commit to user
40
Gambar 8. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Kondisi Sebelum Tindakan
Berdasarkan data hasil evaluasi Matematika sebelum menggunakan metode jarimatika diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 46,93. Siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60 KKM sebanyak 24 siswa dan yang mendapat nilai ≥ 60 KKM hanya 13 siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal
sebesar 34,21 masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 70 siswa mendapatkan nilai ≥ 60 KKM.
Berdasarkan nilai evaluasi Matematika yang masih rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa kemampuan siswa
masih rendah. Maka dari itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran melalui metode jarimatika. Dengan metode jarimatika diharapkan kemampuan berhitung
siswa khususnya pada materi perkalian akan mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Siklus I
Tindakan siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap- tiap pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran 3 x 35 menit, dilaksanakan pada
tanggal 23 Pebruari s.d. 24 Pebruari 2011. Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap
2 4
6 8
10 12
0-19 20-39
40-59 60-79
80-100 6
12 6
9 5
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
commit to user
41
siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mengadakan observasi terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar Matematika pada kelas II untuk mengetahui media, metode, strategi pembelajaran yang telah digunakan oleh guru, serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti juga mencatat hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing siswa.
Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data
awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 38 siswa kelas II terdapat 24 siswa atau sekitar 65,79 yang masih belum mampu berhitung perkalian. Hal ini
ditunjukkan dengan perolehan nilai siswa yang belum mencapai nilai 60 KKM. Oleh karena itu, peneliti dan guru kelas II mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu tiap pertemuan 3 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 23 Pebruari dan Kamis tanggal 24 Pebruari 2011.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 Kelas II. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
Matematika dengan menerapkan metode jarimatika sebagai berikut: 1
Mempelajari KTSP dan Silabus Kelas II SD Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. 2
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan beberapa indikator sebagai berikut:
3.1.1 Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang. 3.1.2 Mengalikan bilangan sampai dengan 100 dengan berbagai cara.
3.1.3 Menyelesaikan masalah yang mengandung perkalian.
commit to user
42
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilaksanakan dua kali pertemuan dan masing-masing pertemuan dalam waktu tiga jam pelajaran 3 x
35 menit. Adapun RPP siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 70. 3 Peneliti membuat LKS dan lembar evaluasi.
4 Membuat lembar observasi guru dan siswa. 5 Peneliti mempersiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera.
b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode jarimatika sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan.
1 Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Pebruari 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama
proses belajar mengajar berlangsung. Sebagai kegiatan awal guru dan siswa berdoa bersama, mengabsen siswa, mengecek persiapan belajar kelas dan
kesiapan siswa. Kegiatan inti dimulai dari tahap eksplorasi. Guru melakukan apersepsi
dengan cara mengajak siswa bernyanyi ”Satu Ditambah Satu” secara bersama-
sama dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa serta memotivasi dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada awal
pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang penjumlahan bilangan ”2 +
2 = ...., 3 + 3 + 3 =....” dan seterusnya. Kemudian guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa. Guru menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan berulang. Guru
mengadakan tanya jawab tentang contoh-contoh perkalian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru menyuruh beberapa siswa membuat soal
perkalian di papan tulis kemudian menyuruh siswa lain untuk mengerjakannya. Guru mengenalkan jarimatika dan mendemonstrasikan penggunaan jarimatika
untuk menghitung perkalian bilangan 6-10. Beberapa siswa diminta maju untuk menghitung perkalian dengan jarimatika.
commit to user
43
Pada tahap elaborasi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 2 siswa. Guru membagikan LKS dan tiap kelompok
mengerjakan. Setelah selesai, pada tahap konfirmasi tiap kelompok maju bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memperagakannya
dengan jarimatika. Kelompok yang lain menanggapi. Kelompok yang dinilai paling baik mendapat penghargaan berupa tanda bintang dari guru. Pada waktu
pelaksanaan ada dua kelompok yang dinilai guru menjawab dengan tepat dan paling cepat. Sehingga ada 4 anak yang memperoleh tanda bintang. Mereka
sangat bangga mendapatkan penghargaan dari guru. Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi. Setelah itu, guru
mengajak siswa mengoreksi pekerjaannya dan membahasnya bersama. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran Matematika.
2 Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2011. Pada
pertemuan yang ke-2 ini pembelajaran direncanakan dengan menggunakan metode jarimatika, materi yang diajarkan adalah mengalikan bilangan 6-10
dengan berbagai cara. Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Setelah itu guru melakukan presensi. Pada tahap eksplorasi, agar suasana kelas menjadi lebih semangat dan hidup, guru mengaj
ak siswa bernyanyi lagu “Belajar Di mana-mana. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
dalam pertemuan yang lalu dengan beberapa pertanyaan lisan. Guru menunjukkan sebuah gambar yang berkaitan dengan perkalian. Guru mengadakan tanya jawab
dengan siswa berkaitan dengan gambar. Selanjutnya, guru mengulangi demonstrasi penggunaan jarimatika kepada
siswa. Guru mendemonstrasikan formasi jarimatika bilangan 6-10 dengan menggunakan tangan dan meminta siswa untuk menirukan. Guru menjelaskan
cara mengerjakan soal cerita dengan menuliskan kalimat matematikanya terlebih dahulu. Guru meminta beberapa siswa untuk maju menuliskan kalimat
commit to user
44
matematika dari soal yang dibacakan guru dan meminta siswa untuk memperagakan jarimatika saat mengerjakan soal di depan kelas.
Pada tahap elaborasi, guru membagi siswa dalam kelompok dan masing- masing kelompok terdiri atas 2 anak. Guru memberi lembar kerja kelompok
kemudian meminta siswa mengerjakan. Dalam tahap konfirmasi, tiap kelompok maju secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan
memperagakannya menggunakan metode jarimatika. Kelompok yang paling terbaik mendapat penghargaan berupa tanda bintang dari guru. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila ada hal-hal yang kurang jelas. Pada kegiatan akhir, guru memberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan
secara individu. Setelah selesai, guru mengajak siswa membahas hasil evaluasi dan memberikan nilai. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran Matematika.
c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan teknik jarimatika, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan pengambilan foto dengan
kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik jarimatika pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh teknik jarimatika dalam meningkatkan kemampuan menghitung
perkalian di kelas II. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung. 1
Hasil Observasi Bagi Siswa Dari data observasi pada lampiran 6
halaman 81 dalam kegiatan pembelajaran di kelas II siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai
berikut:
commit to user
45
a Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dalam kategori
cukup. b
Perhatian siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru dalam kategori cukup. Siswa belum begitu antusias terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan. Namun, mereka cukup tertarik dengan penggunaan jarimatika.
c Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru dalam
kategori cukup. d
Siswa cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari siswa yang cukup bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru,
maju ke depan kelas, dan banyak menunjukkan jari saat guru memberikan pertanyaan.
e Keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat sudah
baik. f
Kerjasama dalam kelompok dalam kategori cukup. Tetapi siswa perlu lebih banyak belajar untuk lebih kompak dan mau membantu teman
yang sekelompok. g
Dalam mengerjakan tugas individukelompok, siswa kurang sungguh-sungguh. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, ada beberapa
siswa yang hanya mengandalkan temannya dan tidak mau berusaha untuk belajar.
h Keberanian siswa mempresentasikan hasil tugas dalam kategori
cukup. i
Kemauan dalam berdiskusi sudah baik. j
Rasa tanggung jawab terhadap kelompok dalam kategori cukup. Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran siklus I dalam kategori cukup. 2
Hasil Observasi Bagi Guru Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti sebagai guru. Dari data
commit to user
46
observasi pada lampiran 5 halaman 80 dalam siklus I selama dua kali pertemuan
diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut: a
Penampilan guru di depan kelas sudah dinilai baik oleh observer. b
Guru sudah menyampaikan materi dengan lancar, jelas, dan tidak terburu-buru.
c Guru sudah menggunakan media pelajaran dengan melibatkan siswa. d
Pengelolaan kelas dalam kategori cukup sehingga perlu terus ditingkatkan. Guru masih belum bisa mengendalikan kelas secara optimal,
sehingga konsentrasi siswa terhadap materi yang diberikan guru kurang. e
Cara guru merespon pertanyaan dan pendapat siswa baik. f
Guru sudah memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan guru dengan baik. Guru
juga menanggapi pendapat siswa dengan baik. g
Interaksi dengan siswa sudah baik, tetapi masih dapat ditingkatkan lagi.
h Kemampuan guru dalam memotivasi siswa berada dalam kategori
cukup, sehingga masih harus ditingkatkan. i
Bimbingan yang diberikan guru belum bisa menyeluruh. Beberapa anak yang masih mengalami kesulitan dalam penggunaan jarimatika
belum mendapatkan bimbingan sebagaimana mestinya. j
Pengelolaan waktu oleh guru masih rendah. Waktu untuk setiap tahap kegiatan yang sudah ditetapkan dalam RPP belum bisa dilaksanakan
sesuai rencana. k
Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kategori cukup.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa kinerja guru dalam kegiatan
pembelajaran siklus I dalam kategori sedang. d. Refleksi
commit to user
47
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan,
peneliti memperoleh temuan bahwa guru masih belum optimal karena guru belum dapat mengelola kelas secara optimal. Selain itu, guru belum dapat memotivasi
siswa secara menyeluruh dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa pada saat mengerjakan tugas secara kelompok hanya mengandalkan temannya dan tidak
mau berusaha untuk belajar. Anak yang pintar juga tampak ingin mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru dan enggan untuk mengajari temannya.
