pandangan ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor penyebab psikososial, ergonomi, manajemen, teknik yang mempengaruhi keselamatan. Pendekatan ini
adalah sebuah pengembangan secara besar dan sebuah tema yang menyeluruh untuk psikososial, sistem, dan mengikutsertakan metodologi yang bertujuan untuk
mengurangimeringankan cedera. Pendekatan makroergonomi bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dengan memperluas cakupan ruang lingkup yang
megintervensi untuk mengurangi cedera terkait bekerja. Kami menggunakan strategi yang melibatkan teknik, pelatihan, atau pengendalian adminstratif yang
mungkin terlalu membatasi menjadi efektif. Sebuah model yang lebih kuat mengakui bahwa kecelakaan dan kesalahan manusia memiliki beberapa faktor
penyebab yang memperpanjang baik di luar lokasi kegiatankerja. Dejoy 1990, Nagamachi 1984, dan Nagamachi and imada 1992
pernah menyajikan model makroergonomi yang dimulai dengan menggambarkan tidak sepadannya human interface antarmuka manusia. Baru-baru ini, telah
muncul bukti penelitian yang mendukung model ini; sebagai contoh, faktor-faktor psikososial, ruang gerak, dan hubungan karyawan yang mungkin layak diantara
hubungan hardware human interface dan keluhan musculoskeletal. Lebih lanjut, ada bukti bahwa faktor-faktor psikososial yang terkait dengan pekerjaan dan
lingkungan kerja memainkan peran dalam pekerjaan yang terkait gangguan muskuloskeletal.
3.4.2. Pendekatan Makro Ergonomi Untuk Mengurangi Cedera
Konseptualisasi lebih luas menunjukkan bahwa kesalahan manusia atau
kecelakaan adalah hasil dari antarmuka antara pekerja dan lingkungan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Antarmuka manusia human system interface ini memiliki tiga dimensi. Pertama, faktor yang berdasarkan situasi hubungan lingkungan ruang kerja dan
waktu. Ini mungkin mencakup: permukaan kerja yang basah, rumitnya susunan tata letak stasiun kerja,, berbahayanya tertinggal peralatan yang tidak terjaga, atau
kondisi lingkungan yang tidak tentu. Kedua, berdasarkan faktor manajemen termasuk: emosi, perhatian, gangguan, semangat, motivasi, kerja tim dan stres.
Keselamatan secara tradisional dan intervensicampur tangan ergonomi accident investigation, hazard analysis, job safety analysis, fault tree analysis mungkin
berguna untuk mengetahui keadaan didalam atau bahkan faktor yang berhubungan tentang kepemimpinanpengelolaan. Namun, analisis secara tradisional ini tidak
menangkap, menggambarkan atau mengatasi faktor berdasarkan manusia.
Sebuah pendekatan makro ergonomi untuk meningkatkan keselamatan perlu diatasi lebih dari satu faktor. Pendekatan ergonomi yang terpusat pada
manusia menetapkan langkah-langkah tindakan untuk mengatasi faktor-faktor berdasarkan manusia dan mengakui pengaruhnya pada faktor-faktor eksternal.
Sebagai contoh, ketika sebuah mesin penggulung kertas berputar pada kecepatan yang tinggi, maka operator segera mengenali bahaya. Namun, setelah pekerja
mematikan mesin dan memperlambat mesin penggulung tersebut, pekerja ini dapat menempatkan tangannya pada mesin penggulung untuk memperlambat itu
turun. Faktor-faktor antarmuka yang mengubah persepsi operator berisiko cukup untuk mendorongnya untuk menempatkan tangannya dengan cara bahaya? Tidak
ada satu faktor yang cukup untuk memperhitungkan risiko ini. Faktor yang berdasarkan situasi tidak adanya penjaga, Faktor yang berdasarkan manajemen
Universitas Sumatera Utara
penghargaan yang mendorong pekerja untuk mengambil risiko, dan faktor yang berdarkan manusia perasaan bergegas semua yang diperlukan untuk memahami
kegiatan ini.
3.4.3. Dimensi Psikologis Dalam Mengurangi Cedera