Analisis Standard Nordic Qustionnaire SNQ Analisis Personnel Habit

V-97 BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI Pada bab ini dilakukan analisis terhadap hasil penilaian berdasarkan standard nordic qustionnaire SNQ yang bertujuan untuk mengetahui keluhan yang dialami dokter gigi dan faktor penyebab terjadinya keluhan. Sehingga dilakukan dapat evaluasi dengan meminalkan keluhan yang ada. Kemudian dilakukan analisis terhadap sistem kerja pada dokter gigi yang diamati yang terdiri dari lingkungan kerja, fasilitas kerja yang digunakan, dan personnel habit dokter gigi, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan musculoskeletal dan terjangkitnya suatu viruspenyakit terhadap dokter gigi. Sehingga dapat dilakukan evaluasi, dengan memperbaiki sistem kerja dokter gigi. Untuk menghasilkan health and performance problem yang baik pada dokter gigi. Selanjutnya dilakukan analisis MEAD, untuk mengetahui alternatif perbaikan yang dipilih yang akan diterapkan pada lingkungan kerja yang diamati.

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Standard Nordic Qustionnaire SNQ

Dari hasil analisis menggunakan kuesioner SNQ terhadap 30 dokter gigi yang ada di beberapa instansi kesehatan gigi maupun praktek dokter gigi yang ada di kota medan, diketahui keluhan-keluhan yang terjadi pada dokter gigi. Universitas Sumatera Utara V-98 Persentase keluhan pada bagian leher atas sebesar 30 , bagian leher bawah sebesar 33,33 dan punggung sebesar 16,67 , dikarenakan pada saat proses kegiatan kerja berlangsung bagian kepala dokter gigi menunduk dan badan membungkuk sambil berputar kearah posisi mulut pasien berguna meningkatkan visualisasi. Dan persentase keluhan pada bahu kanan sebesar 26,67 , lengan atas kanan sebesar 23,33 dan pergelangan tangan kanan sebesar 26,67 , dikarenakan keseluruhan kegiatan kerja menggunakan tangan kanan dan ditambah dengan tidak adanya penopang siku tangan pada dental stool juga mempengaruhi keluhan pada bahu kanan. Selanjutnya terjadi keluhan pada pinggang sebesar 26,67 , dikarenakan beberapa dokter gigi terbiasa berdiri dengan postur kerja membungkuk dalam melakukan proses kegiatannya, dan juga dikarenakan tidak sesuainya penempatan fasilitas kerja dengan posisi kerja dokter gigi sehingga dalam mengambil peralatan, dokter gigi memutar tubuh secara repetitif. Selanjutnya terjadi keluhan pada betis kiri sebesar 13,33 dan betis kanan sebesar 13,33 , dikarenakan adanya jarak jangkauan dalam penempatan perlatan kerja sehingga apabila dokter gigi tidak memiliki perawat, maka dokter gigi harus mondar-mandir mengambil peralatan. Penyebab lainnya adalah pemakaian sepatu, dan sepatu hak tinggi high heels pada dokter gigi perempuan dalam melakukan proses kegiatan. Dan keluhan pada bokong sebesar 13,33 , dikarenakan kebanyakan dokter gigi menggunakan kursi dalam kegiatannya dalam waktu yang cukup lama. Universitas Sumatera Utara V-99

6.1.2. Analisis Personnel Habit

Dari pengamatan terhadap 30 dokter gigi ke beberapa instansi kesehatan gigi maupun praktek dokter gigi yang ada di kota, diketahui personnel habit dokter gigi, seperti: terbiasa tidak menggunakan APD alat pelindung diri yang lengkap. Dalam SOP pencabutan gigi, penggunaan APD sangat penting dikarenakan pada proses pencabutan gigi berkaitan erat dengan darah pasien dan juga air liur pasien. Penggunaan APD yang tidak lengkap dapat menimbulkan terjangkitnya beberapa virus penyakit. Personnel habit lainnya, yaitu penggunaan alas kaki yang tidak tepat yang digunakan dokter gigi, seperti: sepatu hak tinggi high heels. Penggunaan sepatu hak tinggi high heels dengan kegiatan repetitf dalam jangka waktu yang lama maka menyebabkan gejala cepat lelah, pada kaki terasa nyeri dan kebas terutama pada saat berdiri lama ataupun saat aktifitas yang banyak menggunakan kaki. Ini bisa disebut sebagai Claudication. Terbiasa berdiri dalam melakukan proses pencabutan gigi dan juga menghasilkan postur kerja yang tidak ergonomis merupakan personnel habit dokter gigi. Dengan melakukan postur kerja tersebut dalam jangka waktu yang lama, maka dampak keluhan musculoskeletal dan menyebabkan kelelahan pada dokter gigi. Personnel habit yang lainnya yaitu dokter gigi jarang melakukan perawatan dental unit, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada dental unit. Kerusakan pada dental unit dapat meyebabkan terganggunya proses kegiatan kerja dokter gigi. Selanjutnya, kebiasaan dokter gigi dalam menggunakan tangan kanan. Dalam proses pencabutan gigi dokter gigi 100 menggunakan tangan Universitas Sumatera Utara V-100 kanan, dengan pekerjaan yang repetitif dan dalam jangka waktu yang lama maka dapat meyebabkan keluhan musculoskeletal pada otot tubuh bagian kanan, seperti: bahu kanan, lengan bawah atas tangan kanan, pergelangan tangan kanan, dll.

6.1.3. Analisis Dental Unit