Strategi Dasar Intervensi Khusus untuk Klinik IMS di Indonesia

tepat untuk pelayanan IMS adalah intervensi yang mempunyai sasaran untuk mungurangi waktu infektivitas dari IMS. Kemampauan pelayanan IMS untuk menerapkan masing-masing kegiatan intervensi ini akan tergantung pada sumber yang mereka miliki, dan tingkat efisiensi serta pengorganisasian yang bisa mereka capai. c. Mengembangkan kebijakan pencegahan dan menerapkan prosedur yang berdasar pada hasil penilaian dan analisa. d. Menciptakan tujuan pencegahan, yang berdasar pada data yang dikumpulkan oleh pelayanan IMS pada langkah penilaian, analisa dan pengembangan kebijakan pencegahan. e. Mengevaluasi kemajuan dari tujuan pencegahan dengan cara mengkaji keefektifan dan cakupannya secara teratur Depkes RI, USAID dan FHI, 2007. demiologi unt V

2.2.5. Strategi Dasar Intervensi Khusus untuk Klinik IMS di Indonesia

a. Kurangi waktu infektifitas untuk mencegah penularan komplikasi lebih lanjut, dilakukan a deteksi dini penemuan kasus, b pengobatan, c penemuan kasus secara aktif melalui penapisan, pengawasan, dan notifikasi pasangan, d memperbaiki akses yang efektif pada perawatan medis faktor-faktornya mencakup biaya, mutu, lokasi dan waktu, e meningkatkan kepekaan terhadap IMS, memperbaiki pengetahuan tentang gejala dan kebiasaan untuk mencari perawatan kesehatan, f Enhanced Syndromic management’ dari IMS mis. perpendek atau hilangkan waktu tunggu antara kunjungan ke klinik IMS sampai pengobatan IMS Depkes RI, USAID dan FHI, 2007. Universitas Sumatera Utara b. Kurangi Intensitas terkena infeksi dari orang yang rentan, jika terpapar: a kurangi efisiensi penularan per paparan, b tingkatkan penggunaan kondom, c kurangi praktek seksual yang berisiko mis. hubungan seks melalui anal tanpa perlindungan, d kurangi faktor pendamping yang kritis mis. obati IMS untuk mengurangi penularan HIV, e kurangi paparan seksual pada tahap kritis infeksi mis. HSV-2 primer, f promosi kebersihan alat genital mis. mencuci sebelum dan sesudah behubungan seks Depkes RI, Usaid dan FHI, 2007. c. Kurangi paparan dari orang yang rentan terhadap orang yang terinfeksi: a modifikasi perilaku dari orang yang rentan, b modifikasi perilaku dari orang yang diketahui terkena infeksi, c modifikasi perilaku orang yang berpotensi untuk terkena infeksi, d promosikan penundaan kegiatan seksual, abstinensia, monogami, atau mengurangi angka pertukaran pasangan, e promosikan tes secara meluas, seperti konseling dan testing HIV secara sukarela, f kembangkan dan promosikan pesan media dengan target orang yang terkena atau berpotensial terkena infeksi untuk melindungi pasangannya, g promosikan kesehatan dan kebersihan alat genital, h kurangi paparan pada masyarakat yang melakukan seksual berisiko sangat tinggi mis. tempat pelacuran dan ciptakan upaya – upaya pencegahan di lingkungan tersebut Depkes RI, USAID dan FHI, 2007.

2.2.6. Monitoring dan Evaluasi Klinik IMS