Evaluasi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Landasan Teori

Motivasi butuh aktivitas, yakni fisik atau mental. Usaha fisik, dorongan dan keinginan lainnya memunculkan aksi. Aktivitas mental mencakup aksi seperti perencanaan, usaha pencapaian, pengaturan, motivasi, monitoring, pemecahan masalah, dan penilaian perkembangan. Aktivitas yang dilakukan mengarah kepada pencapaian tujuan Pintrich dan Schunk, 1996.

2.5. Evaluasi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Untuk mengetahui keberhasilan suatu program, kajian output cakupan program yang dibandingkan dengan targetnya adalah salah satu cara sebagai bahan penilaian. Cakupan program dapat dinilai setelah pelaksanaan kegiatan dari program tersebut. Perhitungan cakupan ini dapat dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana yaitu jumlah orang yang mendapatkan pelayanan dengan jumlah penduduk sasaran program dimaksud. Dalam usaha peningkatan efesiensi dan efektifitas penatalaksanaan program perlu dilatih keterampilan dan kepekaan petugas untuk mengkaji masalah program dan masalah kesehatan masyarakat di wilayah binaannya. Efek dari penatalaksanaan program tersebut adalah perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia Muninjaya,2004.

2.6. Landasan Teori

Sebagai acuan dalam menentukan variabel penelitian serta menyusunnya dalam suatu kerangka konseptual, maka keseluruhan teori-teori yang telah dipaparkan di atas dirangkum dalam suatu landasan teori seperti diuraikan berikut ini. Universitas Sumatera Utara Peningkatan penderita IMS pada masyarakat menuntut dilakukannya program pelayanan dan penanganan secara terpadu dan komprehensif. Klinik IMS Puskesmas Kabanjahe sebagai unit pelayanan dan penanggulangan masalah penyakit infeksi menular seksual diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mengurangi jumlah penderita infeksi menular seksual di masyarakat. Penanganan pasien infeksi menular seksual yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan seperti Klinik IMS Puskesmas Kabanjahe dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan maupun dari petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Faktor- faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Menurut Anderson 1995, bahwa determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga, tergantung kepada: a predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, b kemampuan mereka untuk melaksanakannya, c kebutuhan mereka terhadap jasa pelayanan kesehatan. Komponen predisposisi keluarga mencakup karakteristik keluarga sebelum kejadian penyakit dimana terdapat kecenderungan yang berbeda dalam penggunaan pelayanan kesehatan, meliputi variabel demografi seperti: umur, jenis kelamin, status perkawinan; variabel struktur sosial seperti: pendidikan, pekerjaan kepala keluarga, suku bangsa; serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter dan penyakit termasuk stres serta kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Komponen kemampuan melaksanakan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah suatu kondisi yang memungkinkan orang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, atau setidak-tidaknya mereka siap memanfaatkannya. Meskipun keluarga memberikan predisposisi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, namun beberapa faktor harus tersedia untuk menunjang pelaksanaannya yaitu faktor: kemampuan, baik dari keluarga misalnya: penghasilan dan asuransi kesehatan dan dari komunitas misalnya: tersedianya fasilitas, petugas kesehatan, lamanya menunggu pelayanan serta lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai fasilitas pelayanan tersebut. Komponen kebutuhan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang dirasakan, diukur dengan a perasaan subjektif terhadap penyakit meliputi: jumlah hari sakit yang dilaporkan, jumlah gejala-gejala penyakit yang dialami, dan laporan tentang keadaan kesehatan umum; dan b evaluasi klinis terhadap penyakit biasanya didasarkan atas keluhan-keluhan yang mungkin memerlukan pengobatan menurut kelompok usia. Sistem pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson 1995 yang telah diuraikan di atas dapat dijelaskan secara skematis sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson 1995, bahwa faktor predisposisi penggunaan jasa