Morfologi Cacing Cambuk Trichuris trichiura Siklus Hidup Cacing Cambuk Trichuris trichiura Patologi dan Gejala Klinis

2.4.2. Cacing Cambuk Trichuris trichiura

Infeksi cacing ini cacing cambuk lebih sering terjadi di daerah panas, lembab dan sering terlihat bersama-sama dengan infeksi Ascaris. Jumlah cacing dapat bervariasi, apabila jumlah-jumlahnya sedikit, pasien biasanya tidak terpengaruh dengan adanya cacaing ini Garcia, 1996. Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing cambuk Trichuris trichiura adalah Trichuriasis.

a. Morfologi Cacing Cambuk Trichuris trichiura

Cacing dewasa bentuknya silindris seperti cambuk dimana bagian yang tipishalus seperti benang adalah bagian interiorkepala dan bagian yang tebal adalah posteriorekor. Cacing jantan panjangnya 5 cm, ekornya melengkung. Telur berukuran 50 -54 µ x 32 µ, berbentuk tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih Gandahusada, 2000.

b. Siklus Hidup Cacing Cambuk Trichuris trichiura

Cacing betina setiap harinya menghasilkan telur 3.000 – 10.000 butir telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur menjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang sesuai. Telur matang adalah telur yang berisi larva yang merupakan infektif. Cara infeksi langsung yaitu bisa secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa, cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke dalam colon, terutama sekum, jadi tidak ada siklus paru. Cacing ini dapat hidup beberapa tahun di usus bessar hospes Gandahusada, 2000. Masa pertumbuhan, mulai dari telur yang tertelan sampai menjadi cacing dewasa yang meletakkan telur ialah kira-kira 30 sampai 90 hari. Hidupnya mungkin selama beberapa tahun Brown, 1983. Universitas Sumatera Utara

c. Patologi dan Gejala Klinis

Pada umunya Trichuris trichiura dapat menimbulkan efek traumatic dan efek toksik pada penderita. Kerusakan terjadi pada tempat melekat cacing pada mukosa usus daerah coecum, sedangkan pada infeksi yang berat akan terjadi penyumbatan apendiks dan proses peradangan pada coecum calon dan apendiks tersebut. Pada infeksi berat juga dapat terjadi intoksikasi dan anemia tetapi mekanismenya belum jelas. Cacing yang menghasilkan lytic substance ini juga menghisap darah penderita. Ultikari dan gejala- gejala alergi lain dapat pula dijumpai pada penderita Trichuris trichiura. Infeksi Trichuris trichiura tanpa komplikasi umumnya menunjukkan gejala-gejala dan keluhan nyeri epigastrum, nyeri perut dan punggung, muntah, konstipasi dan vertigo. Pada infeksi berat sering dijumpai prolapsus rekcti. Beberapa menunjukkan gambaran mirip infeksi cacing tambang yang berat dengan oedema pada muka dan tangan, dispnea, dilatasi jantung, insomnia, sakit kepala dan demam ringan. Pada anak-anak, cacing ini tersebar di seluruh colon dan rectum. Kadang-kadang terlihat mukosa rectum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defakasi. Cacing inki memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatnya dapat terjadi pendarahan. Disamping itu cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga menyebabkan anemia. Bila infeksi yang berat dan menahun, menunjukkan gejala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang- kadang disertai prolapsus rectum pada anak Gandahusada, dkk, 2000. Universitas Sumatera Utara Bila infeksi ringan, biasanya asymptomatis tanpa gejala. Bila jumlah cacingnya banyak, biasanya timbul diare dengan faeces yang berlendir, nyeri perut, dehidrasi, anemia, lemah dan berat badan menurun Entjang, 2001.

d. Pengobatan dan Pencegahan

Dokumen yang terkait

Hubungan Higiene Perorangan dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dengan Terjadinya Infeksi Kecacingan Di SD Negeri 1 Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2003

7 48 76

Hubungan Perilaku tentang Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan pada Pengrajin Batu Bata di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

1 55 91

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008

0 29 94

Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga

5 31 138

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

1 9 148

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 16

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 7

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 33

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 5 5