V-104
ergonomis, dikarenakan dalam melakukan kegiatan kerja, dokter gigi menghasilkan postur kerja yang tidak ergonomis yang juga dipengaruhi oleh
fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan posisi kerja dokter gigi maupun antropometri dokter gigi, dan adanya penggunaan tangan kanan yang berlebihan.
Dalam melakukan kegiatan kerja, dokter gigi yang tidak memiliki perawat gigi mengambil alih tugas dari dokter gigi, salah satu contoh terjadinya kegiatan
repetitif dalam mengambil peralatan kerja, mensterilkan alat yang dipengaruhi oleh adanya jarak perpindahan yang tidak relevan dengan penggunaan alas kaki
yang tidak nyaman, sehingga hal ini menghasilkan metode kerja yang tidak ergonomis pada dokter gigi.
6.2. Evaluasi
6.2.1. Evaluasi Standard Nordic Qustionnaire SNQ
Evaluasi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis standard nordic
qustionnaire SNQ yaitu meminimalkan persentase keluhan bagian leher atas,
bagian leher bawah, dan punggung dengan menghasilkan postur kerja yang ergonomis dalam melakukan proses kegiatan kerja. Postur kerja ergomisnya yaitu:
kepala tidak menunduk, badan tidak membungkuk dan memutar ke arah tubuh pasien. Kemudian meminimalkan persentase keluhan pada bahu kanan, lengan
atas kanan, dan pergelangan tangan kanan dengan memberikan penopang tangansiku tangan pada dental stool dan mengurangi kegiatan kerja yang
dilakukan tangan kanan, misalnya: membiasakan diri untuk mengambil peralatan dengan tangan kiri, membiasakan menghidupkan lampu pada dental unit
Universitas Sumatera Utara
V-105
menggunakan tangan kiri, dll. Selanjutnya meminimalkan persentase keluhan pada pinggang, dengan mebiasakan diri bekerja menggunakan dental stool sambil
menghasilkan postur kerja ergonomis, dan juga menempatkan fasilitas kerja sesuai dengan posisi kerja dokter gigi, sehingga tidak terjadi memutar tubuh
secara repetitif. Kemudian meminimalkan persentase keluhan pada betis kiri dan betis kanan, dengan membiasakan diri menggunakan alas kaki yang nyaman,
sehingga dapat meminimalkan kelelahan yang dialami dokter gigi dalam bekerja. Selanjutnya, meminimalkan persentase keluhan pada bokong, dengan
menggunakan alas tempat duduk yang nyaman sambil menghasilkan postur tubuh yang ergonomis.
Keseluruhan keluhan yang dialami dokter gigi tersebut dapat diminimisasi dengan cara yang lain, seperti memperbaiki organisasi kerja dengan melakukan
perencanaan masuk yang lebih cepat pada organisasi kerja, yang bertujuan untuk pemanasan sebelum memulai bekerja selama 15 menit setiap harinya, yang yang
dideskripsikan pada Lampiran10.
6.2.2. Evaluasi Personnel Habit
Evaluasi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis personnel habit yaitu
bahwa dokter gigi rentan terkenaterjangkitnya suatu virus penyakit dikarenakan dokter gigi terbiasa tidak menggunakan APD yang lengkap.
14
14
Kohli A, Puttaiah R,.Infection Control and Occupational Safety Recommendations for oral health professionals. New delhi. India. 2007
Salah satu cara
Universitas Sumatera Utara
V-106
pencegahan terjadinya cross infection adalah dengan penerapan control infeksi yang baik dan benar, yaitu dengan mensterilkan tangan dengan routine handwash.
Higienitas tangan misalnya: cuci tangan, antiseptik tangan, atau surgical hand antisepsis yaitu mengurangi patogen potensial pada tangan dan mengurangi
resiko transmisi organisme ke pasien atau pekerja kesehatan lainnya.
Gambar. 6.1. Handwashing and Handcare
Kemudian penggunaan PPE personnel protective equipment yang biasa digunakan dalam perawatan gigi adalah sarung tangan sekali pakai, pelindung
mata, masker, dan baju yang digunakan untuk melindungi tubuh dari darah, cairan berbahaya lainnya. Fungsi utamanya adalah mengontrol kontaminasi silang dan
mencegah penyebaran mikroba.
Evaluasi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis personnel habit
penggunaan sepatu hak tinggi high heels yaitu dokter gigi harus membiasakan menggunakan sandal kesehatan dan refleksi untuk menghindari terjadinya
claudication.
Universitas Sumatera Utara
V-107
Gambar. 6.2. Sandal Kesehatan dan Refleksi
Kemudian evaluasi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis personnel habit dokter gigi yang terbiasa berdiri dalam melakukan proses kegiatan kerja,
sehingga menimbulkan kelelahan pada dokter gigi. Untuk itu dokter gigi harus membiasakan diri menggunakan dental stool yang memiliki sandaran bahu
dengan postur kerja yang ergonomis.
Gambar. 6.3. Duduk Menggunakan Dental Stool tapi Menghasilkan
Postur kerja yang Buruk Gambar. 6.4. Duduk Menggunakan
Dental Stool dengan Postur Kerja yang Baik
Selanjutnya evaluasi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis personnel habit dokter gigi yang terbiasa menggunakan tangan kanan dalam melakukan
proses kegiatan yaitu dokter gigi dapat membiasakan diri menggunakan tangan kiri untuk: menghidupkan sambil mengarahkan lampu pada dental unit,
mengambil peralatan dan meletakkan peralatan. Dan perbaikan yang lain adalah dapat menggunakan left-right dental unit.
Universitas Sumatera Utara
V-108
Gambar. 6.5. Left-Right Dental Unit
6.2.3. Evaluasi Dental Unit