Apabila dicermati kegagalan siswa dalam menyelesaikan tugas pada saat proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal sebagai berikut: 1
beberapa siswa masih belum memahami pembelajaran dengan metode jarimatika, 2 beberapa siswa masih bingung tentang formasi jarimatika atau langkah-langkah
yang digunakan, karena merupakan hal yang baru, 3 pada saat mengerjakan tugas kelompok, beberapa siswa hanya mengandalkan temannya, 4 siswa yang pintar
cenderung ingin mengerjakan sendiri tugas dari guru dan enggan mengajarkan jarimatika pada temannya yang belum bisa, 5 masih ada anak yang memilih
menggunakan penjumlahan berulang, sedangkan penjumlahan yang dilakukan seringkali kurang tepat dan kurang teliti sehingga jawaban yang dihasilkan
seringkali salah. Proses pembelajaran pada siklus I masih belum bisa dilaksanakan secara
optimal. Tetapi berdasarkan hasil evaluasi dari siklus I dibandingkan dengan hasil evaluasi sebelum tindakan, tampak peningkatan yang sangat pesat. Adapun hasil
yang diperoleh siswa setelah menggunakan metode jarimatika pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 78. Data frekuensi hasil evaluasi Matematika
setelah menggunakan metode jarimatika pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas
II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom pada Siklus I No Interval Nilai Frekuensi
fi Nilai
Tengah xi fi.xi
Persentase Keterangan
1 80-100
21 90
1890 55,26
Tuntas
commit to user
48
2 60-79
7 69,5
486,5 18,42
Tuntas 3
40-59 8
49,5 396
21,05 Belum Tuntas
4 20-39
1 29,5
29,5 2,63
Belum Tuntas 5
0-19 1
9,5 9,5
2,63 Belum Tuntas
Jumlah 38
2811,5 100
Nilai rata-rata = 2961,5 : 38 = 73,98 Ketuntasan klasikal = 28 : 38 x 100 = 73,68
Dari tabel 3, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus I
2. Siklus II
Pada siklus I hasil pembelajaran kemampuan menghitung perkalian masih belum tuntas. Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan
ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki kelemahan- kelemahan pada siklus I.
Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 4 dan 12 Maret 2011 yang diikuti oleh 38 siswa. Alokasi waktu
5 10
15 20
25
0-19 20-39
40-59 60-79
80-100 1
1 8
7 21
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
commit to user
49
yang digunakan yaitu 3 x 35 menit. Kegiatan dari siklus II ini adalah sabagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa
ada peningkatan kemampuan berhitung siswa terhadap materi perkalian tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran Matematika pada materi perkalian. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran Matematika
menggunakan metode jarimatika sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada adalah sebagai berikut: memberikan arahan kembali kepada
siswa tentang formasi jarimatika atau langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode jarimatika, pada saat pembelajaran peneliti
meminta siswa maju secara individual dalam mendemonstrasikan formasi jarimatika dan menghitung perkalian dengan menggunakan metode jarimatika.
Selain itu, peneliti memberikan bimbingan secara individu kepada siswa yang masih belum menguasai jarimatika perkalian 6-10.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 Kelas II, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
Matematika dengan menerapkan metode jarimatika sebagai berikut: 1
Mempelajari KTSP dan Silabus Kelas II SD Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. 2 Peneliti bersama dengan guru merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP dengan beberapa indikator sebagai berikut: 3.1.1 Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang.
3.1.2 Mengalikan bilangan sampai dengan 100 dengan berbagai cara. 3.1.3 Menyelesaikan masalah yang mengandung perkalian.
commit to user
50
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilaksanakan dua kali pertemuan dan masing-masing pertemuan dalam waktu tiga jam pelajaran 3 x 35 menit.
Adapun RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 82 3 Peneliti dan guru membuat LKS dan lembar evaluasi.
