indonesia. Adapun dampak
dari masing-masing cacing antara lain sebagai berikut :
a. Dampak cacing gelang Ascaris lumbricoides
Bila cacing gelang tidak atau hanya sedikit akan menyebabkan kerusakan, zat-zat yang dibentuk oleh cacing yang hidup atau mati dapat menimbulkan manifestasi keracunan
pada orang yang rentan, seperti wajah kelihatan oedema, insomnia, perut buncit, muntah- muntah, tidak nafsu makan dan penurunan berat badan.
b. Dampak cacing cambuk Trichuris trichiura
Bila infeksi ringan, biasanya asymptomatis tanpa gejala. Penderita dengan infeksi cacing cambuk menahun yang sangat berat menunjukkan suatu gambaran klinis yang khas
yang terdiri dari atas anemia berat, diare bercampur darah, sakit perut, mual dan muntah, dehidrasi, dan berat badan turun Brown, 1983.
Universitas Sumatera Utara
c. Dampak cacing tambang Ancylostoma duodenale Necator americanus
Pada tempat masuknya larva menembus kulit akan menimbulkan rasa gatal. Migrasi larva yang menembus alveolus akan menyebabkan perdarahan-perdarahan kecil,
namun sering sekali tidak menunjukkan gejala-gejala pneumonia. Gejala klinik yang ditimbulkan adalah lemah, lesu, pucat, sesak nafas bila bekerja berat, tidak enak perut,
perut buncit, anemia, dan malnutrisi. Anemia karena cacing tambang biasanya berat. Hemoglobin biasanya 10 gr cc darah dan jumlah eritrosit dibawah 1.000.000 mm
3
. Jenis anemia adalah anemia hypocromic microcytic Entjang, 2003.
2.6.2. Dampak Terhadap Sumber Daya Manusia
Infeksi kecacingan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap penurunan sumber daya manusia, mengingat kecacingan akan menghambat pertumbuhan
fisik dan produktifitas kerja. Dampak dari anak yang terinfeksi kecacingan akan kelihatan letih, lesu, malas makan, kurus. Hal tersebut dapat mengakibatkan IQ anak menurun atau
anak menjadi kurang cerdas. Kecacingan mempengaruhi pemasukan intake, pencernaan digestif, = penyerapan
absorbsi, dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi kecacingan dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah. Selain
dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya KepMenKes
No.424MENKESSKVI2006.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Konsep Penelitian
-
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian 2.8. Hipotesa :
1. Ada hubungan antara perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SD Negeri
030375 dengan infeksi kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi
2. Ada hubungan antara higiene perorangan kebersihan kuku, kebersihan diri dan
frekuensi mandi siswa SD Negeri 030375 dengan infeksi kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi
Perilaku Siswa SDN 030375 Desa Juma Teguh
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
Higiene Perorangan Siswa SD 030375 Desa Juma Teguh
- Kebersihan kuku
- Kebersihan diri
- Frekuensi mandi
Infeksi Kecacingan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu melihat hubungan perilaku dan higiene siswa SD Negeri 030375 dengan infeksi
kecacingan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi tahun 2008.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 030375 Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi, hal ini berdasarkan survey prevalensi
kecacingan yang dilaksanakan oleh BTKL Medan pada anak sekolah dasar dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan perilaku dan higiene dengan infeksi
kecacingan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April - Mei 2008.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV dan V SD Negeri 030375 Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi yaitu sebanyak 74
orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah seluruh populasi total sampling yaitu 74 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara