commit to user
25
3. Anis Fatati. 2009. Pengaruh Metode Pembelajaran Jarimatika terhadap Keterampilan Berhitung Perkalian Hasilnya Bilangan Dua Angka Ditinjau dari
Kemampuan Awal Siswa pada Kelas II SD Negeri Se-Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 20092010. Dalam penelitiannya ia
membuat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berhitung antara pembelajaran matematika yang menggunakan metode pembelajaran jarimatika
dengan metode pembelajaran konvensional. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian, subjek, lokasi, dan waktu penelitian. Jenis
penelitian Anis adalah kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode jarimatika terhadap keterampilan berhitung perkalian serta
membandingkan metode jarimatika dengan metode konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Pelajaran matematika selama ini sering dianggap pelajaran yang sulit. Dilihat dari kenyataan yang ada, banyak orangtua yang komplain bahwa anak
mereka rata-rata tidak suka matematika, susah memahami angka dan bilangan, serta enggan untuk belajar berhitung.
Apalagi dalam operasi hitung perkalian pada kelas rendah, terutama kelas II, anak seringkali mengalami kesulitan. Terbukti dengan rendahnya nilai siswa
pada materi perkalian ini lebih dari 50 siswa nilainya di bawah KKM. Metode yang sering digunakan selama ini adalah dengan menghafal dan penjumlahan
berulang, sehingga anak sering malas untuk menghafal. Dan dalam menghitung, anak membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang tinggi.
Saat ini telah berkembang macam-macam metode untuk berhitung. Pada intinya semua metode adalah baik, semua anak berhak untuk mempelajari teknik-
teknik yang ada, sehingga mereka kaya akan suatu teknik. Salah satu metode yang telah berkembang untuk pembelajaran Matematika khususnya dalam berhitung
adalah metode jarimatika. “Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari-
jari tangan”. Septi Peni, 2008: 17 Kelebihan dari pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika
yaitu sederhana, alatnya selalu tersedia dan tidak perlu dibeli, alatnya tidak akan
commit to user
26
pernah ketinggalan atau disita saat ujian, tidak memberatkan otak dengan bayangan, dan tenyata juga mudah untuk dilakukan. Guru menggunakan metode
tersebut untuk mengajarkan perkalian, sehingga anak akan mudah memahami dan memudahkan para siswa untuk menghitung perkalian selanjutnya hafal dengan
sendirinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari orang tua dan guru. Setelah guru menerapkan metode jarimatika, siswa menjadi lebih tertarik dan senang dalam
mata pelajaran Matematika khususnya menghitung perkalian, selain itu siswa mampu menyelesaikan masalah menghitung perkalian dengan metode jarimatika.
Pada kondisi akhir kemampuan siswa dalam menghitung perkalian meningkat. Dari uraian pemikiran di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk
kerangka pemikiran seperti pada gambar 4.
Gambar 4: Skema Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Guru Belum Menerapkan
Metode Jarimatika Kemampuan Siswa
dalam Menghitung Perkalian Rendah
Tindakan
Menerapkan Metode Jarimatika
dalam Pembelajaran
Siklus I
70 dari jumlah siswa harus mencapai KKM
Siklus II
80 dari jumlah siswa harus mencapai KKM
Kondisi Akhir
Diduga Kemampuan
Menghitung Perkalian Siswa
Meningkat
commit to user
27
Dari kerangka berfikir di atas, dapat diketahui bahwa sebelum mengunakan metode jarimatika hasil pembelajaran khususnya kemampuan
menghitung perkalian masih rendah. Kemudian setelah menggunakan metode jarimatika ada peningkatan kemampuan menghitung perkalian yang cukup berarti.
Penelitian ini direncanakan dua siklus dan akan diakhiri sampai didapat hasil yang mencapai rata-
rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM mencapai 80 dari semua siswa kelas II.
D. Hipotesis Penelitian