commit to user
21
ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotak-atik jari-jari tangan kanan dan kirinya secara seimbang. Jarimatika mengajak peserta
didik untuk dapat mengaplikasikan operasi hitung dengan dengan cepat dan akurat menggunakan alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus banyak
menghafalkan semua hasil operasi hitung tersebut. 4
Praktis dan efisien. Dikatakan praktis karena alat hitungnya jari maka selalu dibawa kemana-mana. Alatnya tidak akan pernah ketinggalan dan
tidak akan disita apalagi diambil, jika si anak ketahuan memakai Jari-jari sebagai alat hitungnya pada saat ujian. Efisien karena alatnya selalu
tersedia dan tidak perlu dibeli. 5
Penggunaan “Jarimatika” lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu
secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara fun, sehingga anak-anak akan merasa senang dan
gampang bagaikan “tamasya belajar”. 6
Pengaruh daya pikir dan psikologis karena diberikan secara menyenangkan maka sistem limbik di otak anak akan senantiasa terbuka
sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru. Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik
maupun secara fungsional, sehingga otak bekerja lebih optimal. Tidak memberatkan memori otak, sehingga anak menganggap mudah, dan ini
merupakan step awal membangun rasa percaya dirinya untuk lebih jauh menguasai ilmu matematika secara luas.
e. Formasi Jarimatika Perkalian
Sebelum mengajarkan anak untuk menggunakan metode jarimatika dalam perkalian, anak perlu dibimbing untuk memahami konsep dasar tentang
perkalian terlebih dahulu. Di bawah ini merupakan langkah-langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar bilangan 6-10:
1 Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu perlu memahami
angka atau lambang bilangan. 2 Setelah itu, siswa mengenali konsep operasi perkalian.
commit to user
22
3 Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi. 4 Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.
Pengenalannya dengan praktek secara langsung yaitu siswa diminta mengangkat jari-jarinya ke atas kemudian mendemonstrasikan formasi jari
tangan yang digunakan dalam jarimatika seperti pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Formasi Jarimatika Perkalian 6-10 5 Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan
sebagai berikut :
Rumus: T1 + T2 + B1 x B2
Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang ditutup puluhan
T2 = jari tangan kiri yang ditutup puluhan
B1 = jari tangan kanan yang dibuka satuan
B2 = jari tangan kiri yang dibuka satuan
commit to user
23
7 Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan mendemonstrasikan
menggunakan jari tangan. Guru mengajarkan dengan pelan-pelan dan menyenangkan sehingga siswa dapat memahami dengan baik penggunaan
metode jarimatika. Contoh:
Gambar 2. Formasi Berhitung Perkalian Tangan kanan 7 : kelingking dan jari manis ditutup dilipat.
Tangan kiri 8 : kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup dilipat.
7 x 8 dapat diselesaikan sebagai berikut:
Jari yang ditutup bernilai puluhan, dijumlahkan. Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan.
Formasi Jarimatikanya adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Contoh Formasi Jari Berhitung dengan Jarimatika
commit to user
24
7 x 8 = T1 + T2 + B1 x B2
= 20 + 30 + 3 x 2 = 50 + 6
= 56 7 Ajak siswa terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk menghafal
lambang-lambang jarimatika. 8 Melakukan latihan secara rutin dengan demikian anak merasa senang
tanpa ada paksaan untuk menghafal.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Yogi Karismasari. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Perkalian Dengan Teknik Jarimatika pada Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri Tegaldowo Tahun Pelajaran 20092010. Dari hasil penelitiannya
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Perbedaan
penelitian Yogi dengan penelitian ini adalah pada subjek, lokasi, dan waktu penelitian. Selain itu, Yogi menyebut jarimatika sebagai suatu teknik,
sementara dalam penelitian ini lebih cenderung menyebut jarimatika sebagai suatu metode.
2. Khusnul Khotimah. 2009. Pembelajaran Berhitung Dengan Menggunakan Jarimatika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berhitung
Siswa MIM Candirejo Ngawen Klaten. Dari hasil penelitinnya ditemukan bahwa penggunaan metode jarimatika selain dapat meningkatkan kemampuan
berhitung siswa juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada subjek, lokasi, waktu, dan tujuan. Tujuan
dari penelitian Khusnul adalah untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan berhitung secara keseluruhan. Sedangkan dalam penelitian ini
tidak dibahas mengenai peningkatan motivasi, selain itu tujuannya lebih spesifik yaitu untuk meningkatkan kemampuan menghirung perkalian.