pelayanan kesehatan, salah satunya adalah karakteristik pengguna pelayanan kesehatan. Di samping faktor-faktor yang telah disebutkan Anderson tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan, faktor lain yang turut memengaruhi adalah motivasi intrinsik dan ekstrinsik masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan Predisposisi a. Demografi umur, jenis kelamin, status perkawinan b. Struktur sosial pendidikan, pekerjaan, jumlah keluarga, suku bangsa, agama, perpindahan tempat tinggal c. Keyakinan penilaian terhadap status sehatsakit, sikap terhadap pelayanan kesehatan, pengetahuan tentang penyakit PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN Kemampuan a. Kemampuan keluarga penghasilan, asuransi kesehatan, sumber lain b. Komunitas jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia, biaya untuk pelayanan kesehatan, karakter penduduk pedesaanperkotaan Kebutuhan a. Perasaan subjektif terhadap penyakit jumlah hari sakit, jumlah gejala-gejala penyakit b. Evaluasi klinis terhadap penyakit gejala dan keluhan penyakit berdasarkan aspek klinik dan membutuhkan pengobatan Universitas Sumatera Utara Menurut Widjaja 1996 bahwa motivasi adalah kondisi psikologis dalam diri seseorang yang muncul karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dari motivasi ini kemudian timbul tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tadi. Terdapat perbedaan antara pengertian motif dan motivasi. Motif adalah sesuatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu, baik berupa gerakan maupun ucapan. Motivasi adalah tindak lanjut dari motif yaitu perbuatan atau gerakan, baik berupa ucapan maupun tindakan perilaku dalam cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang. Menurut Herzberg dalam Reksohadiprojo 2000 pengertian motivasi dibedakan menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal sebagai berikut : a. Motivasi Internal. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Kekuatan ini akan memengaruhi pikirannya, yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut. b. Motivasi Eksternal. Teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya. Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan – kekuatan yang ada didalam individu yang dipengaruhi faktor eksternal yang dikendalikan. Mengacu kepada pendapat Anderson tersebut maka dalam penelitian ini yang menjadi faktor yang dianggap berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Klinik IMS Puskesmas Kabanjahe adalah: umur, jenis kelamin, suku, pendidikan pekerjaan, penghasilan, tempat tinggal dan jenis penyakit. Serta motivasi Universitas Sumatera Utara dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan mengacu kepada pendapat Reksohadiprojo 2000 tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik. 2.7. Kerangka Konsep Penelitian Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Predisposisi 1. Ciri-ciri demografi - Umur - Jenis Kelamin - Status Perkawinan 2. Struktur sosial - Pendidikan - Pekerjaan - Suku Bangsa - Pendapatan 3. Keyakinan Terhadap Pelayanan Motivasi 1. Intrinsik 2. Ekstrinsik PEMANFAATAN PELAYANAN KLINIK IMS PUSKESMAS KABANJAHE - Kunjungan berulang - Kunjungan tidak berulang Karakteristik Kebutuhan 1. Perasaan Subjektif 2. Evaluasi Klinis Karakteristik Kemampuan Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe explanatory atau penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kausal faktor predisposing demografi, struktur sosial, keyakinan terhadap pelayanan, karakteristik kemampuan dan karakteristik kebutuhan serta motivasi pasien intrinsik dan ekstrinsik terhadap pemanfaatan pelayanan Klinik IMS di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Klinik IMS Puskesmas Kabanjahe dengan pertimbangan bahwa klinik IMS tersebut merupakan satu-satunya klinik IMS yang ada di seluruh puskesmas di Kabupaten Karo. Dimana pemanfaatannya masih rendah dibandingkan dengan besarnya perkiraan masyarakat yang tertular penyakit IMS.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksaanakan selama 7 bulan, mulai dari pengumpulan data sampai seminar hasil, yaitu dari bulan April sampai Oktober 2009. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdata telah berkunjung ke Klinik IMS Puskesmas Kabanjahe sampai Januari 2009 sebanyak 113 Universitas Sumatera Utara