usus. Cacing jantan atau betina dapat ditemukan terpisah pada orang-orang dengan infeksi yang ringan sekali. Seekor cacing betina mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan 26
juta butir telur, dan sehari rata-rata dikeluarkan 200.000 butir. Telurnya belum membelah bila dikeluarkan oleh hospes dengan tinja. Suhu yang rendah menghambat pertumbuhan
kira-kira 25 C dengan batas antara 21
C dan 30 C. Suhu yang lebih rendah menghambat
pertumbuhan tetapi menguntungkan lamanya kehidupan. Pada suhu 37 C telur hanya
tumbuh sampai stadium delapan sel. Karena telur memerlukan zat arang, maka pertumbuhan terhambat bila terdapat dalam lingkungan yang membusuk. Brown, 1983.
Telur yang infekstif, bila ditelan oleh manusia, menetas di bagian atas usus muda, dan mengeluarkan larva rabditiform berukuran 200-300 kali 14ยต, yang menembus
dinding usus yang masuk vena kecil atau pembuluh limfe. Melalui sirkulasi portal larva ini masuk ke hepar, kemudian ke jantung dan paru-paru. Larvanya mungkin sampai di paru-
paru hanya 0,01 mm, maka kapiler tersebut pecah dan larva keluar ke alveoli. Kadang- kadang beberapa larva dapat masuk ke jantung kiri melalui vena paru-paru dan disebarkan
sebagai emboli keberbagai alat dalam badan. Larva bermigrasi atau dibawa oleh bronchiolus ke bronchus, naik ke trachea sampai ke epiglottis, dan turun melalui
oesophagus ke usus muda. Selama masa hidupnya di dalam paru-paru, larva membesar sampai lima kali ukuran semula, yaitu 1,5 mm panjangnya. Setelah sampai di dalam usus
larva mengalami perubahan kelima. Cacing betina yang bertelur didapati dalam waktu kira-kira 2 bulan setelah infeksi, dan hidup selama 12 sampai 18 bulan Brown, 1983.
c. Patologi dan Gejala Klinis
Gejala yang timbul pada manusia dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larvanya. Infeksi yang hanya mengandung 10-20 ekor cacing biasanya tanpa gejala klinis
Universitas Sumatera Utara
dan baru diketahui sebagai penderita apabila telah dilakukan pemeriksaan tinja atau cacing dewasa keluar bersama tinja Brown, 1983, Hadiwartono, 1994.
Gangguan karena larva biasanya terjadi pendarahan yang kecil pada dinding alveolus dan akan timbul gangguan pada paru yang disertai dengan batuk, demam dan
eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrate, yang menghilang dalam waktu tiga minggu, keadaan ini yang disebut sindromloeffler. Gangguan ini disebabkan oleh cacing dewasa
biasanya ringan, kadang-kadang penderita mengalami gangguan usus ringan seperti mual- mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi.
Cacing gelang ini mempunyai cairan tubuh yang dapat menimbulkan reaksi toksik sehingga terjadi gejala demam disertai alergi misalnya gatal-gatal, oedema wajah,
konjungitis dan iritasi saluran pernafasan bagian atas. Selain itu cacing dewasa juga dapat menimbulkan berbagai akibat yang bersifat mekanik, seperti obstruksi usus, intususepsi.
Migrasi cacing ke organ misalnya lambung, esophagus, mulut, hidung, rima glottis atau bronkus dapat menyumbat pernafasan penderita, dan dapat terjadi apendiksitis,
penyumbatan saluran empedu, abses hati dan pankreatitis akut Brown, 1983. Cacing dewasa pada anak-anak menimbulkan kekurangan gizi, dan cairan tubuh
cacing dapat menimbulkan reaksi sehingga terjadi gejala mirip demam tifoid disertai tanda alergi misalnya urtikaria, oedema diwajah. Konjungtif dan iritasi pernafasan bagian atas.
Akibat mekanik misalnya obstruksi usus, intususepsi atau perforasi ulkus di usus. Migrasi cacing ke organ-organ Ascaris Ektopi misalnya kelambung, esophagus
mulut, hidung, terjadi apendisitis, abses hati, obstruksi saluran empedu dan pankreatitis akut Soedarto, 1991.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengobatan dan Pencegahan Cacing Gelang Ascaris lumbricoides