Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Awalnya penilaian ergonomi pada suatu proses ditujukan khusus pada proses yang spesifik, atau penilaian dilakukan pada suatu kondisi skala mikro. Namun, perkembangan keilmuaan saat ini melihat bahwa penilaian ergonomi tidak bisa hanya dilakukan dan dianalisis secara mikro saja, tetapi perlu untuk diimplementasikan melalui interegasi pada lingkungan yang lebih besar organisasi perusahaan yang dikenal dengan model ergonomi makro. 1 Instansi kesehatan gigi maupun praktek dokter gigi merupakan suatu pelayanan kesehatan gigi yang dilakukan oleh dokter gigi. Berdasarkan data suatu instansi kesehatan gigi maupun praktek dokter gigi, terdapat beberapa tindakan pelayanan yang dilakukan dokter gigi terhadap pasien yaitu: tindakan scaling, tindakan EXO pencabutan gigi, RK restorasi komposit, veneer, kuret, 3 mix Makro ergonomi merupakan metode pendekatan sosio-teknik dari tingkat atas ke tingkat bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis. Tujuan utama makro ergonomi yaitu mengharmonisasikan sistem kerja secara utuh baik pada tingkat mikro maupun makro, meningkatkan kepuasan kerja yang berkomitmen pada kesehatan dan keselamatan pekerja, dan meningkatkan produktivitas. 1 1 Hal W. Hendrik. Macroergonomics Santa monica: HFES, 2001, p06 Universitas Sumatera Utara perawatan 3 antibodi saluran akar, dan lain-lain. Dari keseluruhan, tindakan EXO pencabutan gigi merupakan tindakan yang paling berbahaya dan membutuhkan waktu yang lama. Sehingga tindakan EXO digunakan sebagai objek penelitian. Diketahui bahwa dalam melakukan tindakan EXO proses pencabutan gigi diperlukan konsentrasi penuh dan tingkat ketelitian yang tinggi. Dikarenakan proses ini sangat berbahaya. Apabila salah satu SOP standart operation procedure dilanggardihilangkan maka dapat berakibat fatal terhadap pasien. Dengan adanya kegiatan kerja yang dilakukan secara repetitif dengan memandang faktor usia, cara kerja personnel habit, penggunaan alas kaki yang digunakan, jam kerja, organisasi kerja, fasilitas kerja yang tidak memadai, tidak sesuai dengan antropometri pekerja dan tidak sesuainya tata letak komponen dengan metode kerja yang harus dilakukan setiap kali dalam melakukan kegiatannya maka mempengaruhi timbulnya keluhan musculoskeletal terhadap dokter gigi. 2 2 Samat Razan Abdul, Mohd Nazri Shafei, Yacoob Nor Azwany, Yusoff Azizah . 2011.Prevalence and Association Factors Of Back Pain Among Dental Personnel in north-eastern state of malaysia. http:www.iomcworld.comijcrimphfilesv03-n07-03.pdf. Keluhan musculoskeletal pada punggung terjadi pada setiap dokter gigi yang ada di timur laut negara bagian dari Malaysia. Postur kerja tidak ergonomi dikaitkan dengan sakit punggung pada dokter gigi. Dokter gigi yang mengadopsi postur kerja tidak ergonomi selama bekerja kemungkinan besar mengalami keluhan musculoskeletal pada bagian punggung dibandingkan dengan orang yang bekerja pada postur kerja yang ergonomi . Dan tidak sesuainya metode kerja yang dilakukan dokter gigi dengan SOP yang ada, maka dapat menyebabkan terjangkitnya suatu viruspenyakit terhadap dokter gigi, dikarenakan pekerjaan Universitas Sumatera Utara dokter gigi erat hubungannya dengan darah pasien dan air liur pasien. Adanya keluhan musculoskeletal, personnel habit yang buruk yang dimiliki dokter gigi disebabkan oleh sistem kerja yang tidak baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan ergonomi mikro sudah tidak relevan. Dan oleh peneliti, sistem kerja itu dapat dievaluasi dengan pendekatan yang disebut ergonomi makro. Makro ergonomi memeriksa pekerjaan dan sistem kerja secara lebih luas. Oleh karena itu dengan mengatur tata letak komponen agar sesuai dengan metode kerja yang telah ditetapkan, memperbaiki jam kerja dokter gigi, memperbaiki fasilitas kerja yang digunakan dokter gigi, merubah cara kerja dokter gigi, merubah personal habit dokter gigi dan memperbaiki organisasi dokter gigi dengan menggunakan pendekatan makro ergonomi diharapkan akan dapat meminimalkan keluhan musculoskeletal dan terhindar dari terjangkitnya suatu viruspenyakit terhadap dokter gigi. Pada akhirnya perbaikan-perbaikan tersebut dapat menghasilkan health and performance yang baik terhadap dokter gigi.

1.2. Rumusan Permasalahan