44
perusahaan menjadi laba ditahan dan dividen tergantung pada RUPS dan kondisi perusahaan.
42
Dividend payout ratio seringkali dikaitkan dengan signalling theory.
43
Dividend payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena
mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor
memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen.
44
C. Kerangka Teori
Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah terdaftar di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar outstanding
securities. Harga saham dapat juga didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh
harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan closing price yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan
terakhir untuk suatu periode.
42
Farid Arif dan Nur Indriantoro, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Pasar Pasar
terhadap Pengumuman Dividen Saham ”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.13 No. 4
2007 : h. 48-69.
43
Jogiyanto Hartono, Teori Portfolio dan Analisis Investasi Ed. 5, Yogyakarta: BPFE, 2007, h. 233.
44
Brav et al, “Payout policy in the 21
st
Century ”, Journal of Financial Economics. Vol.77
2003 : h. 483-527.
45
Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya yang
didasarkan atas hasil analisis fundamental dan teknikalnya.
45
Analisis fundamental mencakup rasio kinerja keuangan emiten baik merupakan rasio profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas dan rasio lainnya yang juga dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Abdul Halim dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga pasar saham atau
stock’s market value melampaui nilai instrinsik saham
stock’s book value, maka saham tersebut dinilai overvalued harganya terlalu tinggi. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya
dihindari untuk dibeli atau segera menjual saham tersebut karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar.
Kedua, apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Pada
kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. Kondisi saham pada tingkat ini
ditanyakan aman, tetapi karena keseimbangan antara harga pasar dengan harga intrinsiknya maka sebaiknya pemegang saham yang ingin menjual saham nya
lebih baik menunggu karena pada kondisi ini penjual tidak mendapatkan keuntungan atas penjualan sahamnya. Ketiga, apabila harga pasar saham lebih
45
Abdul Halim, Analisis Investasi Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat.2005, h.31.