4 Membuat lembar observasi guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran RPP yang
telah disusun. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.
1 Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2011. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah perkalian. Berikut ini dipaparkan
kondisi ril yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagai kegiatan awal guru dan siswa berdoa bersama, mengabsen siswa,
dan mengkondisikam kelas. Pada tahap eksplorasi, guru melakukan apersepsi dengan cara mengajak siswa
bernyanyi ”satu dikali satu” secara bersama-sama dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa serta memotivasi dan
mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang perkalian
bilangan ”1 x 1 = ...., 2 x 2 =...., 3 x 3
=....”. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, lalu mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang contoh perkalian dalam kehidupan
sehari-hari. Guru meminta beberapa siswa untuk membuat soal perkalian di papan tulis dan siswa lain yang mengerjakan. Guru mengingatkan tentang penggunaan
jarimatika untuk menghitung perkalian. Guru meminta siswa mendemonstrasikan formasi jarimatika, kemudian meminta beberapa siswa menghitung perkalian
dengan menggunakan jarimatika. Tahap elaborasi dimulai guru dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 2 anak. Guru memasangkan siswa yang belum menguasai jarimatika dengan siswa yang sudah menguasai jarimatika.
Guru membagikan lembar kerja kelompok dan meminta siswa yang sudah bisa jarimatika mengajari temannya yang belum bisa.
commit to user
51
Selanjutnya pada tahap konfirmasi, tiap kelompok mengumpulkan hasil kerjanya. Guru meminta tiap kelompok maju secara bergantian. Kelompok yang
lain menanggapi. Kelompok terbaik diberi penghargaan berupa tanda bintang oleh guru.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Hasil evaluasi dibahas bersama-sama dan dinilai oleh guru.
Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR yang berkaitan dengan materi.
2 Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2011. Pada pertemuan yang ke-2 ini materi yang diajarkan adalah mengalikan bilangan 6-10
dengan berbagai cara. Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Setelah itu guru melakukan presensi dan mengkondisikan kelas. Pada tahap eksplorasi agar suasana kelas menjadi lebih semangat dan hidup, guru mengajak
siswa bernyanyi lagu “Belajar Dimana-mana”. Guru menuntun siswa untuk menggali pengalamannya dari pertemuan yang lalu dengan beberapa pertanyaan
lisan. Guru memberikan masalah yang mengandung perkalian dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memecahkan masalah itu. Siswa mengulangi
formasi jarimatika. Beberapa siswa diminta maju untuk menuliskan kalimat matematika dan jawaban dari soal cerita yang dibacakan guru. Tiap siswa
diberikan lembar kerja individu. Siswa yang mengalami kesulitan dibimbing oleh guru.
Setelah selesai mengerjakan tugas individu, pada tahap elaborasi siswa diminta berkelompok terdiri dari 4-5 anak. Siswa dalam satu kelompok saling
mengoreksi jawaban dari temannya. Masuk pada tahap konfirmasi, setiap siswa mengumpulkan hasil kerjanya kemudian guru meminta setiap siswa maju secara
individu. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang maju. Siswa yang menjawab paling cepat dan paling benar mendapat penghargaan berupa tanda
bintang dari guru.
commit to user
52
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Hasil evaluasi dibahas bersama-sama dan dinilai oleh guru.
Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR yang berkaitan dengan materi. c.
Observasi Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap,
perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar dengan metode jarimatika pada materi perkalian. Dari hasil
observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II selama dua kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:
1 Hasil Observasi Bagi Siswa
Dari data observasi pada lampiran 10 halaman 93 dalam kegiatan pembelajaran di kelas II siklus II selama dua kali pertemuan diperoleh
hasil observasi sebagai berikut: a
Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran dinilai sangat baik oleh observer. Hal ini karena banyak siswa yang sudah terampil
menggunakan jarimatika setelah mereka terus berlatih dengan senang hati.
b Perhatian siswa terhadap pelajaran yang disampaikan guru sangat baik.
c Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru dalam
kategori baik. Siswa tampak semangat menggunakan jarimatika karena mereka tidak perlu lagi melakukan penjumlahan berulang.
d Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak dari siswa
yang cukup bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru, maju ke depan kelas, dan banyak menunjukkan jari saat guru memberikan
pertanyaan. e
Keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat sangat baik. Banyak siswa yang bertanya jika mengalami kesulitan.
f Kerja sama dalam kelompok sangat baik. Siswa yang sudah mahir
jarimatika merasa senang apabila dapat membantu temannya yang belum terampil menggunakan jarimatika.
commit to user
53
g Dalam mengerjakan tugas individukelompok, siswa tampak
bersungguh-sungguh dan dinilai sangat baik oleh observer. h
Keberanian siswa mempresentasikan hasil tugas dalam kategori sangat baik. Banyak yang sudah menguasai jarimatika sehingga saat diminta
maju, mereka sangat antusias. i
Kemauan dalam berdiskusi baik. j
Rasa tanggung jawab terhadap kelompok sangat baik.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II dalam kategori baik.
2 Hasil Observasi Bagi Guru
Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti sebagai guru. Dari
data observasi pada lampiran 9 halaman 92 dalam siklus II selama dua kali
pertemuan diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut: a
Penampilan guru di depan kelas dinilai sangat baik oleh observer. b
Guru sudah menyampaikan materi dengan lancar, jelas, dan tidak terburu- buru.
c Pengelolaan kelas sudah baik, sehingga suasana kelas dapat terkontrol
dengan baik. d
Cara guru merespon pertanyaan dan pendapat siswa baik. e
Dalam memberikan pujian dan perayaan keberhasilan siswa sudah baik. Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil
mengerjakan tugas dari guru dengan baik. f
Interaksi dengan siswa sudah baik. g
Kemampuan guru dalam memotivasi siswa berada dalam kategori sangat baik.
h Guru sudah memberikan bimbingan secara menyeluruh, baik bimbingan
individu maupun kelompok.
commit to user
54
i Pengelolaan waktu oleh guru cukup baik.
j Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru cukup baik.
Berdasarkan data di atas dapat ditunjukkan bahwa kinerja guru dalam kegiatan
pembelajaran siklus II dalam kategori baik. d.
Refleksi Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap
deskripsi data seperti yang dilaksanakan pada siklus I. Pada siklus I kemauan siswa untuk menerima pelajaran masih kurang terlihat, siswa masih belum
begitu antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan, siswa kurang aktif bertanya dan berpendapat, keberanian siswa maju masih kurang karena
mereka belum terbiasa menggunakan jarimatika. Namun pada siklus II kemauan siswa untuk menerima pelajaran cukup tinggi karena siswa lebih
antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan, keaktifan siswa menjawab pertanyaan guru berada dalam kategori tinggi, keberanian siswa maju dalam
melakukan kegiatan unjuk kerja sudah tinggi. Demikian juga dalam mengerjakan soal perkalian dengan menggunakan metode jarimatika, siswa
sudah tidak mengalami kesulitan, secara keseluruhan siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Kemampuan siswa dalam menghitung
perkalian juga sudah meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa setelah
menggunakan metode jarimatika pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 90. Data frekuensi hasil evaluasi Matematika setelah menggunakan
metode jarimatika pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.
commit to user
55
Tabel 4. Data Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
fi Nilai
Tengah xi fi.xi
Persentase Keterangan
1 80-100
27 90
2430 71,05
Tuntas 2
60-79 6
69,5 417
15,79 Tuntas
3 40-59
5 49,5
247,5 13,16
Belum Tuntas 4
20-39 29,5
Belum Tuntas 5
0-19 9,5
Belum Tuntas Jumlah
38 3094,5
100 Nilai rata-rata = 3094,5 : 38 = 81,43
Ketuntasan klasikal = 33 : 38 x 100 = 86,84 Dari tabel 4, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10. Grafik Nilai Kemampuan Menghitung Perkalian Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 3 Pringanom Pada Siklus II
Dari hasil penelitian silklus II, maka peneliti mengulas bahwa berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil bila rata-rata prestasi
belajar siswa secara individu menunjukkan nilai minimal 60 dan ketuntasan secara
5 10
15 20
25 30
0-19 20-39
40-59 60-79
80-100 5
6 27
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
Interval Nilai
commit to user
56
klasikal minimal 80 dilihat dari nilai rata-rata kelas pada materi perkalian. Pembelajaran Matematika menggunakan metode jarimatika sudah berhasil tetapi
apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM masih ada siswa yang belum tuntas. Jadi kesimpulannya hasil penelitian siklus II sudah dapat dikatakan
berhasil, sebab jumlah siswa secara individu yang mendapatkan nilai sekurang- kurangnya 60 KKM sudah mencapai 80 dan secara klasikal nilai rata-rata
siswa dikategorikan lebih dari cukup bahkan dapat dikatakan baik. Ditunjukkan pula oleh peningkatan terhadap kemampuan menghitung perkalian yang
signifikan. Dari fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada siklus II.
C. Deskripsi Hasil Penelitian